บท 258: Jangan selalu pikirkan kebahagiaan kami Nak.

Kami semua hening beberapa saat, ketika Madam Sif menatap kearah Amarilis. saat itulah Madam Sif memegang tangan Amarilis dan meremasnya perlahan. "Anak cantik, Terimakasih ya." Setelah itu madam Sif melepaskan tangannya dari Amarilis.

Reiko menatap ke arah punggung tangan Amarilis, terlihat bekas tangan itu sedikit memerah di kulit Amarilis yang putih.

"Aku pergi dulu ya, Terimakasih sudah menyambutku disini." kata Madam Sif, dia benar-benar pergi setelah mengatakan hal yang tidak di mengerti oleh Reiko dan yang lainnya.

ketika pintu ruangan tertutup, Reiko menatap Mommy dan Daddynya. mereka terlihat menghela nafas lega.

"Darimana dia bisa tau mansion kita Dad?." Tanya Reiko.

"Amarilis yang membawanya kemari." ujar Ramel dengan suara pelan, Ramel meminum teh hangat yang tidak lagi hangat itu.

"Ama? Darimana kau bisa mengenalnya? Apakah dia mengatakan sesuatu Yang aneh-aneh? hingga membuatmu membawa orang asing itu ke rumah kita?." Tanya Reiko dengan nada serius.