ดาวน์โหลดแอป
48.17% I don't know you, but I Married you / Chapter 251: Penampakan Sang Penjahat

ตอน 251: Penampakan Sang Penjahat

Dariel berjalan dengan tergesa-gesa dia tak tahu kenapa tiba-tiba Ara menghilang begitu saja. Jelas dia khawatir istrinya pergi tanpa sebab yang tak dimengerti Dariel. Riko mencoba menjelaskan kepada Dariel situasi yang terjadi saat ini namun penjelasan itu tak membuat Dariel menjadi tenang justru dia benar-benar gelisah sekarang. Nyawa istrinya bisa saja terancam saat ini sementara itu diruangan lain Kenan sedang mengobrol seurius dengan semua ajudannya.

"Bos..." Reno masuk dengan beberapa pengawalnya. Kenan menatapnya dengan api kemarahan.

"Dasar bajingan!!anak buah kamu sendiri yang nyulik keluarga saya!!"

"Saya bisa jelasin ini bos. Yang pertama saya udah tangkep orang yang namanya Herman, dia ada dimobil bos, yang kedua saya menyimpan alat GPS Jacket Jay dan kita bisa melacak dimana mereka dibawa sekarang."

"Sekarang mereka kemana?!!"

"Kita lagi kejar bos, terakhir informasi yang saya dapet mereka keluar Jakarta. Saya udah nyuruh tim buat urusin ini semua. Saya bakalan tanggung jawab sama keluarga bos."

"Kamu orang kepercayaan saya Reno, jangan sampe tega ya kamu nikam saya."

"Engga bos, saya berani sumpah engga. Saya mana berani tapi sebaiknya bos dengerin dulu penjelasan Herman. Barang kali ada nama yang bos kenal, setiap kita tanya dia selalu bilang nama itu."

"Bawa orangnya kesini." Ucap Kenan dan tak butuh waktu lama orang yang bernama Herman itu datang.

"Kenapa kamu suruh-suruh Nadi bikin berita itu?hah?!!" Kenan langsung marah begitu melihat sosok Herman dihadapannya.

"Saya disuruh pak."

"Disuruh siapa?!!"

"Kevin."

"Kita udah caritahu siapa Kevin bos, ini profilnya." Reno memberikan sebuah tablet yang berisikan informasi khusus mengenai Kevin.

"Manajer Alyssa?"

"Iya pak, Kevin adalah manajer dari artis Alyssa." Reno kemudian lebih merinci mengenai siapa Kevin. Setiap informasi sudah Reno selidiki sejak pagi makannya dia sudah tahu apa yang melatarbelakangi tindakan Kevin sekarang. Kenan menegakkan badannya sendiri, matanya dibuat tak percaya dengan informasi yang baru saja dia dapatkan. Ini tak mungkin. Ini jauh dari dugaannya. Mana bisa?untuk apa dia kembali?kenapa baru sekarang?dia picik sekali. Rencananya sungguh tak bisa Kenan tebak.

"Bos saya dapat info, Rizal tahu kita simpen alat, dia buang alat itu ditengah jalan tapi ga usah khawatir bos kita pasti bakalan temuin mereka."

"Orang itu ga mungkin nyakitin keluarga saya, dia cuman pingin saya datang. Dia punya dendam sama saya." Kenan dengan kedua tangan terkepal. Kini dia mulai berjalan keluar menemui Riko dan Dariel.

"Dad?"

"Kita pergi sekarang."

"Mau kemana Ken?"

"Aku tahu siapa pelakunya Kak. Dia orang yang udah merencakan hal ini cukup lama jadi dia bisa masuk rumah aku atau kantor aku."

"Kakak ikut."

"Oke. Kita pergi." Kenan dengan tatapan tajam lalu berjalan menuju mobilnya. Meskipun dia tak tahu kemana tapi dia yakin Reno akan membimbingnya ke jalan yang benar dimana istri dan anak-anaknya berada.

***

Jesica terus memeluk Kris sementara anak-anaknya hanya bisa diam. Mereka benar-benar tak bisa bergerak sama sekali saat ini. Hanya tali yang mengikat kedua tangan mereka. Kini mobil berbelok kesebuah bangunan tua yang sudah lumut dan tak terurus. Entah berapa lama mereka dimobil tapi hari sudah semakin gelap.

"Ayo jalan!!" Seseorang mendorong Jesica.

"Jangan dorong mommy!!" Teriak Kay dengan suara kerasnya namun orang itu malah memukul Kay keras seolah peringatan agar dia tak berteriak. Mereka berjalan semakin dalam dan semakin masuk.

"Kakak!!" Teriak Jay melihat Ara sudah duduk disana. Wajahnya penuh air mata dan tentu saja ketakutan. Ada lakban hitam yang menyekap mulutnya sehingga Ara tak mampu membalas panggilan Jay. Jesica masih bertanya-tanya siapa yang melakukan ini padanya.

"Jangan!!jangan!!!" Teriak Jesica saat salah satu orang memisahkannya dari Kris membuat anaknya menangis kencang akibat teriakan Jesica.

"Duduk!!" Perintah orang itu membuat Jesica terduduk dan ikat sama seperti Ara.

"Ini supaya kamu ga teriak-teriak!!dasar bocah!!" Ucap pria bertubuh besar mulai menyekap mulut Kay, Jay, dan Kris namun tidak dengan Jesica. Tidak lama suara langkah kaki terdengar membuat Jesica yakin tak yakin dengan apa yang dia lihat saat ini. Apa benar itu dia?apa benar itu lelaki yang dulu hampir memperkosanya?.

"Long time no see you honey..." Ucap Andra dengan senyuman mengembang diwajahnya. Kini dia berdiri tepat dihadapan Jesica.

"So..this is your family honey?" Tanya Andra lagi namun Jesica belum mau menjawabnya.

"Kamu ga jadi bisukan?aku tanya kamu jawab!!!" Kini Andra mulai memaki membuat Kris semakin menangis.

"Uh....kasian si kecil." Andra menghampiri Kris lalu menggendongnya seperti seorang ayah.

"Jangan sentuh anak aku!!"

"Oke..oke. Aku nurut." Andra meletakkan lagi Kris dikursinya. Andra menarik kasar kursi lain dan duduk dihadapan Jesica.

"Kamu makin cantik aja." Puji Andra tak tahu malu.

"Apa mau kamu?"

"Kamu."

"Oke. Lepasin anak-anak aku."

"Dan..Kenan." Andra dengan puas menyebutkan nama musuhnya itu.

"Kalo gitu suruh dia kesini." Ucap Jesica membuat Andra tertawa.

"Itu gampang cuman...kalo ga nyiksa dia dulu kayanya ga enak ya. Pasti kebingungan tuh nyariin keluarganya."

"Dasar jahat!!"

"Jahat?Kenan yang jahat!!" Andra kini berdiri lalu berjalan menghampiri Ara.

"Aku ga suka sama anak sulung kamu ini, wajahnya mirip bajingan itu!!"

"Jangan sakitin anak aku!!" Teriak Jesica saat melihat Andra menjambak rambut Ara. Ara pasti kesakitan karena itu. Andra beralih lagi ke kursi lain.

"Oh..ini si kembar ya, Si nakal sama si Gila. Kenalin ini om Andra." Ucap Andra tepat diwajah Jay.

"Kalo ini si kecil yang udah aku gendong." Andra terus mengganggu keempat anak Jesica yang benar-benar tak mengerti siapa orang bernama Andra ini. Apa hubungannya dengan Ibu dan ayahnya.

"Please...Ndra...kali ini jangan sakitin anak aku, cukup aku aja."

"Kamu?" Andra menarik dagu Jesica agar menatapnya.

"Ga mungkin aku sakitin kamu sayang, mana bisa. Aku ga sampe hati waktu itu. Maaf..." Andra tanpa ragu mencium pipi Jesica membuat Jesica ingin meronta marah. Kay terus meronta ingin melindungi ibunya.

"By the way aku udah kenalan sama anak kamu, biar aku kenali anak aku." Andra lalu mengalihkan perhatiannya kesudut kanan dan munculah seseorang disana. Kay dan Jay kaget. Mereka tak percaya. Orang yang selama ini dikenalnya ada disana. Berjalan dengan santai tanpa dosa melihat mereka tersiksa bahkan terluka. Sungguh biadab.

"Anak-anak sapa ibu baru kalian."

"Halo Tante Jesica.." Ucap Kevin dengan seringai yang sama dengan Andra sementara anak perempuannya Andra hanya diam menunduk.

"Alyssa...ayo sapa ibu baru kamu."

"Ma..malam Tante.." Alyssa mulai berbicara. Jay yang melihatnya sungguh jijik. Memandangnya saja Jay tak mau. Alyssa ternyata sosok yang jahat. Jay tak mau mengenalnya lagi. Jay benci Alyssa.

***To Be Continue


ความคิดของผู้สร้าง
Keyatma Keyatma

Maaf untuk pembaca yang kecewa dengan jalan ceritanya. Author hanya ingin menambahkan konflik baru agar ceritanya tak terkesan monoton. Intinya konflik ini masih dilatarbelakangi oleh dendam karena cinta tak terbalaskan. Jadi buat pembaca hati-hati jika memutuskan seseorang. Tidak ada yang tahu mungkin dia sakit hati dan ingin balas dendam.

Untuk semua yang masih mendukung terimakasih atas comment dan votenya :)) Tetap dukung author. Sarangheyo ❤️❤️

Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C251
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ