ดาวน์โหลดแอป
58% Terjebak di Dunia Albheit / Chapter 28: CH.28 Ikatan

บท 28: CH.28 Ikatan

Hari-hariku di akademi Gnelphir tidak banyak yang bisa dikatakan menarik. Lagipula semua sihir-sihir yang diajari adalah sihir yang ada di memori ratu Kioku. Bahkan kalau mau dibilang sekarang aku sudah mampu membuat sihirku sendiri, dan yang tentu saja tidak aku sebarkan. Kalau aku sebarkan yang ada aku mencari keributan nantinya tentang diriku di seluruh dunia.

'Aduh sial sekali harus mendapat ocehan dari Koshiyu. Mana aku belum menemukan petunjuk apa pun untuk mengetahui hal itu lagi.'

[Walau Koshiyu mengoceh dan protes tentang hal itu, itu artinya dia perhatian kepada dirimu. Baguslah kalau Koshiyu sudah tidak terlalu terikat denganku.]

'Ya Kioku, tidak terikat dengan dirimu, tetapi terikat denganku. Apa bedanya coba?'

[Setidaknya aku bisa merasa lega bukan? Sebelumnya aku pikir ketika Koshiyu sudah tidak terikat dengan diriku, aku bisa pergi begitu saja. Namun ternyata aku malah terikat dengan masa lalu tentang nenekku.]

Susah sebenarnya menjelaskan bagaimana seorang yang sudah mati terikat dengan orang yang mati lebih dulu daripadanya. Namun aku akan menyelesaikan semua ini tanpa tertinggal suatu detail sedikit pun.

Baru saja aku berbicara dengan ratu Kioku di dalam pikiranku, suara ketukan pintu memecah keheningan di saat aku sedang berbaring di atas kasur. Spontan saja aku bangkit dari posisi tidurku dan membuka pintu itu. Siapa lagi selain tuan putri Tifaria.

"Kenapa harus mengetuk pintu dulu? Lagipula inikan juga kamar Tifa. Ada apa? Ingin berbicara sesuatu?"

"Ketahuan ya? Hehehe. Keena, besok kan kita libur, bagaimana kalau Keena ikut denganku untuk pergi ke istana kerajaan? Keena selalu pulang ke rumah Keena kan kalau akhir pekan?"

Tepat sekali, setiap akhir pekan aku pulang ke rumahku untuk tinggal di sana. Tidak banyak yang ada di sana, tetapi jelas rumah itu sudah menjadi bagian dari diriku walau hanya beberapa hari aku tinggal di sana. Entah kenapa ketika aku tinggal di kamar dua lantai ini di asrama, aku merasa asing di sini. Mungkin karena ini dulu pernah menjadi tempat tinggal ratu Kioku sebelum dirinya menjadi ratu dan tinggal di istana dan di rumahnya sendiri.

Berbicara soal tawaran tuan putri Tifaria, sebenarnya bukannya aku tidak mau pergi ke istana dan bertemu dengan keluarga kerajaan. Namun rasanya kalau aku bertemu dengan mereka, semuanya jadi canggung karena aku pernah membisukan satu keluarga kerajaan saat sedang makan bersama di pagi hari yang lampau.

[Turuti saja ucapan Tifa, lagipula Keena harus kenal dengan Shiakira supaya menjalin hubungan baik. Mungkin ke depannya kalian akan saling membutuhkan.]

'Haruskah? Sebenarnya aku tidak mau membuat masalah seperti berbicara yang tidak perlu dengan keluarga kerajaan, keluargamu Kioku.'

[Apa yang perlu dikhawatirkan tentang hal itu. Mereka menjadi seperti itu karena waktu itu mereka tidak bisa menerima faktanya. Sekarang seharusnya tidak lagi.]

Kalau ratu Kioku sudah mengatakan seperti itu, bagaimana bisa aku menolaknya? Juga tatapan yang begitu mengharapkan dari tuan putri Tifaria membuatku tidak bisa melihat ke arah lain dan mengatakan tidak mau.

"Bagaimana Keena, mau kan ikut bersamaku?"

"Baiklah, baiklah, aku akan ikut dengan Tifa ke istana."

"Yeaay, begitu dong, terima kasih Keena."

"Hahaha… tentu saja."

Tiba-tiba dipeluk oleh tuan putri Tifaria membuatku terkejut dan begitu canggung. Bahkan suara tawaku adalah suara tawa yang menandakan kebigungan. Apa harus semua anggota keluarga kerajaan sifatnya begini semua, mudah terbawa perasaan?

Hah~ untuk malam ini aku tidur saja dulu deh. Siapa tahu dengan tidur yang cukup aku bisa menemukan jalan keluarnya. Akhir-akhir ini aku suka tidur terlalu malam karena membuat rancangan lewat semua yang kutulis. Tentu saja, ketika mau tidur, aku menyimpan semua kertas itu di kalung supaya tuan putri Tifaria tidak melihatnya dan bertanya-tanya.

"Nghh, berapa lama aku tidur? Tidak pernah aku tidur senyenyak ini."

Jujur saja aku selalu dihantui fakta tentang semua kebenaran itu yang membuatku tidak bisa tidur tenang. Apalagi sejak di dunia nyata, aku terbiasa terbawa tidur sampai larut malam tanpa diperingati oleh orang tuaku. Namun tentu saja, aku tidak mengorbankan nilai akademiku supaya orang tuaku tidak marah.

"Sudah pagi ya? Dalam waktu satu jam setengah katanya ada kereta kuda yang menjemput kita. Sebaiknya kita bersiap-siap terlebih dahulu."

"Benarkah? Cepat sekali. Kalau begitu kita tidak boleh berlambat-lambat."

Aku lupa memberi tahu bahwa semakin ke sini, aku semakin sering melupakan bahwa aku mempunyai jiwa laki-laki dalam tubuh perempuan ini. Sekarang aku sudah terbiasa dengan tubuh ini dan cara pemikiran seorang perempuan. Aneh memang seorang laki-laki tulen bisa menerima keadaan ini, dan itu adalah aku.

Juga sekarang aku terbiasa dengan cara hidup seorang perempuan yang sering menghabiskan waktunya untuk memilih pakaian yang dipakai dan merias wajah. Tambahan lain, karena sekarang aku merawat tubuh dengan baik, semakin banyak laki-laki yang melihatku bukan hanya sebagai orang terpilih, tetapi sebagai perempuan menarik juga. Jangan tanya kenapa, aku sudah terlatih dengan pemikiran laki-laki sejak dulu.

"Sudah selesai. Keena tampak cantik dengan gaun ringan itu."

"Mana ada, Tifa sebagai tuan putri terlihat lebih mempesona walau berumur 10 tahun dan lebih menarik dari diriku."

"Keena terlalu suka merendahkan diri. Walau aku seorang tuan putri, tetapi Keena adalah orang terpilih. Aku lupa memberi tahu, tetapi namamu sudah tersebar di seluruh dunia di semua kalangan. Orang-orang yang dulu mengenal nenek memberimu hadiah dan sekarang semuanya disimpan di istana."

Oh tidak… itu bukan berita bagus. Seharusnya namaku hanya dikenal oleh orang-orang negara kerajaan ini. Ternyata penyebaran berita yang cepat tidak hanya di dalam akademi, tapi juga di seluruh dunia tanpa butuh waktu lama.

Sekarang bagaimana kalau aku melakukan hal buruk di depan mereka? Urusannya bisa besar nih, namaku sudah terkenal di seluruh dunia tanpa persetujuan dan sekehendakku. Namun yang sudah terjadi mana bisa diganti, yang aku bisa tangani hanya masa depan.

"Ah itu ada suara ketukan pintu, seharusnya itu adalah pelayan yang menjemput kita."

"Kalau begitu ayo kita turun."

Tidak bosan-bosannya aku mengatakan bahwa aku sangat suka pemandangan alami entah itu pohon, gunung, danau, sungai, dan lainnya. Rasanya itulah yang membuat hidup menjadi berwarna dan terasa nyata. Coba pikir saja kalau dunia ini hanya penuh dengan ladang hijau yang siap dibangun dan hanya lahan datar saja. Bukan hanya peradaban tidak maju, tetapi dunia ini akan mati.

"Tifa anak mama sudah pulang. Ah Keena juga ada di sini ya, ayo masuk. Papa dan kakak sudah menunggu kedatanganmu Keena."

"Baiklah."

Yang dimaksud kakak itu ratu Shiakira ya? Orang terakhir yang bahkan aku belum sempat berbicara sesuatu yang berarti. Mungkin aku terlalu malu dan menghindari fakta atas semua yang terjadi kepadaku ini.

Sulit memang untuk mengakui bahwa diriku ini menghadapi banyak hal dalam kehidupanku di dunia ini tanpa sekehendakku sendiri. Semuanya entah terjadi begitu saja dan aku pun terbawa arus kejadian dan akhirnya berhenti di satu titik tertentu dinamakan akhir.

"Nah orang yang kita bicarakan sudah datang."

"Ini orangnya? Ternyata orang yang aku temui secara tidak sengaja waktu aku pergi ke ruang makan. Kukira siapa, ternyata orang yang terpilih oleh mama."

"Salam kenal ratu Shiakira, aku memang terpilih oleh Kioku, tetapi perlakukanku seperti orang biasa. Koshiyu terlalu membedakanku dari yang lain."

"Tentu saja, panggil aku Shiakira seperti kau memanggil yang lain dengan akrab."

"Aku mengerti Shiakira, panggil aku Keena juga."

Singkatnya pembicaraan itu semua tentang ratu Kioku dan masa lalunya juga peninggalannya. Selagi berbicara dengan mereka, dipikiran sempat terpikirkan bahwa apa ratu Ekiresia mama ratu Kioku mengetahui tentang kasus tentang nenek ratu Kioku Kiraibu Kiera. Kalau dari memori yang kubaca dari ingatan ratu Kioku, seingatku yang memberi kalung itu kepada ratu Kioku bukan ratu Ekiresia, tetapi ratu Hiimue. Sangan disayangkan ratu Hiimue pun sudah tiada. Semua orang yang mengetahui tentang Kiraibu Kiera sudah tidak ada.

"Keena, seharusnya Tifa sudah memberi tahu bahwa ada yang memberimu hadiah dari seluruh penjuru dunia. Ingat kamarmu yang kemarin kau tempati? Semuanya sudah kuletakan di sana."

"Terima kasih Koshiyu. Sebenarnya aku punya pertanyaan sesuatu, tetapi kurasa kalian tidak akan tahu tentang hal ini. Apalagi Shiakira yang lahir lebih muda."

"Memangnya apa pertanyaanmu itu? Mungkin aku bisa mengingatnya dan memberi tahu jawabannya kepadamu Keena."

Tidak, seingatku ratu Ekiresia tidak mengerti apa pun tentang hal itu, apalagi membicarakannya. Ratu Hiimue juga sering tidak tampak dan keberadaanya atau makamnya pun tidak ada yang tahu di mana.

"Apa kalian kenal seseorang bernama Kiraibu Kiera?"

"Kiraibu Kiera? Seseorang dari keluarga kami? Namun siapa?"

"Sudah kuduga kalian tidak akan tahu. Baiklah, lupakan saja kalau aku menanyakan hal aneh itu. Kalau begitu aku tinggal dulu kalau sudah tidak ada pembicaraan lagi."

"Tunggu sebentar Keena, dari mana Keena tahu nama itu?"

Tidak mungkin kan aku mengatakan bahwa aku menemukan itu di gua Farafa dan menemukan diary milik Kiera sendiri dan mengetahui semua memori saat dia masih berada di dunia nyata. Lagipula sudah cukup kepala sekolah dan tuan putri Tifaria yang mengetahui bahwa aku bukan orang asli dunia Kimino ini.

"Tidak, hanya saja aku sedikit bermimpi tentang orang bernama itu. Lupakan saja, kupikir kalian tahu."

"Kami mungkin tidak tahu, tetapi buku keturunan kerajaan selalu menyimpan daftar semua anggota kerajaan sejak lama. Tidak pernah ada yang membukanya selain menambahkan daftar baru. Coba aku ambilkan buku itu."

Benar juga, setiap kerajaan pasti sering menyimpan daftar kerajaan supaya para pendahulunya tidak dilupakan. Mungkin mereka tidak mengetahui para pendahulunya karena melupakan keberadaan buku itu.

Tidak lama setelah raja Koshiyu mengambil buku itu, dia memberikan buku itu kepadaku. Halaman demi halaman aku balik untuk mencari nama Kiraibu Kiera dalam daftar anggota kerajaan. Dan benar saja, nama Kiraibu Kiera… ada.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C28
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ