ดาวน์โหลดแอป
100% BECAREFUL / Chapter 21: Perjalanan

บท 21: Perjalanan

"Citra bangun"

"Iya Mah"

"Hari ini disekolah kamu sibuk?"

"Enggak mah"

"Yaudah cepetan mandi, mamah tunggu di ruang makan"

"Iya mah"

Tak terasa liburan pun berakhir dengan bada yang penuh memar. Aku tidak tau apakah itu efek kecapean atau aku terjatuh di suatu tempat tapi tidak terasa. Suasanapun hening, hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling bersautan.

'teng nong teng nong' suara bel rumah berbunyi.

"Gak apapa, mah biar Citra aja, mungkin Sandi udah di nunggu di luar"

"Suruh masuk dulu aja nak Sandi nya"

"Udah jam 6 lebih, takut telat, mah pah Citra berangkat dulu ya"

"Hati hati" ucap papah

"Iya" jawab mamah"

Akupun hanya menganggukkan kepala dan berpamitan dengan kedua orang tuaku.

Akupun berangkat sekolah bareng Sandi naik mobil Sandi dan diantar dengan sopirnya Sandi

"Liburan nya seru?" tanya Sandi

"Lumayan, cuma sempat hujan" jawabku

"Oh ya tangan kamu kenapa?"

"Gak, tau kayanya kemaren baik-baik aja, kecapean mungkin"

"Yaudah, nanti kalau nambah parah pake balsem aja, minta ke UKS "

"Oke, kamu liburan kemana San?"

"Aku di rumah main game, sama mancing nemenin ayah. Oh yah, dapat salam dari mamah sama ayah, kapan kapan main katanya"

"siap bos" jawabku singkat penuh semangat.

"Ka Dito mau di terusin kemana?"

"Masih sama kaya pilihan satunya ke SMA 1 Angkasa"

"Oh ya, aku yakin keterima sih"

"Amiin ya mudah mudahan"

Tak terasa kitapun sudah nyampe di gerbang sekolah. Aku dan Sandi masuk ke kelas bareng. Waktu menunjukkan pukul 06.40. Kami bersiap siap untuk mengikuti pelajaran pertama.

"Citra, ini ada coklat". ucap Ratih

"Dari siapa?" tanyaku

"Dari gue, buat Lo, emang maunya dari siapa? goda Ratih sambil menyenggol tanganku.

"Apaansih gak jelas,btw thank you coklatnya"

"Sama sama"

Kami pun belajar dengan penuh semangat setelah sekian lama berlibur. "Kriettt" pintu lemari kelas terbuka.

Suasana tambah hening, tiba tiba kepalaku sakit.

"Ra, ada permen?"

"Nih"

"Kamu pusing?

"Iya pusing, ini pundak terasa berat"

"Ke UKS aja"

"Gak usah aku disini aja Ra. permen aja udah cukup"

"Kalau ada apa-apa bilang ya"

Akupun hanya menganggukkan kepala.

Haripun semakin siang, kakiku sudah tidak bisa bergerak. Kepalaku semakin pusing.

"Ci, Lo harus ikut gue ke UKS, lenganmu semakin biru" ucap Sandi

"Aku gak bisa jalan" ucapku lirih

"Loh kenapa? apa ada yang sakit? Ratih, Ratih bantuin gue bawa Citra ke UKS, Lo gak lihat apa temen lu biru semua" Ucap Sandi dengan nada membentak

"Citra gak apapa San, dia cuma pusing, tadi gue udah tawarin ke UKS, tapi gak mau. Pokok nya cepet bantuin gue bawa Citra ke UKS.

Kepalaku pusing, badanku menggigil seperti kedinginan padahal saat itu panas terik matahari sangat menyengat.

"Ana, Santi, Novi bantuin Ratih bawa ke UKS. Gue mau telepon orang tua Citra dulu, sekalian panggil Mbah Jono. Diki bantuin gue cari Mbah Jono"

"Iya San, gue cariin"

Saat di UKS badanku tidak bisa bergerak sama sekali, badanku kedinginan, semua tubuhku membiru. Teman temanku sangat panik melihatku. Aku hanya bisa meneteskan air mata dan berkedip, bicarapun aku tak bisa.

"Mbah, Ini Citra kenapa" tanya Sandi sambil khawatir

"Citra habis liburan, kenapa badan nya biru semua? Cepet bantu kami Mbah"

"Kamu lihat Citra membiru sejak kapan?"

"sejak tadi pagi di mobil"

"Sepertinya Citra membuka jalan ketika berlibur"

"Kami tidak mengerti, tapi teman temanku bilang tadi Citra baik baik saja. Tolong bantu kami Mbah" Sandi berteriak histeris.

Tak lama kemudian kedua orang tuaku tiba.

"Santi, Ana, Novi bisa jelasin ke Tante, apakah selama berlibur ada kejadian aneh?"

"Citra pergi ke sebuah vila. Tapi vila itu hanya bisa dilihat oleh Citra, karena gerbangnya memang tertutup dan dikunci." ucap Ratih sambil menangis

Aku tidak bisa mengatakan apa apa, kecuali menangis, tak lama kemudian pandanganku hitam dan gelap.

"Mbah rasa neng Citra pingsan"

"Ci, Lo harus bangun"

"San, Lo gak usah teriak teriak"

"Kalau kalian ngejaga dia, kejadian nya gak bakalan kaya gini." ucap Sandi

Sandi melihat ibu dan ayah Citra sedang mengobrol dengan mbah. Mereka terlihat menangis, karena penasaran Sandi berlari menuju ke tempat orang tua Citra.

"Ada apa bu? Citra gak apapa kan?"

"Nak, sepertinya Citra membutuhkan bantuan nak Sandi"

"Apapun itu mbah"

"Kalau begitu, nak Sandi ingat pintu ketika Citra membawa nak Sandi keluar dari alam sana?"

"Kami hanya mengikuti jejak darah Citra, karena saat itu Citra terluka. Kalau gak salah di UKS, dan kami melewati pintu biru "

"Kalau begitu pergilah dan jemput Citra di pintu biru. Citra adalah penghubung manusia dengan makhluk lain. Sedangkan kamu adalah pengendali mimpi buruk Citra, karena satu satunya orang yang pernah dia selamatkan dalam mimpinya adalah nak Sandi. Jadi mbah harap, ketika Nak Sandi tertidur, tolonglah nak Citra. Karena nak Sandi adalah pengendali mimpi buruknya nak Citra. Karena kalian pernah terhubung di bawah alam sadar lain nya."

"Baik mbah, aku hanya perlu tidur kan untuk masuk ke alam sana?"

"Ya, sebelum suara jam dinding kuno berbunyi, masih ada waktu untuk membuka pintu biru. Mbah, akan membuka pintu biru disini, nak Sandi masuk ke dalam dan bawa nak Citra. Ini belum terlambat"

Sandi tertidur di UKS satu ruangan dengan Citra.

"Mbah, maafin saya seharusnya saya bilang dari dulu ke mbah untuk menitipkan anak saya sekolah disini"

"Mamah Citra jangan khawatir, kita semua akan berusaha menyelamatkan Citra, mbah yakin nak Sandi akan menjempunya, Bapak sama Mamahnya Citra tunggu disini, mbah mau cari kunci untuk bukain pintu biru di potong sekolah"

"terima kasih mbah, tolong selamatkan Citra kami"

"Baik, saya permisi dulu"

###

Sandi sudah memasuki alam mimpinya, Sandi berlari ke luar ruang UKS dan mencari pintu biru di lorong. Pintu biru merupakan pintu keluar masuk nya makhluk lain. Citra membuka gerbang lain saat liburan tanpa sengaja dan terjebak di sana.

Sandi berlari sampai akhirnya tiba di pintu biru tersebut, Sandi terus mencari Citra, dengan penuh hati hati, karena disana bukan hanya mereka yang terlihat, tapi semua makhluk penjaga sekolah berkumpul disana.

"Citra, apa kamu disana?"

Sandi terus melanjutkan perjalanan sampai akhirnya menemukan Citra yang mulai lemah, karena dia banyak dikelilingi makhluk halus lain nya. Sandi perlahan mendekati Citra dan membopong, membawa pergi.

"Sandi?"

"Ci, kamu harus kuat. Aku disini akan membawamu pergi"

"Tolong lebih cepat San, sebelum jam dinding tua berbunyi"

"Ayo".

Kabut tebal menyelimuti perjalanan Citra dan Sandi, langkah demi langkah mereka lakuin bersama. Sampai akhirnya tiba lah di pintu biru.

"Teng teng teng" suara jam dinding tua berbunyi. Makhluk makhluk lain mulai menyadari kehadiran Citra dan Sandi, mereka berkumpul membuntuti Sandi dan Citra,

Sandi dan Citra berlari sampai akhirnya

"trek" suara pintu biru tertutup.

Disisi lain

#Mbah Jono yakin Sandi sudah memasuki alam bawah sadar. Mbah Jono segera pergi membuka pintu biru. Pintu biru merupakan pintu terlarang. Mbah Jono berharap Sandi segera menemukan Citra. Mbah Jono menyadari waktu yang diperlukan sangat singkat. Mbah Jono cemas, ketika mendengar suara jam dinding berbunyi, Mbah Jono langsung mengunci pintu biru lagi.

Pintu biru hanya bisa di dengar oleh dua orang, yaitu Citra dan Mbah Jono. Pintu biru juga merupakan alasan Mbah Jono bertahan di sekolah ini, demi keamanan semua orang yang berada di sekolah. Mbah Jono menyadari, waktu nya sudah habis ketika menutup pintu. Mbah Jono segera pergi ke ruang UKS untuk melihat keadaan.

### UKS

"MBAH"

"Nak Citra sudah sadar?"

"iya mbah saya sudah baikan"

"Bagaimana dengan nak Sandi?"

"Sandi sedang berbicara dengan Orang Tua Citra mbah" jawab Ratih dengan penuh semangat

"Syukurlah"

"Badan nak Citra sudah tidak sakit lagi?"

"Tidak mbah, hanya sedikit pegal"

"Kalau begitu mbah permisi dulu, mbah mau lihat nak Sandi"

"Baik mbah makasih banyak"

"Sama sama nak Citra"

## Keadaan sangat serius Sandi terlihat sedang menangis.

"Nak Sandi?"

"Mbah?"

"Kamu mengerti kan, mengapa pintu biru selalu di kunci? Pintu biru dibuka jika ada sesuatu yang tidak beres."

"Terima kasih banyak Sandi, Mbah, Tanye bersyukur akhirnya kamu bisa membawa Citra kembali"

"Ini semua salah Papah, Mah"

"Pah?"

"Ya, ini memang salah ku, Papah kira, Citra akan baik baik saja dengan cara tidak memberitahu dirinya dan orang terdekatnya punya kelebihan. Papah mulai menyadari ketika Citra masih kecil, dia sering bercerita tentang mimpinya yang terkadang menjadi kenyataan. Tapi Papah abaikan, karena setiap mimpi buruk itu terjadi, kondisi Citra akan sangat lemah."

"Sudah Pah, yang penting Citra sekarang selamat"

"Bapak tidak usah khawatir, Mbah yakin doa bapak selama ini terkabul. Dia memiliki pengendali mimpi buruknya yaitu nak Sandi."

"Terima kasih banyak Mbah"

"Sama sama Pak"

"Sekarang kamu sudah menjadi bapak, Mbah harap, kamu bisa mengingat hal hal baik yang terjadi di sekolah ini"

"Itu sudah lama sekali mbah, mbah disini sudah sejak aku SMP kelas 2. Dan Mbah masih sama, sama seperti saat pertama kali kita bertemu di pintu biru sana"

"Jadi Om alumni sekolah ini?"

"Iya nak Sandi. Om fikir Citra akan baik baik saja, makanya saya tidak menitipkan Citra ke mbah Jono, dan selama ini Om salah, mungkin Citra selama ini mengalami kesulitan dan dia sangat ketakutan. Persis yang dialami saya dulu, dan Mbah Jono lah yang menolong Om, ketika hampir mau terjebak di pintu biru. Sampai saat ini guru guru dan staf dan alumni sekolah tidak banyak membahas nya. Karena mereka tau, seseorang yang masuk ke pintu biru baik itu jiwanya atau raganya mereka harus segera keluar, apalagi jika jam dinding tua berbunyi, semua makhluk lain akan menyadari keberadaan makhluk asing disekitar sana. Jika makhluk lain menyadari keberadaan manusia, mungkin itu akan sulit kembali, karena pintunya terhalang mereka."

"Tante, sangat bersyukur dan berterima kasih kepada nak Sandi. Terima kasih banyak sudah menyelamatkan anak tante"

"Tidak tante, Sandi lah yang harusnya berterima kasih, karena Citra juga sering menyelamatkan Sandi, apalagi Sandi juga pernah terjebak di alam sana."

"Yasudah, semua baik baik saja. Nak Sandi di panggil sama nak Citra"

"Silahkan nak, jika kamu mau bertemu Citra"

"Baik Om, kalau begitu Mbah, Tante, Om. Sandi pamit dulu"

"Silahkan nak" semua orang menganggukan kepalanya.

###

"Citra, kamu baik baik aja"

"Syukurlah"

"Kamu udah tau semuanya, San?"

"Iya, kenapa kamu tidak bilang"

"Karena aku takut semuanya tidak akan seperti semula"

"Jangan begitu, mana mungkin aku ninggalin orang yang nyelamatin aku"

"Makasih banyak San"

"Sama sama Citra"

tak tak tak suara langkah berbunyi menuhin ruangan. Dan ternyata teman teman Citra datang

"San, lo udah beres ngomong sama Citra nya?"

"Udah, Ra"

"Jadi, gimana rasanya" celetuk Diki

"Rasa apa Dik?"

"Rasanya wawancara sama calon mertua"

"Hah..?" ucap Sandi dengan polos nya.

Semua orang tertawa puas melihat Sandi kebingungan, Ratih, Novi, Ana, Santi, Syifa semua tertawa pecah di ruangan UKS, tak lama kemudian, teman teman kelas Citra banyak berdatangan dan menjenguk Citra dan Sandi.

#END#


Load failed, please RETRY

ตอนใหม่กำลังมาในเร็วๆ นี้ เขียนรีวิว

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C21
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ