ดาวน์โหลดแอป
40% 13 Kali | Chanyeol & Wendy / Chapter 6: 5th Time

บท 6: 5th Time

LAGI jalan-jalan di koridor, habis dari kantin, tiba-tiba, Chanyeol disuguhi barang dari tangan Krystal.

Tak ayal, cowok itu langsung kelabakan. Melihat Wendy hampir lewat, dia menarik tangannya dan bilang, "Eh, sori, Tal, gue udah punya pacar."

Wendy memandang Chanyeol dengan heran minta ampun. Nyaris aja tangannya mau mukul, kalau dia gak ngelihat sesuatu di tangan Krystal.

Oh, Krystal menyatakan cinta? Terus, Chanyeol gak mau terima, makanya dia pura-pura pacaran?

Ya udah, sekali-kali Wendy bantuin, deh.

Dalam hatinya, mereka berdua berdebar gak jelas. Pura-pura pacaran begini, kok, malah jadi kayak pacaran beneran?

Lho—tapi, buat apa juga Wendy menyelamatkan Chanyeol?

Dahi Krystal mengerut hampir menautkan alisnya sendiri. "Apaan, sih?"

Melihat reaksi Krystal, Chanyeol dan Wendy sontak kebingungan. Kenapa cewek ini jadi ketus begitu, nadanya?

"Lo geer, ya," ujar Krystal, sesaat kemudian tertawa kencang. "Maksud gue, ini, tolong, titip buat Kai. Ini undangan dari kakak gue yang mau kawinan, minggu depan."

Tangan yang tadinya saling taut itu lepas begitu saja, menyisakan keringat dingin.

Chanyeol merampas undangan itu dari Krystal. "Ya udah, siniin! Kirain lo mau nembak gue."

Krystal menutup mulut dengan kedua tangan karena terkejut sama situasi yang ditemukannya. "Jadi, sesuai gosipnya, kalian berdua emang beneran pacaran? Akhirnya, gak sia-sia gue mengamati kalian dari SMP!"

Menutup-nutupi canggung, Chanyeol mengangguk mantap. "Iya, nih!"

Bersamaan dengan itu, Wendy menggeleng. "Enggak!"

Chanyeol membantah, "Belum. Tapi, bentar lagi, kok. Ya, 'kan, Wen? Lo mau, 'kan, pacaran sama gue?"

Gadis itu membawa tungkainya cabut dari tempat. Seluruh tubuhnya mendingin gara-gara grogi.

Wendy gak paham. Tingkah Chanyeol memang dari dulu aneh—tapi gak pernah seaneh belakangan ini! Dia, tuh, kenapa, sih?

"Wen, tungguin," panggil Chanyeol yang langsung mengejar langkah Wendy. "Bentar, jangan marah, dong."

Kaki-kaki Wendy geser di pinggir koridor supaya gak nutupin jalan. Tangannya bersedekap di depan dada dan memandang Chanyeol dengan wajah supermarah.

"Udah, ya! Gue udahan, deh, sama bercandaan lo yang makin hari makin gak jelas!" marahnya langsung. "Kalau lo masih mau temenan sama gue, berhenti bikin gue malu!"

Chanyeol bergeming sejenak. Lalu, dia menjangkau tangan Wendy untuk digenggamnya. "Wen, gue gak pernah bercanda soal perasaan gue. Kenapa lo gak pernah mandang gue serius, sekali aja, sih?"

Mata Wendy yang tadi menyorot ganas, mulai berubah. "Maksudnya?"

"Ya, gitu, deh."

"Gitu, deh, apaan?"

"Ya, gitu..."

Mendengar Chanyeol meloloskan ketawa kecil dari mulutnya, bukannya luluh, Wendy malah tambah gedek. "Tuh, 'kan!"

Ditepis tangan Chanyeol olehnya, setelah itu dia pergi dengan mengegah langkah besar-besar–ultramarah.

"Jangan deketin gue!" kata Wendy, setelah melihat bayangan Chanyeol mendekatinya dari belakang.

"Wen..."

Chanyeol membuang napas cuma-cuma. Bahunya turun karena hilang harapan.

Masih ada Krystal yang menonton dari samping. Melihat itu, Chanyeol mengepalkan tinju dan melayangkannya di udara, seolah-olah ingin menjotosnya.

"Elo, sih, Tal," tudingnya bete.

"Lah, kok, gue? Itu, 'kan, lo aja yang bodoh, bego, dan tolol!"

Chanyeol pergi meninggalkan Krystal yang masih cekikikan.

Yah, Wendy jadi marah, deh...


ความคิดของผู้สร้าง
nebulusventus nebulusventus

AAAAAAA lagi-lagi, gue yang malu... :(

Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C6
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ