"Kak, bagaimana caranya menjadi pembalap hebat seperti kakak? Ajari aku dong!"
"Eh kak, ayolah kasih tahu caranya…."
"Kak..."
Randika merasa bahunya mau copot karena terus-menerus ditarik Hannah tanpa henti.
Randika lalu menatap Hannah dalam-dalam dan berkata dengan wajah datar. "Pertama, kau harus memiliki kepercayaan diri."
"Mm-Hmm." Hannah langsung sigap dan mendengarkannya dengan seksama.
"Kemudian teruslah berlatih tanpa henti." Randika berkata semua ini dengan wajah datar karena dia sendiri hanya ingin Hannah berhenti mengusiknya. Sedangkan Hannah seperti anak kecil yang mendengarkan seorang guru, tidak sabar menimba ilmu.
"Terus?" Hannah sudah tidak sabar mengetahui rahasia Randika hebat dalam menyetir maupun berkelahi.
"Apanya yang terus?" Randika pura-pura bingung.
"Lho rahasianya apa?" Hannah menjadi sedikit marah, dia tahu kakak iparnya ini pura-pura bodoh.
"Bukannya barusan aku memberitahu kamu seluruh rahasianya? Percaya dirilah dan berlatihlah tanpa henti."