ดาวน์โหลดแอป
15.55% The Oldest Land / Chapter 14: Goa Bolong II

บท 14: Goa Bolong II

Matahari kembali bersinar dengan penuh kehangatan, menyinari mimpi-mimpi makhluk hidup yang bernafas dengan lembut.

Terletak tidak jauh dari desa Lawang Sewu, sebuah Goa besar dengan mulut yang penuh Semak belukar.

Menampakan keterbengkalaian, memperlihatkan kesuraman dalam fisual.

Dengan dinding yang dingin dan beratapkan stalaktit yang berwarna putih susu, terdapat 3 ruang berbentuk kamar normal yang menyediakan kesepian dan ketentraman.

Duduk di ruang paling ujung dengan cara bersemedi, Adi mulai mengingat ujian masuk dan fatamorgana dari Goa Bolong.

Teringat saat melihat Goa yang tak terurus dari luar, serasa sebuah tempat yang benar-benar tidak bisa di percaya.

Penuh dengan semak belukar dan terdapat banyak sarang laba yang menutupinya, tetapi setelah masuk. Terdapat Goa bersih yang alami penuh dengan sinar matahari yang akan dirasa.

Sulit dipercaya bahwa apa yang di lihat bukan apa yang sebenarnya.

Dia teringat kata kakeknya, ada dua ujian yang akan di uji di Goa Bolong. Pertama adalah ujian niat dan kedua adalah ujian rasa.

Niat terlihat dari kesungguhan yang salah satunya tercermin dalam fatamorgana pemandangan.

Dan yang kedua Rasa nyaitu ujian dalam menghadapi godaan panca Indra, yang di dalamnya tentang 5 panca Indra manusia.

Satu ujian niat telah berlalu,

Dua ujian rasa yang akan di tempuh.

Bertaburkan kegelapan dan kesunyian ujian kedua Adi di Goa Bolong berlanjut.

Mulai dengan menghilangkan Indra pendengarannya, dilanjut penglihatan, Rasa, sentuhan, Hingga Pikirannya Adi mulai terlelap jatuh ke dimensi baru.

Melihat dirinya sendiri Adi merasa agak canggung, Ilmu Merogoh Sukmonya telah berhasil.

Setelah Cukup dengan apa yang dirasa Canggung dan asing, Adi mulai membiasakan yang dia alami.

Berjalan ke arah lebih dalam Goa, Adi mulai mengikuti nalurinya untuk menuju kesana. Seakan ada yang memanggil dan membimbingnya.

Berjalan selama sekitar 10 menit, sampai dia bisa melihat sebuah ruangan Putih yang ada di depannya, masuk ke dalam dia disambut ruangan yang semuanya serba putih dan tidak ada noda hitam setitik pun.

Berdengung" pikirannya tentang banyak pikiran yang tiba-tiba membuat kepalanya terasa pusing, semakin lama semakin banyak.

Berjuang menahan rasa sakit yang berasal dari pikirannya. Adi menggertak giginya, " Uuuukkkkkkk, ahhhhhhhh apa ini....." Berteriak menjaring merasakan rasa sakit kepala yang dirasa.

Saat rasa sakit yang terus melanda, Adi teringat pesan kakeknya. " nanti ketika kamu di dalam dan kamu merasa berat, ingat saja niat mu dan jangan banyak berpikir".

mencoba membiasakan rasa sakitnya, dia duduk bersila dan berkonsentrasi. menyadari semua pikiran yang menyerang Pikirannya, Adi memilah niat dan apa yang akan dia lakukan.

Dengan tekat dan kemauannya untuk sadar dengan apa yang terjadi, Adi mulai bangun dari rasa sakitnya. Mengepal kedua tangannya Adi berkata kepada dirinya, "aku mungkin goyah, tapi aku tidak akan menyerah".

Setelah waktu yang tak bisa dihitung, Adi mulai merasa pikirannya ringan dan dapat membuka matanya dan hanya menyadari bahwa dia duduk di atas batu yang berbentuk kursi.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C14
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ