"Jadi..aku sama Abang itu sebenarnya...dibilang suka engga dibilang jarang juga engga. Ya..semaunya Abanglah.." Tiara dengan malu-malu menceritakan tentang hal yang belum dia ceritakan pada siapapun.
"Jadi ga pernah gitu kamu goda-godain?."
"Pernah beberapa kali tapi respon Abang tuh biasa aja. Dia kalo aku pake lingerie malah bilang 'ga kedinginan kamu?.' ya kali ya aku kedinginan segitu udahnya aku bakalan telanjang bulat." Cerita Tiara membuat Kiran senyum-senyum.
"Wah...beda banget sama Masku, aku kalo dirumah baju tidur tertutup bisa diitung jari sisanya yang pakaian begitu makannya kalo Keyla masih bangun nih aku biasain dulu pake baju biasa ntar udah tidur baru ganti. Soalnya Mas Kay suka aku pake lingerie."
"Aku tuh kadang bingung, Abang tuh punya nafsu ga sih sama aku?. Seminggu kalo lagi dia lupa udah aja bablas sampe minggu depan. Kalo inget, dia cuman ya paling keiitung jadilah dia berapa kali lakuin. Apalagi waktu hamil bener deh susah ngegodainnya padahal aku lagi mood banget."
"Kalo Mas Kay, misal Keyla lagi dibawa sama opa Omanya, udah deh bablas pagi pikirannya pasti pingin nganu, siang pingin nganu lagi, malem apalagi. Bisa-bisa 24 jam deh."
"Tapi apa emang ga cape?."
"Engga aku turutin juga. Ya kali emang aku robot, Mas juga ngerti kalo aku bilang cape, makannya aku tuh selalu nurut dia mau kaya gimana juga. Aku tuh selalu punya pemikiran, daripada dia ngebayangin sama cewek lain atau sampe pingin sama cewek lain dan punya fantasi yang aneh-aneh mending aku turutin deh kesukaannya gimana jadi cukup deh aku doang yang muasin, cewek lain jangan." Kiran senyum-senyum sendiri.
"Ran emang Istri yang berbakti. Udah ngurus anak sendiri, ngelayanin suami jago pastilah Kay ga mungkin berpaling. Kurang apa lagi?. Aku sama Abang tuh rumah tangganya kaya lagi pacaran aja. Ngobrol, tidur, bangun pagi, sarapan, kerja, ngurus anak, repeat."
"Makanya bikin seru dong Ra..Aku ya kalo bukan karena Mas Kay yang super pede, selalu inisiatif ga akan aku kaya sekarang apalagi punya anak yang Alhamdulillah pinter banget jadi deh makin happy. Aku sehari-hari juga sama kerja, tapi kerjaan aku fleksibel, kalo ga kerja ya ngajak main Keyla, ngajak jalan-jalan sama dia, sorenya udah bisa nyambut suami pulang." Ucap Kiran membuat Tiara sedikit iri dengan kehidupannya.
"Seru ya.."
"Makannya hubungan intim sama suami juga penting Ra. Aku yakin deh semakin kamu bikin puas semakin dia mau berubah. Karena kalo kamu marah otomatis bakalan ngaruh sama nganu-nya."
"Ada-ada aja kamu." Tiara sambil tertawa lagi.
"Eh aku seurius. Aku tuh gara-gara ngikutin yang Mas mau,, aku pingin itu, mau dia gini, mau dia gitu, pasti deh dia nurut."
"Kondisinya beda Ran sama bang Jay."
"Cobain dulu Ra, udah aku anter yuk beli Lingerienya, yang hot pokoknya.."
"Disini?."
"Iya ada Ra, ayo beli.."
"Udahlah ga usah, bang Jay pasti biasa aja."
"Kata siapa? cobain dulu aja apalagi habis berantem, duh...paling nikmat deh."
"Jadi disini?." Suara seseorang terdengar.
"Yayah..." Keyla senang. Dia langsung memeluk pinggang ayahnya yang masih berdiri.
"Halo sayang.." Kay mencium kepala anaknya lalu bergantian mencium pipi Kiran.
"Aku kira ga jadi datang."
"Jadi dong.."
"Ga bareng mommy?."
"Mommy ga jadi datang soalnya ada apa gitu tadi aku lupa, Pas aku kesini juga masih ngobrol sama om Fahri. Seurius banget."
"Paling ngobrolin aku sama bang Jay."
"Siapa tahu soal kerjaan Ra.."
"Halo...gembul, si ganteng nih." Kay sambil mencubit pelan pipi Zidan.
"Ra...ayo belanja lingerie.." Bisik Kiran.
"Ngapain?."
"Ya...kasih hadiah kek buat bang Jay, kali aja pas kamu pake dia jadi berubah." Perkataan Kiran membuat Tiara tertawa sejenak.
"Udah ayo mumpung ada Mas Kay nih jadi bisa jaga bentar."
"Kenapa sayang?".
"Mas nitip Keyla bentar, aku sama Tiara mau beli sesuatu."
"Oh ya udah, aku tunggu disini sambil makan ya."
"Iya, bentar doang kok.."
"Yang..." Kay menarik tangan Kiran dan mendekatkan wajahnya pada telingan Kiran.
"Apa?."
"Beli kostum baru ya.."
"Ish..pikirannya tuh yah...."
"Supaya lebih fresh gitu."
"Iya-iya aku beli. Keyla tunggu bentar ya sayang."
"Keyla kut Buna.."
"Disini aja sama ayah, bunda sebentar. Zidan juga disini." Kay membujuk anaknya. Keyla tidak merengek dia langsung menurut. Kini setelah Tiara juga berpamitan dia dan Kiran pergi.
****
Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan tapi sepetinya tidak terlalu lama. Kay berinisiatif memanggil kembarannya datang dan siapa sangka Jay segera pergi untuk menemui mereka terlebih ketika mendengar ada Tiara dan Zidan. Jay meminta pengasuhnya untuk pulang lebih awal dan membiarkannya mengurus Zidan toh ada Kay disampingnya. Dangan pengasuh menurut karena bagaimanapun dia juga majikannya.
"Pulang darisini cobain ajakin pulang kerumah."
"Apa iya langsung mau? kalo aku ajakin pulang dia pasti nyangkannya aku yang nyuruh kamu sama Ran buat ngomong dan bujuk dia."
"Ya cobain dulu kenapa sih Jay.."
"Tiara kayanya masih betah tinggal lama-lama di rumah Papa.".
"Kamu kan suaminya, yang tegas dikit."
"Aku...jadi sempet kepikiran apa...aku udahan aja ya sama Tiara."
"Eh...ngomong apaan sih. Itu bukan jalan keluar."
"Kayanya kalo aku balik lagi pasti bakalan gini lagi. Gimana kalo aku khilaf lagi? mending Tiara sama cowok lain aja."
"Jay udah aku bilang cobain jurus yang aku kasih. Pasti dia juga ga akan nolak. Dia masih ada kewajiban layanin kamu."
"Aku bakalan lebih seneng kalo Tiara seneng begitupun Zidan. Kayanya sama aku cuman bikin dia stres atau ngebatin." Jay dengan sedih. Tangannya memegangi tangan mungil Zidan yang duduk dipangkuannya. Kay yang melihatnya jadi iba. Bisa kacau juga kalau Jay nekat mengakhiri rumah tangganya melihat Jay sibuk dengan Zidan. Kay segera menghubungi Kiran. Dia mengirimkan pesan untuk tahu bagaimana keadaan Tiara. Apa Tiara sebenarnya sudah tak mencintai Jay? Apa yang dikatakan Jay tadi itu benar atau hanya perasaannya saja?.
"Papa..Zidan haus.." Keyla melihat tangan Zidan yang ingin meraih sebuah gelas berisikan air.
"Haus ya Zidan, bentar-bentar Papa ambilin." Jay segera mencari minuman Zidan dan memberikan susunya. Benar saja anak itu menyedotnya cukup cepat.
"Jay..udah jangan pikir macem-macem. Kalau kamu ga bisa bawa pulang Tiara. Kamu yang nginep disana."
"Ah..engga. Papa sama Mama mertua masih bete pasti sama aku."
"Inget loh kata Daddy apa kemarin?. Om Fahri tuh ga marah banget kok sama kamu. Sekarang justru kalo kamu biarin istri kamu sendiri nih dirumahnya om Fahri bakalan mikir kamu ga tanggung jawab jadi...ayo Jay berubah, cuman dikit kok. Sekarang tunjukkin kalo penilaian Tiara atau orang tuanya ke kamu tuh salah." Kay memberi semangat sementara Jay diam dan kembali fokus pada anaknya.
***To Be Continue