Bab 17: Dibawah Langit Biru
Rich dan Nara sedang berada di ruangan komandan FBI Spanyol. Mereka sedang membahas pembisnis ilegal yang sudah menjadi-jadi. Siapa lagi kalau bukan Daniel Fernandez dan Mr. Tekker.
"Daniel Fernandez, saya sudah bosan mendengar namanya. Tindakannya sudah terlalu jauh. Pihak polisi, biro, bahkan FBI belum bisa menangkapnya" Komandan FBI mulai memarahi mereka berdua.
Rich dan Nara hanya bisa tertunduk diam dan mendengarkan amarah komandan.
"Rich! Saya ragu dengan pangkat mu! Bagaimana bisa kamu mendapatkan pangkat letnan kolonel sedangkan kamu saja belum bisa menangkap Daniel. Yang saya tahu setelah pangkat letnan kolonel kamu pasti akan di promosikan menjadi kolonel dan bisa jadi kamu akan menjadi komandan FBI tingkat kota!!" Bentak komandan.
"Saya sudah berusaha pak!" Rich membela dirinya.
"Saya tidak peduli!! Saya ingin Daniel Fernandez ditangkap secepatnya!!" Perintah komandan.
"Siap pak!!" Rich menyahut.
"Letnan Nara atau sekarang sudah jadi Captain Nara! Kenapa kamu belum juga menangkap Mr. Tekker!!" Bentak komandan.
Nara tak menyahut dan hanya tertunduk diam.
"Tahun lalu kau gagal menangkap Rich gadungan itu! Malah yang berhasil menangkapnya adalah Gisel yang masih terbilang baru di FBI, walaupun ia di bantu oleh letkol Rich" kata komandan.
"Saya akan berusaha lebih keras lagi pak!" Kata Rich.
"Memang harus begitu. Apa suamimu mengizinkan kamu untuk masih bekerja di FBI tidak?" Tanya Komandan.
Nara menatap Rich sekilas lalu kembali menatap komandan.
"Dia tidak keberatan dengan pekerjaanku" jawab Nara.
"Kalau begitu sekarang pergi dan tangkap Daniel dan Mr. Tekker!!" Perintah komandan dengan suara tinggi.
Rich dan Nara langsung memberi hormat lalu keluar dari ruangan komandan.
"Nara, malam ini kamu harus pulang cepat" ucap Rich saat mereka berjalan keluar gedung FBI.
"Bukannya kamu yang sering pulang terlambat?" Kata Nara.
"Hari ini aku akan pulang cepat" ucap Rich cuek.
"Ada apa? Kenapa kamu bakal cepat pulang hari ini?" Tanya Nara.
"Ada makan malam di rumah Daddy. Semua keluargaku hadir di sana malam ini. Jadi kita juga harus datang" jawab Rich
"Tumben, ada acara apa?" Tanya Nara lagi.
"Penetapan tanggal pernikahan Dom dan Shelly. Kamu harus sudah siap nanti malam" Rich membukakan pintu mobil untuk Nara. Nara hanya mengangguk lalu masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Rich.
Malam harinya Rich dan Nara sudah siap untuk pergi ke rumah Daddy Rich untuk menghadiri acara makan malam keluarga. Rich memakai suit berwarna abu-abu sedangkan Nara memakai dress selutut berwarna abu-abu.
Saat diperjalanan mereka hanya mengobrol sebentar, seperti menanyakan kabar, lagi sibuk ngapain dan lain sebagainya. Sampai di perkarangan rumah Daddy Rich, semua mobil sudah tersusun rapi. Sepertinya semua anggota keluarga sudah hadir.
"We are late, Rich" gerutu Nara.
"I know that" kata Rich.
Rich lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Nara. Setelah Nara turun, Rich langsung berjalan sedangkan Nara tertinggal di belakang.
Sesampainya di ruang tamu Rich berhenti dan melihat sekelilingnya. Tidak ada orang.
"Mungkin mereka udah di meja makan" kata Nara.
"Ayo" ucap Rich cuek.
Rich dan Nara lalu berjalan menuju ruang makan.
"Welcome home Rich and Nara!" Sambut mommy saat Rich dan Nara sudah berada di ruang makan.
"Hello everybody!" Sapa Rich dengan senyuman di bibirnya.
Nara juga tersenyum sambil melirik sekitar. Ia melihat seluruh anggota Collingwood berkumpul di sini.
"Ayo duduk disini Nara. Hanya kalian yang belum datang" ucap Daddy ramah.
Nara tersenyum dan ingin melangkah duduk di meja makan tapi tangan Rich mencegahnya. Nara menatap Rich sedangkan Rich menatap lurus ke depan. Di detik berikutnya Rich menatap mata Nara dan pandangan mereka bertemu.
"Rich, apa yang kamu lakukan?" Tanya Nara.
Rich membuang pandangannya dari Nara. Ia kemudian menggenggam tangan Nara dan menariknya.
"Ayo" ucap Rich.
*** *** ***
Setelah selesai makan malam, seluruh anggota keluarga Collingwood seperti adik laki-laki dan perempuan Daddy Rich beserta anak-anaknya berkumpul di ruang keluarga. Meskipun bukan bagian dari keluarga besar Collingwood, tapi Brian tetap diundang dan hadir di setiap acara keluarga Collingwood. Mereka semua sedang membahas tentang pernikahan Dom dan Shelly.
"Brian, apa kau melihat Rich?" Tanya Nara saat sadar bahwa Rich tak berada di ruang keluarga.
"Mungkin dia di kamarnya" jawab Brian.
Nara mengangguk lalu berjalan menuju kamar Rich dulu. Saat berada di depan pintu kamar Rich, Nara menghentikan langkahnya karna melihat Rich dan Dom yang sedang mengobrol. Ia pun berencana untuk mendengar pembicaraan mereka.
"Dom, apa kamu benar-benar ingin menikah sekarang?" Tanya Rich.
"Kenapa?" Tanya Dom balik.
"Usia mu masih sangat muda. Nikmati masa muda mu, fokus pada karier. Untuk apa menikah?" Jelas Rich.
"Aku udah nikmati masa mudaku saat kuliah dulu" ucap Dom.
"Gimana bisa kamu menikmati masa itu, saat itu kamu masih sangat muda dan fokus mu hanya pada kuliah"
"Aku fokus kuliah dan juga bersenang-senang, beda dengan kamu. Kuliah tapi fokusnya bisnis" cibir Dom.
"Gimana dengan karier mu?" Tanya Rich.
"Aku bisa mengatasinya. Kamu saja bisa kenapa aku gak" jawab Dom.
"Tapikan--" belum habis Rich berucap Dom sudah memotong nya.
"Apalagi masalah nya? Kami saling mencintai kak! Kamu dan Nara juga saling mencintai kan" potong Dom.
Rich terdiam dan wajahnya memurung setelah mendengar ucapan Dom.
"Maaf aku salah bicara" Dom memegang bahu Rich.
"Gak, kamu gak salah. Aku dan Nara memang tidak saling mencintai" ucap Rich.
Nara yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka mengerutkan keningnya. Ia penasaran dengan maksud perkataan Rich.
"Maksud mu?" Dom tak mengerti ucapan Rich.
"Nara membenciku" ucap Rich murung.
"Gimana dengan mu?" Tanya Dom.
"I love her " ucap Rich.
Sontak hati Nara berdebar kencang mendengar ucapan Rich. 'Aku mencintainya' , kata-kata itu terus berdengung di telinganya. Ia tak menyangka bahwa Rich akan mencintainya.
"Tapi apa boleh buat, Nara membenciku. Jadi cintaku tak terbalaskan" sambung Rich.
"I love you too Rich" guman Nara dengan suara yang sangat kecil dan Rich tak bisa mendengar nya.
"Kalau kamu mencintai nya kenapa kamu selalu menghindar darinya?" Tanya Dom lagi.
"Itu demi kebaikan nya. Sebelum kami menikah dia sempat berpacaran dengan pria lain. Mereka saling mencintai tapi karena perjodohan ini mereka terpaksa berpisah" jawab Rich.
"I see brother. Sorry for discussing this (aku mengerti kak, maaf telah membahas ini)" Dom memukul-mukul bahu Rich.
"Gak apa. Lupakan tentangku, mengenai pernikahanmu jika kamu bahagia aku setuju untuk itu" ucap Rich dengan senyuman.
"Gracias Rich!( Terima kasih Rich!)" Dom memeluk Rich.
Nara yang sedari tadi berdiri di depan pintu menitikkan air mata mendengar pembicaraan Rich dan Dom. Setelah menghapus air matanya Nara mengetuk pintu kamar Rich.
"Dom, boleh pinjam Rich sebentar?" Pinta Nara pada Dom.
Dom melirik ke arah Rich seperti memberikan isyarat melalui alisnya. Rich menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban tak setuju.
"Sure! Why not!" Dom setuju dan tersenyum.
Rich menatap tajam ke arah Dom dan dibalas dengan senyuman oleh Dom. Dom lalu berjalan keluar dan meninggalkan Rich dan Nara berdua.
Setelah Dom keluar, wajah Rich yang awalnya tersenyum berubah cuek dan dingin.
"Ada apa?" Tanya Rich dingin
"Dingin Banget ya" guman Nara
Rich melirik Nara sekilas lalu membuang pandangannya ke lantai.
"Semuanya udah ngumpul di bawah. Kamu gak ikut?" Tanya Nara.
"Gak, aku mau ke taman!" Rich beranjak pergi.
Dengan cepat Nara mencegah Rich dengan memegang tangan nya.
"Apa aku berbuat salah?" Tanya Nara.
"Gak" jawab Rich singkat.
"Terus kenapa kamu menghindar dariku?" Tanya Nara.
"Itu demi kebaikan mu" jawab Rich cuek.
"Aku gak ngerti. Kita ini teman tapi kenapa kamu menghindar dariku?" Tanya Nara lagi.
"Kalau kamu akan menderita karna berada di dekatku, jadi kamu bisa bahagia tanpa berada di dekatku" Rich melepaskan tangan Nara darinya lalu pergi meninggalkan Nara.
*** *** ***
Nara kembali turun ke Ruang keluarga sendirian. Ia duduk disebelah Mommy Rich. Semua orang bahagia karena pesta pernikahan Dom dan Shelly sudah ditetapkan dua bulan lagi. Berbeda dengan semua orang, Rich dan Nara malah gelisah sendiri karena rasa yang mereka pendam sendiri.
"Nara, mommy boleh nanya sesuatu?" Pinta mommy yang memecahkan lamunan Nara.
"Tentu mom" Nara tersenyum.
"Apa kamu bahagia?" Tanya mommy.
"Tentu aku bahagia mom" Nara memberikan senyuman palsu nya.
"Tapi dari wajah dan senyuman mu itu berkata tidak sayang. Senyuman mu itu palsu, mommy bisa melihatnya. Apa Rich bersikap kasar padamu?" Tanya mommy lagi.
"Gak mom, dia bersikap lembut, sangat lembut malahan. Saat di Dubai dia sangat memanjakan ku" Nara menyakinkan mommy dengan menggenggam tangan Mommy
"Jangan bohong Nara, kami sudah menganggapmu sebagai Putri kami sendiri. Jadi tolong jujurlah" mommy yang tidak percaya sama ucapan Nara tadi.
"Percaya padaku mom, aku bahagia. Lupakan itu, gimana dengan pesta nya?" Nara mengalihkan pembicaraan.
"Udah di atur semuanya, hanya tinggal memilih gaun untuk kita kenakan di pesta nanti" jelas mommy.
Nara tersenyum dan mengangguk mengerti.
"Gimana kalau besok kamu dan Shelly pergi belanja perlengkapan pesta. Jangan lupa ajak Rich, gimana?" Usul mommy.
Nara diam dan tak tahu harus menjawab apa. Ia berpikir apa Rich mau bila ikut bersamanya ke mall? Lama Nara diam dan tak menjawab usulan mommy.
"Kamu gak mau ya?" Mommy kecewa.
"Gak kok mom, aku mau. Besok kan di Barcelona square!" Jawab Nara dengan cepat.
"Baiklah kalo gitu mommy tinggal dulu" mommy beranjak pergi.
Acara makan malam selesai pada pukul dua belas malam. Rich dan Nara langsung pulang ke rumah mereka. Saat diperjalanan pulang tak ada satu kata pun yang keluar, suasana canggung begitu terasa. Sesampai mereka di rumah pun mereka tak berkata sedikitpun. Rich melepaskan suitnya dan memberikan pada pelayan lalu pergi menuju kamarnya. Hal yang sama juga di lakukan Nara
*** *** ***