ดาวน์โหลดแอป
22.58% A Perfect Means (Open PO) / Chapter 7: Ch.6: Revenge

บท 7: Ch.6: Revenge

Jangan lupa Vote dan Komennya ya.😉😉

Happy Reading.😊😊😊

-

-

-

-

-

"Taehyung, Taehyung kau di mana saeng?" terdengar suara Yoongi yang kini tengah mencari sosok Taehyung yang tadi melarikan diri ke taman yang ada di aula tempat mereka berada saat ini.

"Aish anak itu, padahal memakai kursi roda tetapi bisa menghilang secepat ini. Jangan sampai sesuatu terjadi padanya!!" cemas Yoongi dan kembali mengedarkan pandangannya lagi di sekitaran taman tersebut yang cukup luas.

Di sisi lain, seorang namja yang terlihat tengah duduk di atas kursi rodanya tampak sedang menitikkan air matanya sedih.

Sendiri, terkadang bahunya terlihat naik turun, berusaha sebisa mungkin meredam isakannya yang tak akan kunjung berhenti jika ia melepaskan semua rasa sesaknya saat ini.

"Hiks hiks, terlahir cacat seperti ini juga bukanlah keinginanku appa, hyungdeul. Kenapa disaat orang lain tengah menyudutkanku kalian semua juga justru dengan teganya membiarkan mereka tanpa ada niat membantuku sama sekali. Rasanya sesak eomma ... eomma bantu aku??" isaknya pelan sembari menghapus air matanya dengan kasar.

Sementara itu, Yoongi di lain sisi akhirnyapun telah berhasil menemukan Taehyung yang tengah bersembunyi di balik sebuah pohon yang sangat besar.

Melihat bahu adiknya yang bergetar, mau tak mau hal tersebut membuat perasaan Yoongi miris.

"Kalau bisa, aku juga sebelum lahir pasti akan memilih untuk tidak terlahir ke dunia ini jika mereka dengan kejamnya memperlakukan aku seperti ini eomma!!"

"Eomma, apakah lahirnya Tae di dunia ini juga merupakan sebuah kesalahan sama seperti yang dikatakan oleh Hoseok hyung?" monolog Taehyung sembari mendongakkan kepalanya melihat awan biru yang terlihat bersih di atas sana.

"Grep....!!" Taehyung yang sejak tadi menangis, iapun sedikit tersentak begitu seseorang tiba-tiba mendekap dirinya.

"Yoon---Yoongi hyung??" tanyanya memastikan, sebab posisi Yoongi yang memeluk bahunya dari belakang.

"Mian saeng ... mian!! Maaf jika hyung tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantumu. Mian ... jika bisa, hyung juga ingin melindungimu dari mereka saeng," hirau Yoongi, dan justru ikut terisak.

"Eh, apa maksudmu hyung?" ujar Taehyung bingung.

"Mereka....!" gumam Yoongi tak melanjutkan.

"Ah!! Hehe, gwenchana (tidak apa-apa) hyung. Aku sudah terbiasa kok," pura-pura Taehyung dan memutar balik kursi rodanya guna berhadapan dengan sang kakak.

"Pasti dia juga dulu menangis sendiri begini saat kami terus mengabaikan dan mencacinya. Astaga .... kakak apa aku ini?" sesal Yoongi dan semakin terisak.

"Hehe, kenapa kau jadi cengeng begini sih hyung?? Sangat tidak cocok tau dengan wajahmu yang dingin," kelakar Taehyung, berusaha menghibur Yoongi.

"Hei, kenapa jadi kau yang justru menghibur hyung! Kau ingin tampak keren ya?" kekeh Yoongi, dan membuat Taehyung tertawa.

"Majayo (benar sekali). Jadi, apa sekarang aku sudah terlihat keren hyung?" bangga Taehyung dan menampakkan cengiran khasnya.

Melihat hal tersebut, mau tak mau hati Yoongipun menghangat.

"Tuhan ... adikku sangat tegar dan kuat. Orang seperti ini, kenapa tega sekali kami menyakitinya?" batin Yoongi.

"Hyung, kenapa hyung jadi melamun? Aku keren tidak?" tagih Taehyung.

"Eh iya! Mian ... kau keren kok" puji Yoongi dan mengangkat kedua ibu jarinya.

"Jinjja? Hyung tidak bohong kan?" curiga Taehyung dan memicingkan matanya.

Melihat hal tersebut, Yoongipun kembali terkekeh.

"Anieyo, hyung bersungguh-sungguh kok. Kau sangat keren Taehyungie. Adik hyung yang paling keren," ujar Yoongi lagi, seraya kali ini mengusap-ngusapkan tangannya pada rambut Taehyung yang lebat.

"Hehe, gomawo hyungie!" senang Taehyung dan tersenyum lebar.

"Teruslah tersenyum seperti ini saeng. Dan hyung berjanji, hyung tidak akan membiarkanmu menangis sendiri lagi seperti ini. Hyung akan melindungimu," tekad Yoongi.

-

-

-

-

-

Malam harinya, In sung dan kedua anaknya beserta Jung Kook yang tengah digendong oleh Jinpun tampak mulai memasuki rumah mereka di mana Taehyung sudah menunggu mereka.

"Hai appa, hai hyungdeul, selamat datang!" sambut Taehyung sembari tersenyum lebar.

Berbanding terbalik dengan sang appa dan hyungdeulnya yang justru bermuka masam.

"Seokjin, bawa Jung Kook segera ke kamar didekat kalian. Appa ingin mengganti baju dulu," perintah In sung yang mengabaikan Taehyung di depannya.

Sementara Jin yang diperintah, segera saja ia pun menurut dengan Hoseok yang mengekor di belakangnya.

"Appa, apa appa ingin makan malam?? Kebetulan Lee ahjumma tengah memasakkan japchae makanan kesukaan appa. Jika appa mau, aku akan meminta Lee ahjumma untuk menyiapkannya di meja makan," kata Taehyung lagi sembari mengikuti langkah sang ayah menuju kamar In Sung yang memang berada di lantai dasar sama seperti Taehyung.

Tak ada jawaban, bahkan In Sung hanya melenggang santai sembari berjalan terus ke arah kamarnya.

"Ah, sepertinya appa ingin makan nanti saja ya?? Maja, appa pasti sangat kelelahan sekarang. Jangan khawatir, nanti akan aku panaskan untuk appa," celoteh Taehyung penuh semangat.

"Ne appa, tadi aku.....!" lanjut Taehyung, kala tiba-tiba saja In Sung berbalik dan menghadapnya.

"APPA ... APPA!! Kau bisa tidak sih berhenti memanggilku ANAK CACAT??" bentak In Sung keras. Taehyung bahkan sampai terlonjak kaget dibuatnya.

"A ... appa!"

"JANGAN MEMANGGILKU APPA KUBILANG," bentak In Sung lagi. Kali ini, Taehyung pun langsung menunduk takut.

"Astaga ... anak sialan ini," ujar In Sung frustasi.

"Mian appa. Mian aku menganggu appa," sesal Taehyung.

"Grep!" cengkram In Sung tiba-tiba, memegang kedua pundak Taehyung begitu kencang.

"KAU ... APA KAU BELUM PUAS MEMBUATKU MALU DIDEPAN REKAN-REKAN BISNISKU TADI HAH??" maki In Sung.

"Ta--tapi appa, aku, aku tadikan...!!" gentar Taehyung, namun segera dipotong oleh In Sung lagi.

"Apa ... apa?? KAU MASIH BERANI UNTUK MENJAWAB LAGI HAH!!" teriak In Sung dengan mata yang mendelik tajam pada Taehyung.

"Mian appa, aku tidak bermaksud membuatmu malu seperti itu tadi!!" jawab Taehyung pelan, sementara matanya mulai memanas.

"Hei anak cacat," lanjut In Sung sembari kali ini mencengkram rahang Taehyung dengan begitu kuat, memaksa si empunya agar menatap kedua matanya.

"Kau, kau mungkin melupakan satu hal karena aku membiarkannya saja selama ini. Tapi camkan kata-kataku, kau ... KAU JANGAN PERNAH LAGI MUNCUL DI DEPAN UMUM JIKA BUKAN AKU YANG MEMINTANYA. ARRASO?!" murka In Sung akhirnya, yang berhasil membuat pertahanan Taehyung luntur dan tanpa sadar mulai menitikkan air mata di pipinya yang memucat.

"Appa ... appa mianhae!! Tapi, tapi bukankah aku ini juga anak appa. Kenapa appa begitu membenciku eoh??" isak Taehyung pelan.

Sementara itu, In Sung tanpa disangka-sangkapun dengan refleks mendorong sang anak hingga menyebabkan Taehyung terjatuh dari kursi rodanya.

"Brakk....!" suara kursi roda yang terhempas dan disusul suara Taehyung yang meringis.

"A...!"

"Dengar anak cacat," potong In Sung dingin, "Kau, Apa kau telah melupakan kejadian 10 tahun silam?? Tentu kau masih mengingatnya bukan??" ujar In Sung yang kini kembali mencengkram rahang Taehyung penuh amarah.

Lain halnya dengan sang anak, mata Taehyung yang sedari tadi tak berhenti mengucurkan air matapun seketika membola sebab perkataan ayahnya tersebut.

"Eom ... eomma!!" cicitnya pelan, dan sedikit kesusahan sebab dicengkram begitu kuatnya oleh sang ayah.

"Benar. Kau ingat kan siapa pembunuh ibumu?" hardik In Sung kejam.

"A--appa!!" isak Taehyung.

"Kau ... kaulah pembunuh eommamu anak cacat. Sebab karena kau, kaulah yang menyebabkan ia menderita dan menghabiskan seumur hidupnya dalam kesakitan. Kau ... KAULAH PENYEBABNYA ANAK CACAT!" teriak In Sung serta menghempas kasar anaknya yang tanpa sengaja mengenai pegangan kursi roda yang tadi terhempas dan cukup menimbulkan suara yang cukup kuat.

"Ap---ppa?" panggil Taehyung lemah dengan pandangan berkunang-kunang.

"Kau tak seharusnya lahir di dunia ini anak cacat. Jika saja kau tak ada, eommamu pasti sudah akan berada di sini bersamaku dan hyungdeulmu. Tapi sebab karena kau," isak In Sung tergugu.

"Appa ... appa mianhae ... mianhae appa!" isak Taehyung memohon ampun dan berusaha menyeret kakinya mendekati sang ayah.

"Kau--kau penyebabnya Taehyung. KAU ... KAU ... KAU! KAULAH ANAK CACAT. KAU," amuk In Sung, dan kembali menghempaskan tubuh sang anak yang baru saja berhasil memeluk kakinya.

"Appa ... hiks appa mianhae. Jeongmal mianhae!!" rintih Taehyung.

Sementara In Sung yang masih berdiri, kini ia pun hanya memasang pandangan jengah ke arah Taehyung.

"Appa ... appa mianhae....??" ujar Taehyung lagi begitu serak.

"Appa ... appa jeongmal mianhae. Maafkan aku appa?? aku--aku benar-benar minta maaf sebab membuatmu menderita appa. Mianhae appa ... maafkan aku yang menyebabkan appa kehilangan eomma. Maafkan aku yang membuatmu tersiksa. Mian appa, mian," mohon Taehyung tak berhenti.

"Berhentilah ... berhentilah meminta maaf sialan. Bahkan jika kau telah meminta maaf beribu kalipun, tetap saja itu tidak akan membawa sosok Hara kembali padaku. Apa kau mengerti?" hardik In Sung, yang bahkan kali inipun ikut meneteskan air matanya tanpa sadar begitu saja.

Sementara Taehyung yang melihat appanya menangis, entah kenapa itu semakin membuatnya terluka.

"Appa ... appa jeongmal mianhae. Aku tidak pernah bermaksud menyakiti hatimu appa. Mian .... jeongmal jeongmal mianhae," isak Taehyung lagi.

Tak sanggup lagi mendengarnya, In Sungpun pergi berlalu begitu saja meninggalkan sang anak. Bahkan ia tak peduli sama sekali dengan sosok tersebut yang sudah sangat terlihat mengenaskan lagi menyedihkan.

Tak hanya berdua, rupanya seorang pemuda yang lain sudah menjadi penonton sejak pertengkaran itu berlangsung. Terlihat sangat geram, sosok tersebut bahkan hingga mengepalkan kedua tangannya dengan begitu erat.

"Dasar anak sialan, kaulah pembunuh eommaku. Lihat saja, sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkanmu. Taehyung, mulai dari sekarang aku bersumpah, bahwa aku akan membuatmu merasakan penderitaan lebih dari yang telah kau rasakan selama ini. Kau tunggu saja anak cacat, " katanya geram dan segera pergi dari sana.

Tbc

jangan lupa vote sama commentnya ya chingu. 😘


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C7
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ