ดาวน์โหลดแอป
55% Impossible wish / Chapter 33: Kidnapped pt2

บท 33: Kidnapped pt2

.

.

.

.

.

.

Di dalam kamar sebuah apartemen bernuansa  putih, di atas ranjang king size terbaring pemuda mungil yang sedang tak sadarkan diri.

Jimin saat ini tak sadarkan diri akibat minuman yang di berikan oleh taehyung padanya. Jimin akhirnya mulai sadar ia mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Akhh... S-sakit sekali kepalaku.." Ucap jimin saat mulai bangkit mendudukkan tubuhnya ia merasakan kepalanya berdenyut.

Jimin mengedarkan pandangannya dari sisi kanan ke kiri dan sebaliknya. Ia merasa asing dengan tempatnya berada saat ini.

"Ini dimana?" Jimin pun turun dari ranjang dan perlahan melangkah ke arah pintu kamar itu. Jimin pun meraih kenop pintu itu namun pintu itu terkunci.

'Eh? Pintunya di kunci?'  ucap jimin dalam hati.

"Hallo! Siapa saja buka pintunya!" Jimin berteriak agar orang yang berada di luar sana mendengar dan membuka pintunya.

𝘿𝙪𝙠 𝘿𝙪𝙠 𝘿𝙪𝙠

Jimin terus menggedor pintu itu agar seseorang mendengar dan datang untuk membuka pintu itu. Dan usaha jimin pun berhasil seseorang saat ini tengah membuka pintu.

𝙆𝙡𝙚𝙠

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Eoh? Taehyung-hyung, terima kasih telah membukanya aku harus pergi sekarang." Saat jimin akan beranjak dari sana namun tanpa ia duga lengan taehyung menghalangi jalannya dan kemudian taehyung menarik jimin kembali ke hadapannya.

"Kau mau ke mana hum?"

"Hyung aku akan pulang, aku..." Jimin belum menyelesaikan ucapannya karena taehyung menyela ucapannya.

"Kau tak akan kemana-mana jimin. Kau akan bersamaku selamanya."

"A-apa? Apa maksudmu hyung?" Jimin terkejut dengan ucapan taehyung. Bersama selamanya? Jimin benar-benar di buat bingung dengan ucapan taehyung.

"Kau akan bersamaku, besok kita akan ke Swiss. Kita akan tinggal di sana dan hidup bahagia di sana."

"Swiss? Hyung aku ingin pulang! Kumohon hyung biarkan aku pulang." Jimin pun memohon agar taehyung mengijinkannya pulang.

"Jimin mengertilah aku mencintaimu aku ingin kita hidup bersama membina rumah tangga yang bahagia."

"Tidak hyung, aku tidak bisa aku hanya mencintai jungkook aku hanya akan menikah dengannya!" Taehyung di buat geram oleh ucapan jimin ternyata pemuda mungil itu menolaknya begitu saja.

"Baiklah kalau kau mencintainya, artinya aku harus melenyapkannya, aku harus menyingkirkan yang menjadi penghalang kita untuk bersama." Taehyung pun berbalik akan keluar dari kamar itu namun, jimin menahan lengan taehyung.

"Hyung apa yang akan kau lakukan?! kumohon jangan hyung.. Jangan sakiti jungkook hiks.. Ku mohon.. Hiks.." Jimin pun menangis ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan ayah dari putranya itu.

"Astaga! Sayang jangan menangis.. Kalau kau ingin aku tak menyakitinya hiduplah bersamaku.."

"Hyung.. Hiks.. Ku mohon aku benar-benar tak bisa hyung.. Hiks.. Tolong jangan seperti ini.. Hiks.."

"Baiklah kalau begitu kau akan melihat pria itu lenyap di depan matamu." Jimin membelalakkan matanya saat taehyung menyelesaikan ucapannya dan dengan cepat keluar dari kamar itu dan kembali mengunci pintu kamar yang di tempati jimin agar jimin tak bisa kabur.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠 𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠 𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

"Hyung! Jangan lakukan itu! Ku mohon hyung! Tolong.. Hiks.. Jangan lakukan hyung.. Hiks.. Aku mencintainya... Hiks.. Hiks.." Jimin pun akhirnya menangis tubuhnya meluruh ke lantai. ia tak ingin sesuatu yang buruk menimpa Jungkook nya. Jimin pun bingung apa yang harus ia lakukan saat ini? Netra jimin pun melihat ke arah balkon dan jimin pun bangkit dan kemudian berjalan ke arah balkon. Satu-satunya pemikiran yang ada di otaknya saat ini hanya kabur. Ia harus bisa kabur dari sini dan menghentikan apa yang akan dilakukan taehyung nanti.

𝙋𝙧𝙖𝙠𝙠

"Akh.. Sial pintunya juga dikunci." Jimin memukul pintu balkon dari kaca itu. Jimin menyandarkan keningnya pada pintu kaca itu. Ia bingung harus bagaimana lagi. Tapi, tunggu tiba-tiba sebuah pikiran nekat melintas di otaknya.

"Aku harus pecahkan kaca ini. Tak perduli bagaimana nanti aku harus bisa keluar dari sini." Jimin pun mencari sesuatu yang mungkin bisa memecahkan pintu kaca itu. Jimin mulai mencari di seluruh kamar itu mengobrak abrik isi kamar itu namun sayang tak ada benda yang bisa ia gunakan.

"Akh.. Sial! Bagaimana ini? Tuhan bantu aku ku mohon aku tak ingin seseorang tersakiti karena ku..." Dan jimin tanpa sengaja melihat kebawah dan satu ide ia dapat.

"Semoga saja bisa." Jimin mulai mendekat ke arah pintu kaca itu memasang ancang-ancang dan...

𝙋𝙧𝙖𝙖𝙖𝙖𝙣𝙜

Kaca itu pun pecah. Dengan sekali tendangan kaca itu pun pecah berkeping-keping. Jimin sangat beruntung karena dia memakai sepatu yang ber sol keras saat ini.

Jimin pun berjalan ke balkon dan melihat kebawah. Ternyata keberuntungan benar-benar memihak padanya karena kamar apartemen milik taehyung berada di lantai dua. Jimin pun mulai mengumpulkan sprei yang ada di lemari dan juga di atas ranjang itu mengikatnya satu persatu. Setelah tersambung dengan benar, jimin mulai mengikat ke besi pembatas pada balkon itu. Mengikatnya dengan kencang kemudian melemparkan sisanya kebawah untuk jalan ia turun.

Jimin perlahan menuruni balkon dan tak berapa lama ia pun sampai di bawah dan kakinya pun kini berpijak di tanah. Setelah itu jimin mulai berlari keluar dari area apartemen itu kemudian memberhentikan taksi dan segera pergi dari sana.

"Pak, tolong antarkan aku ke xxxxx." Ucap jimin pada sopir taksi itu.

"Baik tuan." Taksi itu pun melesat menuju tempat tujuan.

"Semoga taehyung-hyung belum melakukan sesuatu." Ucap jimin dalam hati.

.

.

.

"Bagaimana seung gi-ssi apa kau sudah tau keberadaan jimin?"

Saat ini jungkook berada di mansion Lee. Jungkook datang ke sana karena sung gi menghubunginya untuk menanyakan keberadaan jimin. jungkook mengatakan bahwa jimin telah kembali dari apartemennya sejak pukul 05.30pm.

"Belum jungkook-ssi. Aku yakin taehyung yang melakukan ini semua." Jungkook dan tuan Lee pun terkejut dengan ucapan seung gi.

"Taehyung? Bukankah dia temanmu?" Ucap tuan Lee terkejut karena nama itu di sebutkan.

"Ne kakek, tadi pagi taehyung datang ke perusahaan ku. Dia mengancam akan membawa jimin bersamanya. Aku tak menyangka dia akan melakukannya hari ini juga."

"Kau tahu di mana dia tinggal?" Tanya jungkook pada seung gi.

"Ne aku tau. Kalau begitu kita ke sana sekarang." Ucap seung gi sambil dirinya beranjak dari duduknya.

"Seung gi, bawa orang-orang kakek bersama mu."

"Ne kek."

Tuan Lee pun memanggil beberapa anak buahnya untuk membantu seung gi dan jungkook untuk mencari jimin dan mengatasi kemungkinan kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Setelah itu mereka pun berangkat menuju apartemen milik taehyung.

.

.

.

𝘋𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘪𝘯.

Kini jimin sudah berada di area apartemen milik jungkook dan jimin pun segera berlari menuju apartemen milik jungkook. Jimin segera masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai 5 gedung itu. Setelah sampai di depan pintu apartemen jungkook, jimin pun dengan segera membuka pintu itu dan segera masuk ke dalam. Jimin kembali berlari memeriksa satu persatu ruangan di dalam apartemen itu.

"Jungkook? Kau dimana? Sayang?" Jimin terus memanggil jungkook namun nihil jungkook tak ada di dalam apartemennya.

"Dia kemana? Semoga saja tidak terjadi apa padanya." Jimin pun keluar dari kamar milik jungkook. Jimin pun bermaksud pulang ke rumah dan meminta bantuan seung gi hyung nya untuk mencari jungkook. Namun saat jimin akan keluar dari apartemen itu, jimin di buat membeku di tempat dan membelalakkan matanya.

"Hai baby.."

𝙏𝙗𝙘


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C33
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ