ดาวน์โหลดแอป
85.71% BECAREFUL / Chapter 18: Mengapa tidak berhenti

บท 18: Mengapa tidak berhenti

Hari ini aku pun seperti biasa pergi ke sekolah, walaupun mamahku sedikit khawatir. Aku mencoba fokus, karena hari ini adalah hari terakhir MOPD, mengapa aku sangat gugup.

Akupun pergi ke kelas dan menemui seseorang.

"Ratih, tumben pagi - pagi sudah disini"

"Gak tau, gue juga heran, Ci udah sarapan?

"Sudah, kamu belum?"

"belum Ci, temenin gue yu ke kantin?"

"Oke aku temenin, lagian aku dibawain sandwich sama mamah, aku bawa aja ya kesana"

"Oke, gak masalah. Buruan laperrr.. hee"

"Iya tunggu bentar"

Aku dan Ratihpun pergi ke kantin bersama, diperjalanan rasanya seperti sedang ada yang memperhatikan, dan secara tiba tiba seorang anak menabrakku.

"Yah, sandwich ku" teriak kesal karena semuanya jatuh tidak tertolong.

"Yaaaa kotor semua, jangan diambil!" teriak Ratih di telingaku seperti Toa keras masuk ke kuping semua.

"Sorry, sorry gue gak lihat. Nanti gue gantiin ya" ucapnya sambil meminta maaf.

"Gak apapa, lagian gak sengaja" ucapku sedikit agak datar.

"Udah udah gue gantiin, tenang aja, kita sekelas ko, dan gue gak bakalan kabur, tapi gue permisi kebelet ke WC, lagi buru-buru. bye. Tenang gue gantiiin" ucapnya

Aku pun mengangguk seperti terhipnotis

"Ci"

"Ci, woyyy" teriak Ratih

"Apa?" tanyaku

"Kenapa lu ngelamun?" tanya Ratih

"Ye, siapa yang ngelamun. Ayo ke kantin, mumpung masih pagi, aku juga mau makan lagi, sandwich nya jatuh" ucapku sedikit gugup.

"Oke buruan" ajak Ratih

Aku dan Ratihpun berjalan bersamaan menuju kantin. Aku duduk terheran heran, apa aku kenal dengan orang itu?

"Ci, sandwich nya jangan Lo pikirin, gue udah pesen nasi goreng 2 buat sarapan pagi ini"

"wah, perutku muat gak yah?" aku sedikit meledek tentang perut buncitku takut kekenyangan.

"Pasti muatlah. awas aja kalau gak abis, gue gak bakalan traktir Lo lagi" ucap tegas Ratih

"Siap bos" ucapku sambil hormat kepadanya, Ratihpun tertawa.

"Ra awas!" ucapku sedikit meminggirkan kepala Ratih

"Apaan Ci?" tanya Ratih

"Kamu gak apapa kan? wajah kamu?"

"Wajahku kenapa Ci? berantakan?" tanya Ratih

"Enggak ko, aku cuma pusing aja. Mungkin efek laper kali ya, mataku agak berbayang"

"Yaudah tunggu disini gue ambil nasi goreng kali aja udah ada"

"Udah disini aja Ra, temenin aku. Aku gak apapa ko"

"Yaudah, bukan nya yang tadi laper itu gue, tiba tiba Lo yg jadi laper, sampe pusing berbayang lagi. Gak bener kali Lo sarapan di rumahnya, oh tuh ada nasi goreng nya Dateng!"

"Selamat makan, makasih udah traktiran nya"

"Sama sama tuan putri" ledek Ratih sambil menertawakan ku.

Tak lama, belpun berbunyi, Aku dan Ratih kembali ke kelas seperti biasa, kami akan melaksanakan MOS/MOPD terakhir. Akhirnya kami pun di perintahkan kakak kelas untuk berbaris di lapang kembali sambil mendengarkan materi tentang narkoba dari pihak kepolisian langsung. Tanya jawab pun berlangsung lama, tak terasa teriknya mentari menyoroti punggungku, entah itu sebuah lamunan panjang, atau aku memikirkan sesuatu yang tidak perlu, hingga akhirnya ada yang menepuk pundak ku.

"De, maju ke depan dari tadi kamu tidak memperhatikan" ucap salah satu kakak OSIS menepuk pundak ku.

"Baik kak" ucapku pasrah, sambil menahan rasa malu.

"Hei De, kamu juga ke depan" ucap kakak kelas menunjuk salah satu anak laki-laki.

"Baik kak" ucapnya tampak seperti bersemangat.

"Mengapa saat menerima hukuman, dia terlihat ceria?" ucapku menggerutu, namun pada akhirnya nya aku bersyukur, karena aku tidak di hukum sendirian, akhirnya aku dan dia bersepakat aku bernyanyi, dan dia menari balonku.

Setelah hukumanku selesai, kami pun berjabat tangan, tanda kerja sama kita berhasil. Akupun pergi ke tempat duduk ku lagi, aku baru sadar dia orang yang menjatuhkan sandwich ku tadi pagi, aku memanggilnya sandwich, tapi dia tersenyum. "akhirnya Lu inget gue" jawab dia dengan senyuman kikuk.

Aku melihat wajah Ratih ditutupi tangan dan terlihat seperti ingin menyakitinya.

"Ra"

"Iya?"

"Kamu gak apapa?"

"Aku agak pusing"

"Kemarilah, mendekat bersamaku. Apakah ini terasa sakit?" tanyaku was - was, akupun sedikit mencoba menyingkirkan tangan itu sambil menutup mataku. Tangan itu benar benar ada.

"Minumlah" perintahku kepada Ratih

Namun tangan itu kembali, sasaran nya bukan Ratih, kali ini anak laki laki sandwich itu. Bagaimana pun sepertinya dia selalu menolongku. Mungkin hari ini aku akan mencoba menolongnya seperti aku menolong Ratih.

"Ra, kamu ke kelas duluan ya. aku ada urusan bentar."

Suasana sudah mulai tidak kondusif, kakak OSIS sudah memerintahkan kami istirahat, akupun berlari mengejar seseorang.

"Hai, tunggu sebentar" aku pun menahan tangan nya.

"Ada apa?" jawabnya terheran heran

"Tangan kamu gak sakit?" Tanyaku ragu

"Kenapa kamu tau?"

"Enggak apa-apa. mau di pijit lengan nya?"

"Boleh"

"Ayo ke UKS"

Akupun mengantar nya ke UKS, tak lama akupun mencoba melepas sesuatu yang menempel di lengan nya. hampir selesai aku dan dia tiba di UKS

"Ka, boleh minta bantuan? temen saya tangan nya terkilir"

"Boleh, mari kesini de". Diapun kebingungan

2 laki laki yang bertugas di UKS pun segera menolong temanku dan memijat lengan nya, akupun pamit ke Petugas UKS yang ada untuk beristirahat, dan meninggalkan dia sendirian.

Aku tidak meninggalkan nya, hana saja aku sedikit lapar dan mumpung aku lagi baik, aku bersedia membelikan dia makanan pengganjal perut.

Akupun pergi ke ruang UKS setelah perutku terisi, kemudian membawa makanan sekeresek penuh, aku bertanya ternyata temanku sudah pergi ke kelas. Akhirnya aku menyusul.

Akupun berjalan melewati lorong, namun terlihat tak asing seseorang mencegatku di depan pintu kelas.

"Lo, kenapa ninggalin gue"

"Loh, bukan nya kata kakak kelas kamu pergi ke kelas? makanya aku nyusul."

"Gue kira gue mau di pijit sama lu, taunya ke ruang UKS, terus di UKS gue sendirian, dan lu tinggalin"

"yaampun maaf, emang kamu kira aku yg mau mijitin lengan kamu? Dan untuk masalah kamu ditinggalin, sebenarnya aku beli makanan buat kamu, cuma aku ngisi perutku dulu sebelum ngisi perut orang lain" ucapku sambil meledek.

"jadi, mau gak nih? aku bawain makanan"

"Yaudah mana?"

"oke, thanks"

"Sama sama"

"Oh, iya gue gak lupa ko tentang sandwich, besok gue bawain."

"Gak apapa, lupain aja sandwich nya, aku gak apapa"

"Gue Sandi, Lo Citra kan?

"Iya, aku Citra, oh iya salam kenal"

"Oke"

"Aku mau duduk di kursi sebelah sana, temenku udah nungguin"

"silahkan" jawabnya singkat

Kenapa orang itu terlihat kegirangan padahal itu sekeresek cuman Roti dan susu saja, apa itu pertama kali baginya melihat makanan seperti itu? Akupun duduk kemudian mengabaikan fikiranku.

"Citra, Lo kemana aja?" tanya Ratih khawatir

"Aku habis dari kantin" jawabku singkat

"Apa kamu di palak sama orang itu? berani beraninya murid baru itu" Tanya Ratih sambil emosi

"Bukan gitu ceritanya, aku ngasih dia makanan karena dia udah nolongin aku pas tadi aku kena hukuman"

"Tapi, dia tadi kelihatan sedang marahin Lo"

"enggak ko, cuma salah paham"

"Ok yaudah, ayo sini Ci"

Ratihpun mempersilahkan aku duduk.

Tak lama kemudian bel berbunyi tanda guru akan masuk mengisi sebuah materi di ruangan / tiap kelas.

"Selamat siang anak- anak"

"Siang Bu"

#Tobecontinue


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C18
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ