Melihat Panji yang sudah tidak sadarkan diri, Arini punya ide untuk lari dari laki-laki itu. Dia tidak mau dirinya dan anaknya kenapa-kenapa bila bersama Panji. Akhirnya dia berniat untuk kabur dan meninggalkan Panji disana sendirian.
"Aku harus pergi dari sini."Arini cepat-cepat beranjak dan langsung membuka pintu kamar Panji dengan kunci. Akhirnya Arini bisa keluar dan kamar Panji.
Arini melihat kesekelilingnya. Terlihat begitu asing sekali baginya. Kanan kirinya hanya tembok dan beberapa pintu saja disana. Entah kenapa langkah semakin menjauhi kamar Panji, hatinya terasa begitu berat sekali. Dia sendiri merasa aneh.
"Kenapa aku malah kepikiran sama dia. Seharusnya aku kan lega dan senang bisa lari dari dia. Tapi ini malah kebalikannya."benak Arini terus memikirkan Panji sambil berjalan menjauhi kamar Panji. Dan langkahnya malah semakin pelan gara-gara tidak fokus.