Kirana dan Tari sampai di lahan itu, ternyata para warga begitu semangat mengerjakan tugasnya. Babat semak dan beberapa pohon telah selesai di kerjakan, mereka sedang menyusun dan memindahkan bebatuan untuk pondasi bangunan. Para pekerja berhenti sejenak ketika Kirana datang, mereka tersenyum kemudian memberikan hormat pada Kirana. Tari sangat senang melihatnya, beruntung sekali dirinya bisa berjalan di belakang Ndoro Putri.
"Tari, kenapa kau lama sekali?! Sini bambu airnya. Aku haus." ucap Mayang tiba-tiba menghampiri Tari begitu saja tanpa merasa bersalah, bahkan ia sama sekali tidak melihat ada Ndoro putrinya di depannya.
"Maaf Mayang, aku istirahat dulu di jalan tadi" ucap Tari kemudian menyodorkan satu bambu air dengan tangan kanannya.