Beberapa hari setelah peringatan dari Kay akhirnya Kiran menemukan waktu yang pas untuk mengatakan hal yang menjadi pikirannya belakangan ini. Sesuatu yang selalu mengganggu pikirannya setiap malam. Apalagi kalo bukan cara membutuhkan Bayu. Bayu sendiri sekarang ada dirumahnya. Dia sedang asyik bermain games sementara Kiran dengan gelisah menggigit bibir bawahnya. Kiran merasa ini waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungannya dengan Bayu tapi kenapa sejak tadi Kiran belum juga berani mengutarakan apa yang menjadi keinginannya. Dia bingung. Dia bingung harus memulainya darimana. Belum lagi selama ini tak ada masalah apapun diantara mereka jadi dia masih memikirkan alasan yang tepat untuk memutuskannya. Ah...ini benar-benar sulit. Disisi lain Kiran tak mungkin mengingkari janjinya pada Kay untuk memutuskan Bayu. Kiran Frustasi dengan situasi ini tapi jika terus dia undur Kay mungkin akan semakin berpikir yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Bayu. Dia hanya ingin bersama Kay sekarang. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan benar, menjadi kisah cintanya happy ending.
"Bay.."
"Hm..."
"Kita putus aja." Kiran membuat Bayu menghentikan jemarinya yang sedaritadi terus menekan-nekan layar handphonenya. Bayu kaget. Dia tak percaya dengan ucapan Kiran yang baru saja keluar dari mulutnya.
"A..apa Ran?"
"Kita putus aja Bay..."
"Kenapa Ran?" Bayu menanyakan hal yang tak ingin Kiran dengar. Dia tak punya jawaban untuk itu. Kepalany sudah mentok memikirkan alasannya apa.
"Ehm....aku..." Kiran dengan panjang saat mengatakan 'aku' seolah mengulur waktunya.
"Aku apa?" Bayu kini meletakkan handphonenya di meja. Tak peduli jika dengan tindakannya itu dia kehilangan kesempatan untuk menaikan levelnya, yang jelas ada hal lain yang jauh lebih penting dari sekedar gamesnya. Bayu memandang Kiran dengan begitu lekat sementara kekasihnya itu masih melihat kearah depan dengan kedua tangan mencengkram kuat bantal yang ada dalam pangkuannya.
"Aku pingin kamu jujur..."
"Ini salah aku Bay..."
"Ya apa?kenapa?Liat aku Ran." Bayu masih tak paham dengan situasi yang terjadi. Dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan Kiran. Bayu masih menunggu Kiran berbicara. Dia benar-benar lelaki yang sabar.
"Aku selingkuh, aku selingkuh dari kamu." Kiran dengan cepat sambil memejamkan matanya. Dia tak kuasa untuk melihat ke Arah Bayu. Dia takut. Dia takut jika memandang Bayu dia akan berubah pikiran dan mengasihaninya. Itu bukan cinta. Itu rasa Iba. Kiran tak bisa mencintai Bayu dengan tulus. Bayu diam belum merespon perkataan Kiran. Perasaannya sedikit tergores mendengar pengakuan jujur Kiran. Matanya nanar memandang kearah lain. Tubuhnya yang semula menghadap Kiran kini dia arahkan lurus kedepan seolah meniru gaya Kiran tadi.
"Maafin aku Bay, aku salah. Aku salah..." Kiran terus mengucapkan kalimat yang sama 'aku salah'. Bayu tersenyum sekarang. Bukan karena dia gila tapi dia mencoba menerima permintaan maaf Kiran.
"Kamu lakuin itu pasti karena aku ada salah. Aku bikin kamu ga nyaman?aku sadar, aku sering tinggalin kamu. Aku sibuk sama temen-temen aku. Kadang sekalinya ketemu aku juga sibuk sama handphone aku. Apa karena itu?"
"Bukan. Ini karena aku aja yang ga bisa lupa sama mantan aku."
"Kamu ketemu dia lagi?"
"Iya. Aku ketemu dia lagi. Bayu maafin aku." Kiran terus merengek sementara Bayu kembali tersenyum.
"Aku maafin kok Ran."
"Bay kamu boleh marah, jangan kaya gini. Ini buat aku ngerasa bersalah. Kamu boleh maki-maki aku sekarang."
"Ran...aku tahu kamu ga pernah seneng pacaran sama aku. Kamu selalu diem tiap kita sama-sama. Aku ga ngerti kenapa waktu itu kamu nerima aku tapi di awal pacaran aku seneng kok. Sebenernya ini juga hal yang pingin aku omongin cuman aku ga tahu harus ngomongnya gimana. Kita tuh kaya nunggu masing-masing ngaku aja. Aku pingin bilang putus tapi aku ga tega sama kamu begitupun kamu pasti bingung harus gimana. Ini cuman masalah siapa yang berani utarain duluan. Aku ga nyangka kamu bakalan sejujur ini sama aku."
"Aku udah ngelakuin kesalahan, aku ga mungkin nambah dosa aku dengan ngebohongin kamu terus."
"Aku yang bohong sama kamu."
"Maksud kamu?"
"Aku juga deket sama orang lain meskipun aku belum pacaran sama dia. Waktu trip aku ke raja Ampat kemarin. Aku bareng cewek itu."
"Hah?" Kiran tak percaya. Kini giliran dia yang sedikit tergores hatinya.
"Karena dari awal aku tahu kamu ga suka sama aku jadi aku cari cewek lain buat persiapan aja kalo kamu mutusin aku."
"Bay, kamu seurius?kamu lagi ga ngarang cerita supaya aku ga ngerasa bersalahkan?"
"Aku seurius dan aku ga mau kamu marah."
"Marah?apa yang bikin aku marah. Aku juga salah."
"Aku deketin Lola." Bayu membuat Kiran bak disambar petir. Lola?Lola sahahatnya?sahabat yang dia kenal dari awal masuk di kampus baru, sahabat yang tahu saat masa-masa Bayu mendekatinya sampai pacaran. Sudah beberapa Minggu ini memang Lola tak terlihat batang hidungnya. Dia bilang, dia pergi holiday bersama keluarganya tapi ternyata dia pergi bersama Bayu atau jangan-jangan touring kemarin juga Lola ikut?. Kiran tak bisa berkata-kata lagi.
"Ran...maafin aku ...." Kali ini suara Bayu yang memohon. Kiran sedikit kesal. Bukan dengan Bayu tapi dengan Lola. Tapi apa itu pantas?Apa pantas Kiran marah apada Lola?. Kiran menyandarkan badannya seolah lelah dengan kenyataan yang baru didengarnya.
"Aku ga marah sama kamu Bay.."
"Jangan marah sama Lola Ran..."
"Udah berapa lama kalian deket?"
"4 bulan yang lalu.."
"4 Bulan?" Kiran nyaris tak percaya dengan pengakuan Bayu. Jika dibandingkan dengannya. Bayu yang duluan bermain api. Kiran baru dekat dengan Kay 1 bulan ini sementara kekasih dan sahabatnya sudah membohonginya sekitar 4 bulan yang lalu. Kiran menarik nafas lalu menggelengkan kepalanya sebentar.
"Aku ga ada maksud bohongin kamu Ran."
"Iya. Aku juga ga ada maksud bohongin kamu. Maafin aku."
"Kita saling maafin oke. Aku ga mau kita jadi musuhan. Aku udah jujur begitu pun kamu. Aku terima pengakuan kamu begitupun dengan kamu. Aku berharap kamu ikhlas tentang hubungan aku sama Lola."
"Hubungan kamu hak kamu." Ran masih sedikit kesal dengan Lola. Untung Kiran merasa bersalah dengan Bayu kalau tidak Kiran mungkin akan melabrak wanita itu sekarang. Setidaknya sekarang Kiran sudah lega. Dia tak perlu lagi bersembunyi saat berpacaran dengan Kay. Dia tak perlu takut lagi bertemu dengan Bayu dijalan saat mereka bersama. Ini Jauh menenangkan.
"Kay..bentar lagi aku nemuin kamu." Ucap Kiran yang tentu saja dalam hati. Bayu masih disana tak mungkin dia mengutarakannya dengan lancang.
***To be continue