Keyla masih saja penasaran dengan semua peralatan make up ibunya. Sedaritadi dia duduk di meja rias Kiran sambil mengacak-acak semua perlengkapan make up yang Kiran miliki. Kiran sendiri mengawasinya tepat dibelakang Keyla. Dia sengaja mengambil kursi lain agar bisa tetap memperhatikan anaknya.
"Udah malem sayang, tidur yuk.." Kay sudah berdiri di hadapannya.
"Ni apa?"
"Lipstik sayang.." Jawab Kiran.
"Coba Buna.." Keyla penasaran.
"Besok aja ya, sekarang kan mau tidur masa dandan?"
"Kalang.." Keyla merengek dan nekat menggunakannya.
"Pakenya disini." Kiran menurunkan tangan kecil Keyla kearah bibirnya. Dia mulai memberikan sedikit pewarna pada bibir anaknya itu.
"Ayo ah udah. Kalo mau dandan besok. Habis mandi." Kay gemas. Dengan segera dia menarik Keyla dari kursinya. Anak itu hanya diam dengan tetap memegangi lipstik ditangannya.
"Mau diayun?mau ngedot?" Kay menciumi pipi anaknya.
"Duanya.." Jawab Keyla.
"Duanya? pilih dong."
"Duanya.." Keyla tetap pada jawaban pertama.
"Ngedot aja ya, Keyla sekarang udah makin gede berat sayang."
"Duanya yayah..."
"Oke dua-duanya tapi simpen lipstiknya. Kalo sambil main Keyla ga tidur-tidur.." Kay mengambil lipstiknya sementara Kiran entah sejak kapan sudah menghilang dari kursinya. Rupanya dia langsung membuatkan susu untuk Keyla.
"Nih, aku beres-beres dulu.." Kiran sambil menyodorkan susunya. Keyla dengan cepat mengambilnya. Kay duduk di sofa menyalakan tv dengan volume kecil atau bahkan tak ada. Dia duduk sambil menidurkan Keyla dalam pangkuannya. Sesekali badannya dia goyangkan. Sesekali lagi dia diam.
"Eh...tidur jangan digituin.." Kay geli karena tangan Keyla memainkan bulu-bulu halus di sekitar mulutnya. Anak itu hanya tertawa kecil.
" Tidur sayang, besok main lagi. Yang Keyla mau ayah beliin tapi tidur. Keyla belakangan ini susah tidur terus."
"Mataku akit.."
"Sakit?coba liat ayah.." Kay langsung mihat mata anaknya. Setelah dilihat-lihat ada tonjolan kecil dibawah mata anaknya. Tepatnya dibagian dalam.
"Besok ke dokter. Makannya jangan tidur malem." Kay sedikit khawatir. Dia tak tahu kenapa bisa begitu. Dia mengusap-usap pelan rambut Keyla. Kepalanya tampak bersandar tenang di lengannya. Kini dia Keyla malah naik dan menyandarkan kepalanya di pundak Kay. Itu artinya dia ingin tidur. Kay berdiri mencoba mengayun lagi. Susunya sudah tak karuan tergeletak di atas Sofa. Mungkin dia kenyang. Di lain sisi Kiran sudah selesai membereskan semua kekacauan yang dibuat Keyla. Anak semata wayangnya itu sangat-sangat feminim. Dia paling senang memainkan Barbie bahkan tak tanggung-tanggung Kay membuatkan rumah-rumahan ala Barbie di salah satu sudut ruangan rumahnya. Keyla senang berdandan dan tentu saja sangat centil. Dia senang bergaya seperti model. Beda jauh dengan masa kecil Kiran dulu. Jesica bilang mungkin itu turunan Kay yang sejak kecil begitu pede dan tak mau diam.
"Belum tidur juga?" Kiran menghampiri mereka berdua.
"Udah kayanya." Kay memaksakan untuk melirik kearah belakang.
"Apa mau langsung ditidurin aja?"
"Bentar lagi, sayang coba kamu liat mata sebelah kanan Keyla."
"Kenapa?"
"Sakit katanya, aku lihat ada benjolan gitu. Bener ga?" Ucapan Kay membuat Kiran segera beranjak ke punggung Kay dan melihat wajah anaknya. Dia menurunkan sedikit badannya untuk melihat wajah Keyla yang tertunduk dengan mata terpejam.
"Coba baringin dulu deh." Kiran belum bisa melihat wajah anaknya dengan benar. Kay menuju kasurnya dan membaringkan anaknya dengan perlahan takut-takut dia terbangun. Benar saja ada beberapa pergerakan tangan dan kepalanya. Matanya sedikit terbuka namun Kay segera mengusap-usap badannya. Tangannya yang semula akan menggosok matanya dia tarik pelan. Itu bisa saja melukai matanya yang bengkak.
"Sini liat.." Kay menujukkan ke arah mata Keyla.
"Oh iya.."
"Ini tuh dari luar udah keliatan, aku liat benjolannya dari dalem."
"Besok harus ke dokter nih."
"Kok bisa ya?kasian...pasti kalo ngedip sakit." Kay tak tega melihat mata bengkak anaknya.
"Mudah-mudahan aja ga papa." Kiran menatap anaknya kasihan. Ah...kalo dipikir-pikir selama ini yang selalu jeli melihat Keyla sakit atau luka adalah suaminya. Sejak ke Indonesia jujur saja Kiran jadi sibuk sendiri. Bukan tanpa alasan juga. Kiran terlalu senang dia bisa pulang dan mengejar mimpinya lagi. Ketika semuanya terwujud dia malah jadi lupa. Rasanya Kay sudah baik. Dia tak pernah protes bahkan dengan segala ketulusannya itu dia mengurus Keyla dari kecil. Itu sebabnya Keyla lebih dekat dengan Kay. Kay seolah ingin membuktikan janjinya saat di Australia dulu. Dia bilang, dia akan mendukung Kiran mengejar cita-citanya. Kini mereka jadi tak punya waktu untuk Quality time bersama. Kiran yang sibuk, kadang hanya punya waktu sedikit untuk bermain dengan Keyla setelah itu tidur begitupun Kay yang sudah lelah bermain-main dengan Keyla dari pagi akan tidur saat Keyla tidur juga. Kay juga selalu pergi Dinas keluar kota. Akibat usahanya yang sudah mulai membuka cabang dimana-mana membuat dia harus sesekali mengontrol kesana dan kemari. Dia juga sudah aktif bekerja di Adelard group jadi jelas pembagian waktu agak sedikit sulit. Kiran menatap Kay sejenak. Dia masih sibuk memastikan anaknya tertidur. Kini dia sudah berbaring disamping Keyla dengan dada telanjangnya. Itulah kebiasaan dia dari dulu setiap mau tidur. Kiran ikut berbaring disisi lain. Dia menarik selimutnya. Rasanya benar-benar terasa ada jarak sekali. Keyla selalu ingin tidur ditengah, dia selalu ingin tidur disana. Padahal ada ranjang cantik yang tak jauh darisana menunggu untuk ditiduri. Jika dia terbangun di kasurnya sendiri, dia akan menangis dan marah. Apa ucapan mertuanya tentang anak kedua benar?mungkin kalo mereka berencana memiliki anak kedua. Keyla akan belajar berbagi, Kay dan dirinya pun bisa memiliki waktu berdua. Ah..hentahlah. Kiran masih memikirkannya. Memiliki anak satu saja dia sulit mencari waktu apalagi dua meskipun dari komentar Kay, sepertinya dia juga menginginkan anak kedua. Kiran jadi tak bisa tidur. Dia bangkit, menyibakkan selimutnya lalu mencari sendalnya. Dia pergi ke dapur untuk membuat teh hangat agar lebih tenang. Kenapa tiba-tiba jadi banyak pikiran begini?. Selesai membuat teh dia naik ke atas dengan lift khusunya. Meredakan pikiran-pikirannya dengan memandangi kolam renang dan pemandangan malam dari atas. Kay memang tak salah membuat tempat ini. Ini adalah tempat favorit mereka. Keyla juga senang berenang-renang diatas sambil melihat awan-awan. Apalagi jika musim panas. Dia seperti berada di tempat lain. Tanaman-tanaman yang ada di pinggirannya membuat suasana tak terlihat panas tapi justru sejuk. Kay sendiri yang berada di kamar merasakan hal yang sama. Hubungannya dengan Kiran sudah 2 tahun ini sedikit aneh. Dibilang bertengkar, tidak. Mereka baik-baik saja. Tapi....di bilang baik-baik saja dia merasakan sesuatu yang kurang. Sesuatu yang Kay Sebenarnya sudah tahu apa tapi dia hanya menerima saja. Sudah banyak kesalahan yang dia buat pada Kiran. Dulu Kiran sempat menderita karena ulahnya jadi sekarang kenapa Kay harus protes?.
***To be continue
*Penting
Extra Ara dan Dariel sebelumnya tidak ada sangkut pautnya dengan cerita Three Brothers.
Haiii I'm come back..
Karena Ara punya cerita sendiri, saya akan membagi cerita tentang adik-adik lelakinya.
Don't forget leave comment and vote ya :)