Perlahan ikatan Ara terbuka itu artinya sudah ada tusukan yang ditancapkan kepada badan ayahnya. Ara lemas. Dia hanya terduduk sedih dikursinya meskipun dia bisa lepas tapi apa enaknya jika harus mengorbankan sang ayah. Tangan Ara sudah benar-benar terlepas disusul oleh Kay yang juga hanya bisa menangis ketika semua belitan yang menyakiti dirinya terlepas. Dia tak suka dengan ini. Dia ingin membalas kekejaman Andra. Jay langsung menangis tersedu-sedu dengan tangan mengusap air matanya. Entah sudah berapa banyak tusukan yang didapatkan ayahnya sama dia dan Kris terbebas. Hal yang pertama kali Jesica lakukan ketika bebas adalah memeluk anaknya Kris. Dia tak mau sampai kehilangan lebih banyak lagi anggota keluarganya. Alyssa hanya bisa menatap pemandangan itu dengan tatapan kosong sementara Kevin menyeringai puas. Kay ingin berlari kearahnya untuk menghajar Kevin habis-habisan tapi dia takut hal itu akan berpengaruh pada keluarganya. Tidak lama suara tembakan terdengar membuat Jesica mendekatkan diri pada anak-anaknya sementara pria-pria berbaju hitam lainnya mulai berdatangan.
"Nyonya bos, ayo ikut saya.." Mario sudah ada disamping Jesica. Dia dan rekannya yang lain mengamankan keluarga Kenan ditengah-tengah suara tembakan yang membuat Kris takut.
"Ra..." Dariel langsung menghampiri Ara saat melihatnya keluar. Ara langsung memeluk suaminya sambil menangis.
"Dad...Dy...Daddy..." Panggil Ara sedih.
"Aku ga mau keluar!!!aku mau liat Daddy!!" Kay memberontak namun ditahan oleh pengawal didepannya begitupun Jay yang ingin menerobos masuk lagi setelah berhasil diselamatkan.
"Mario gimana suami saya?"
"Erik dan pak Reno lagi nyari bos Kenan, saya pasti bakalan kabarin kalo kita ketemu. Nyonya bos sekarang masuk mobil dan pergi sebelum suasananya semakin bahaya."
"Engga!!!suami saya masih disini."
"Sica..Sica..ayo pikirin Kris juga. Kenan biar Reno yang urus oke." Riko datang menenangkan Jesica.
"Ga bisa kak, Kenan udah bikin perjanjian sama Andra tadi."
"Kakak ngerti Sica, kakak bakalan lakuin apapun keluarin Kenan. Kamu masuk ya .." Riko membuat Jesica berjalan lemas menuju mobil. Matanya tak lepas dari tempat itu. Apakah suaminya masih hidup?Apa dia bisa bertahan?.
****
Flasback
Kenan tak berdaya. Dia sudah siap sekarang menemui ajalnya. Tangan Andra siap menusuk. Andra mengayunkan samurai itu kebelakang sebagai kuda-kuda lalu melesatkannya kedepan dengan cepat namun kini hanya ujung samurai yang bertahan di dekat dada Kenan tanpa menembus badannya. Andra terkejut saat anak buahnya menahan gerak tangannya. itu.
"Malem bos, maaf terlambat." Ucap Reno saat membuka topinya. Dia segera memukul leher Andra tepatnya mengenai titik vital sehingga dia terdorong ke belakang. Samurai yang tadi sempat dipegang Andra kini ada didalam genggaman Reno. Dia segera menancapkan samurai itu di dekat Kenan lalu kembali menghabisi Andra sementara dari arah lain seseorang mulai berlari sambil membawa pisau membuat Kenan segera menghampirinya. Menahan dengan tangannya sendiri. Dia kini berdiri tepat disamping Reno dengan darah yang mengucur. Kenan mulai memukul pengawal Andra dengan tangannya satunya. Mereka berdua kini terlibat perkelahian. Keadaan yang lemas akibat kehilangan banyak darah membuat Kenan cukup kesulitan dalam meluncurkan tinju pada pria di depannya makannya tak heran jika dia lagi-lagi terkena sayatan pisau di area perut bawahnya.
"Bos.." Erik yang melihat Kenan segera membantunya. Dia tahu Kenan sedang dalam kondisi kritis. Kenan terduduk disebuah sudut dengan lemas menekan lukanya sendiri. Matanya beralih ke arah lain yang menampakkan Alyssa. Dia membawa pistol. Kenan berpikir Alyssa akan siap membunuhnya tapi siapa sangka jika pistol itu dia gunakan untuk menembak Andra. Tembakan itu bertubi-tubi sampai terdengar ke telinga Jesica yang baru masuk ke dalam mobilnya. Setelah puas membunuh ayahnya sendiri Alyssa menembak dirinya sendiri. Dia bunuh diri. Mata Kenan mulai samar-samar melihat hal itu.
"Bos...bos..." Panggil Reno namun Kenan belum bisa merespon itu dengan cepat dia benar-benar lemas sekarang. Erik dan Reno segera membawa Kenan kedalam mobil ambulance dimana sudah ada dokter disana yang siap menanganinya. Dengan cekatan sang dokter mengobati luka-luka Kenan. Cairan infus kini sudah ada ditangannya.
"Kita pergi sekarang." Ucap Reno saat sudah masuk mobil. Suara sirine pun terdengar membuat mobil melaju dengan kencang. Menembus jalanan yang terlihat lenggang dan gelap. Kenan benar-benar sudah tak sadarkan diri sekarang.
"Bos...bos..." Panggil Reno pelan namun tak ada respon disana.
"Bos Kenan..."
"Duh...saya ga bisa istirahat denger suara kamu." Canda Kenan membuat Reno lega.
"Makasih Reno, udah datang tepat waktu." Kenan yang tak menyangka jika Reno datang disaat dia membutuhkannya. Rupanya Reno sudah mempersiapkannya. Alat GPS yang dirusak adalah yang dimiliki Jay sementara Mario diam-diam menyelipkan di tas bayi milik Kris. Reno sudah tahu dari awal kemana Andra akan membawa Kenan oleh karena itu tim nya sudah meluncur lebih dahulu disaat Kenan pergi dengan pengawal Andra. Reno segera menjalankan aksinya untuk menyabotase semua prajurit Andra dengan prajuritnya. Selagi Kenan sibuk bernegoisasi, Reno dan timnya sibuk membantai satu per satu prajurit sialan itu. Dia tak mungkin membuat bos nya kecewa. Dia tak mau malam itu menjadi malam terakhir mereka. Dia masih ingin bekerja sama dengan Kenan. Dia akan membayar pengkhianatan Rizal pada Kenan. Reno menceritakan hal itu perlahan pada Kenan.
"Kamu udah lakuin yang terbaik, makasih Reno."
"Tugas saya jagain keluarga Bos jadi saya pasti tanggung jawab sama itu."
"Saya bakal bayar lebih untuk itu."
"Jangan bos. Saya ga mau uang dari bos."
"Ambil aja bukan buat kamu tapi keluarga kamu butuh, anak buah kamu butuh."
"Makasih bos."
"Saya ga usah ngotorin tangan saya sendiri buat ngebunuh bajingan itu. Ternyata dia bisa mati sendiri."
"Oh iya bos mau telepon nyonya bos?"
"Jangan, anter saya pulang aja."
"Tapi bos..bos perlu kerumah sakit."
"Saya udah ngerasa sehat. Anterin aja saya pulang. Saya bisa kerumah sakit sendiri bareng Keluarga saya nanti. Saya pingin liat anak-anak saya." Ucap Kenan membuat Reno memandang tim medisnya dan menyuruh mereka menuruti semua perintah Kenan. Menjelang pagi Kenan baru sampai di depan rumahnya terlihat sudah banyak mobil di kediamannya. Dengan dibantu Erik dan Reno. Kenan turun dan berjalan menuju rumahnya. Suara sirine membuat Jesica yang berada dikamarnya menangis tak mau turun. Dia tak mau melihat jasad suaminya. Kini kaki kanan Kenan sudah melangkah masuk kedalam ruang tamu dimana ada kakaknya disana.
"Astaga..." Bella dengan tersedu-sedu menangis memeluk adiknya.
"Aku baik-baik aja kok kak.." Kenan bergantian memeluk kakak-kakaknya dengan hati-hati. Dia benar-benar lemas dan sakit sekarang. Sang ibu tak lupa memeluk dan mencium anak nakalnya.
"Dasar bisanya bikin khawatir....aja." Ayahnya sambil memukul pantat Kenan dengan tongkatnya. Kenan benar
"Maaf yah.."
"Riko sama Dikta ada diatas nungguin Jesica."
"Anak-anak?"
"Itu Ara diruang tengah." Ucap Lisa dan tanpa perlu menunggu lama Kenan berjalan lagi dengan tetap dibantu 2 ajudannya. Kenan bisa melihat Jay dan Kay menundukkan kepalanya dengan kaki menekuk. mereka masih menangis disana sementara Ara bersandar dipelukan Dariel.
"Halo..." Kenan dengan senyumannya membuat Jay dan Kay menaikkan wajahnya.
***To be continue