ดาวน์โหลดแอป
38.19% I don't know you, but I Married you / Chapter 199: Air dan Api

บท 199: Air dan Api

Hari ini adalah hari libur dan sejak sakit Jay rajin melakukan lari pagi walaupun hanya sekedar mengelilingi kompleknya. Hari ini tak seperti biasanya Jay berlari seorang diri padahal biasanya dia ditemani Kenan yang saat ini sedang sibuk mempersiapkan acara sunatan untuk adiknya Kris nanti siang. Jay berlari-lari kecil sambil menggunakan headsetnya mendengarkan lagu favorit yang biasa dia putar saat sendiri.

"Heh...lelet banget larinya..." Seseorang berbicara namun Jay menghiraukannya. Tidak lama orang yang berbicara itu mendekatinya dan berlari disampingnya membuat Jay terkejut ketika melihat wajahnya.

"Kenapa lu?kaya liat hantu gitu."

"Apa?" Jay melepaskan headsetnya.

"Pantes gw ngomong ga didenger, dasar budeg.."

"Ngomong apa?"

"Lelet..." Alyssa mengulanginya dan lagi-lagi Jay tak menggubrisnya.

"Lu manusia bukan sih?diajak ngobrol diem aja.."

"Emang aku harus bilang apa?"

"Tahu ah..." Alyssa berlari lebih cepat meninggalkan Jay sementara Jay masih santai berlari kecil seakan tak peduli dengan ledekan Alyssa. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi keringat namun kakinya masih cukup kuat untuk berlari sampai rumah. Belum juga jauh dia sudah melihat Alyssa lagi. Wanita itu kini tampak terduduk di pinggiran sambil memeggangi kakinya sendiri.

"Kenapa?"

"Ga liat gw kesakitan?"

"Sakit itu dirasain bukan diliat makannya aku ga tahu." Jay berhenti tepat di depan Alyssa dan melihat kearah kakinya.

"Aw....ngapain sih lu? pelan-pelan." Alyssa memukul lengan Jay pelan saat Jay memegangi kakinya.

"Palingan kram aja, makannya kalo olahraga pemanasan dulu. Kalo jogging ga usah ngebut, biasa aja larinya. Inikan bukan lomba lari.."

"Malah ceramah lagi."

"Ya udah sini..." Jay mencoba menyembuhkan kaki Alyssa. Dia membungkuk sebentar untuk meraih kaki Alyssa lalu melakukan peregangan pada kakinya cara dengan meluruskan kaki Alyssa ke depan sementara dia menekuk telapak kakinya.

"Udah mulai enakan?"

"Iya, makasih."

"Jalan aja, ga usah lari lagi. Pelan-pelan." Jay membantu Alyssa berdiri.

"Aw..." Alyssa masih mengeluh dan dengan refleks memegangi bahu tegap Jay sementara Jay sendiri langsung meraih pinggang Alyssa agar tak terjatuh.

"Jangan modus ya.."

"Ya udah aku jatuhin kamu.." Jay segera melepaskan pegangannya namun Alyssa segera menahan tangannya.

"Eh Jangan, tega banget. Udah ga tanggung jawab waktu itu sekarang malah gini."

"Oke aku bakalan jelasin kesalahan pahaman waktu itu." Jay sambil membantu Alyssa lagi dan kini mereka mulai berjalan menuju komplek rumah.

"Pertama, yang nabrak kamu itu bukan aku tapi kembaran aku. Kedua, dia bilang dia mau tanggung jawab tapi kamunya ga mau."

"Bukan ga mau tapi ga cukup, dia pelit."

"Ya udah ga usah marah-marah sama aku, aku kan ga tahu apa-apa."

"Tapikan kamu sodaranya."

"Meskipun aku sodaranya tapikan soal begini urusan masing-masing."

"Jay..." Suara seseorang memanggil dari atas motornya.

"Eh Kay..."

"Lagi apa?"

"Nah ini cowok yang nabrak kamu.."

"Kenapa nih cewek?" Kay sinis melihat Alyssa berdiri disamping adiknya.

"Kakinya kram tadi.." Jawaban Jay langsung membuat Kay melihat kearah kaki Alyssa.

"Ya udah gw anterin daripada kasian adik gw harus nahan badan lu.."

"Ogah, motor sialan ini nih yang nabrak gw."

"Udah naik aja, daripada jalan terus sakit." Jay menasehati.

"Mau ga?kalo engga, gw mau ajak adik gw aja."

"Terus ninggalin gw sendiri?dasar ga kakak ga adik sama aja."

"Ya udah makannya cepet naik." Kay memaksa dan akhirnya Alyssa pun mau. Dengan dibantu Jay wanita itu menaiki motor yang sempat dihinanya.

"Jay nanti aku balik lagi."

"Ga usah, aku lari aja."

"Ya udah hati-hati." Kay langsung menjalankan motornya. Dia baru saja pulang dari minimarket yang berada tak jauh dari gerbang kompleknya terlihat pula belanjaan di depan motonya menggantung. Perjalanan dimulai dengan keheningan dan tak ada satupun yang mencoba memulai percakapan. Kay yang mengendarai motornya dengan tenang tiba-tiba melakukan rem mendadak.

"Ih apaan sih, sengaja ya lu.." Protes Alyssa di kursi belakangnya.

"Sengaja apa sih?ada kucing tuh di depan lari, masa harus gw tabrak juga."

"Bukannya udah biasa lu nabrak-nabrak?"

"Mulai lagi deh, ga bisa apa dilupain aja?gw minta maaf."

"Udah buruan jalan lagi."

"Maafin ga?kalo engga gw diem nih.."

"Kalo ada mobil lewat gimana?"

"Ya makannya maafin. Kasian Jay lu salahin terus."

"Iya-iyaa.." Alyssa menurut kali ini. Kay kembali menjalankan motornya menyusuri jalan menuju rumah Alyssa yang berada tepat disampingnya.

"Nih udah, bisa ga turunnya?"

"Bisa." Alyssa memegangi kedua pundak Kay saat turun.

"Ma..." Suara Alyssa terpotong karena bunyi handphone Kay.

- Halo.

- Kamu dimana?

- Aku dirumah,

- Aku pingin ketemu, ada yang mau aku omongin.

- Kamu dimana sayang?

- Aku baru selesai ibadah.

- Ya udah sekarang aku jemput, tunggu ya..

Kay mengakhiri teleponnya.

"Tadi lu mau ngomong apa?"

"Makasih.." Alyssa dengan terburu-buru lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya sementara Kay hanya senyum-senyum sendiri dan memarkirkan motornya.

"Darimana Kay?"

"Jajan aja mom, aku mau pergi lagi ya.."

"Mau kemana?Nanti siang acaranya mulai."

"Aku ketemu temen dulu, aku ga akan lama kok mom.."

"Awas ya kalo mommy sampe ga liat batang hidung kamu."

"Iya mommyku yang cerewet..." Kay mencium pipi Jesica sebelum pergi. dia Meraih kunci mobilnya dan pergi menemui sang kekasih olive. Kay memang belum berpisah dari olive bukan karena tak mau tapi banyak pertimbangan yang dia pikirkan. khususnya bagaimana perasaannya jika Kay mengatakan ingin putus. Kay tak mau menyakiti wanita lagi dengan sembarangan mengatakan putus. Kay tahu pertimbangan agama memang sulit untuk ibunya menerima olive sebagai kekasihnya walaupun jika hanya berteman Jesica tak pernah mempermasalahkannya. Kay berpikir apakah hari ini harus dia katakan pada olive?atau nanti saja menunggu olive yang sadar?Kay bingung. Di sisi lain diam-diam Kay masih bersemangat bekerja di cafenya dan hal itu bukan karena sedang ramainya cafe tapi dia masih ingat jika Randi pernah mengatakan Kiran mencarinya jadi dia lebih banyak berdiam diri di depan untuk memastikan apakah Kiran datang atau tidak. Berharap ketika Kiran datang, dia akan menyapanya atau untuk sekedar menanyakan kabarnya. Kini setelah sampai di gereja tempat biasa Olive beribadah Kay keluar dan bersandar di depan pintu mobilnya.

"Nunggu lama ya?"

"Engga kok, aku ga bisa lama-lama ada acara sunatan adik aku dirumah nanti siang."

"Iya, ga akan lama kok.."

"Temenin aku cari sarapan aja yuk, aku belum makan."

"Iya sayang..." Olive sambil tersenyum sementara Kay mulai membukakan pintu mobilnya.

"Kamu mau ngomong apa?"

"Nanti aja ditempat makan, ga enak kalo disini."

"Mau surprise ya?"

"Iya surprise..."

"Apa sih?bikin penasaran."

"Udah nyetir aja.." Olive meraih tasnya dan membenarkan dandanya.

***To Be Continue


ความคิดของผู้สร้าง
Keyatma Keyatma

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku ya

Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C199
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ