WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
Pagi ini tak seperti biasa Kenan memulai aktivitas dengan berenang sementara Jay yang juga ada disana sedang duduk manis memikirkan sesuatu. Dia masih bimbang untuk mengungkapkan perasaannya atau tidak pada Tiara sementara Tiara sendiri sudah kembali ke Jogja seminggu yang lalu.
"Kamu kenapa?ada masalah?" Kenan melihat wajah Jay yang bingung.
"Aku mau nanya Dad kalo cara nembak cewek apa tinggal bilang aku suka kamu?" Pertanyaan Jay membuat Kenan tertawa.
"Jangan bilang suka tapi bilang sayang."
"Kenapa harus sayang?"
"Kalo suka cuman sesaat aja besok-besok kamu ketemu cewek lain juga suka kalo sayang beda kesannya."
"Kalo cinta?"
"Bolehlah."
"Waktu Daddy nembak mommy gimana?"
"Daddy ga ada tembak-tembakan karena langsung nikah."
"Masa ga bilang sayang."
"Ya bilang, Daddy bilang aja sayang sama mommy."
"Terus mommy mau jadi pacar Daddy?"
"Kan Daddy bilang kita langsung nikah jadi ga ada acara pacar-pacaran."
"Oh iya kan dijodohin." Jay mengingat cerita perjodohan mereka dari Jesica.
"Kamu mau nembak seseorang?"
"En...engga Dad.."
"Terus kenapa nanya-nanya?"
"Pingin tahu aja."
"Jangan ditahan nanti jadi penyakit." Kenan kembali berenang. Tidak lama Jesica datang dengan membawa minuman dan kue.
"Nih...makan Jay." Jesica ikut duduk bersama Jay.
"Wah...Daddy berenang aku mau ikutan." Kay yang baru datang langsung melepas bajunya dan ikut nyebur ke kolam.
"Apaan pagi-pagi rame." Ara juga datang dan dia memilih duduk bersama Jay dan ibunya yang terlihat sedang makan.
"Mom..bujuk Daddy dong.."
"Bujuk apa?"
"Aku ga mau kuliah lagi, aku pingin kerja aja."
"Kenapa sih kak?"
"Pokoknya aku pingin cari duit aja, ayo dong mom bantu aku daripada aku kuliah nanti ga selesai-selesai."
"Daddy tuh pasti nanya alasannya kenapa sayang."
"Ya bilang aja aku pingin kerja."
"Kenapa kamu yang ga bilang?"
"Udah tapi Daddy pingin aku kuliah lagi."
"Kalo kerja emang mau kerja dimana?"
"Di mommy."
"Jangan, perusahaan mommy buat aku."
"Apaan sih Jay terserah mommy dong."
"Ya udah nanti mommy coba bilang ke Daddy tapi mommy ga janji."
"Iya makasih mom." Ara tersenyum dan tak lama Kenan datang dengan basah kuyup.
"Mas pake handuk." Jesica langsung memberikan handuknya sementara Kenan mulai menggeser untuk merapat duduk di dekat Jesica.
"Mas bawahnya tutupin." Jesica protes lagi lalu memberikan handuk sementara Jay dan Ara masih sibuk makan.
"Kenapa sih?"
"Udah tutupin aja."
"Kepingin?" Kenan malah menggoda membuat Jesica langsung mencubit lengannya.
"Oh iya Mas aku mau ke Jogja."
"Ngapain?"
"Aku kemarin ngobrol-ngobrol sama bang Fahri dan kita sepakat mau kerjasama bikin cafe gitu tapi khusus makanan manis sama kue-kue aku juga sekalian mau ajakin Dinda diakan pastry chef udah pengalaman lagi."
"Bukanya dimana?"
"Di Jogja, kali aja bisa modifikasi oleh-oleh khas sana jadi lebih modern."
"Kok ga disini aja?"
"Ya kalo bagus bisa jadi buka cabang juga."
"Kapan kesananya?"
"Lusa Mas.
"Ninggalin anak-anak dong, Mas juga udah bilang kan mau dinas malam ini."
"Aku ikut..." Jay merengek.
"Ikut kemana?"
"Aku pingin ikut mommy."
"Jay mommy cuman 3 harian kok."
"Ya udah ga papa aku pingin ikut."
"Ih kebiasaan deh kamu apa-apa ngintilin mommy, mommy kan kerja." Ara sebal.
"Sini sayang.." Jesica yang melihat Kay datang mengarahkan dia duduk disampingnya.
"Kamu kan kuliah lagi padat-padatnya lagi."
"Ya udah bolos sekali ga papa kan mom."
"Tumben Jay kamu mau bolos." Kay heran.
"Gimana Mas?"
"Ya udah ga papa mungkin dia butuh refreshing kan cuman 3 hari nanti Mas nyusul."
"Nyusul?kan Mas masih di Medan."
"Mas di Medan juga 2-3 harian jadi bisa nyusul, kamu berangkat juga Lusa."
"Ga usah dipaksain Mas kalo ga bisa."
"Bisa kok pokoknya kita pulang bareng."
"Kakak sama Kay jangan berantem ya."
"Tergantung mom, kalo Kay ga bikin ulah aku ya diem aja."
"Siapa yang bikin ulah kakak kali."
"Belum juga Daddy sama mommy tinggal udah berantem aja." Kenan melerai.
"Kak, kakak kan udah gede, dewasa dong dikit. Apa salahnya ngalah sama Ade. Pokoknya kalo ada laporan apapun kakak yang tanggung jawab."
"Kok gitu mom?"
"Supaya kakak belajar dewasa."
"Dad..." Ara mengadu.
"Daddy ikutin mommy aja."
"Makasih mommy." Kay memeluk ibunya dari samping seolah menang.
"Basah Kay.." Protes Jesica.
"Ya udah Daddy ke atas dulu mandi."
"Mommy harus ganti baju ini." Jesica ikut berdiri.
"Mas pake handuknya." Lagi-lagi Jesica mengomel saat berjalan ke kamar mereka.
"Kenapa sih harus pake handuk terus?" Kenan protes di dalam kamar.
"Itunya keliatan."
"Apa yang keliatan?"
"Bentukannya."
"Bentukan apa?"
"Ini.." Jesica langsung memegang kepunyaan Kenan.
"Ya ga papa kamu yang liat."
"Tadikan ada Ara."
"Palingan dia ga nyadar."
"Besok-besok kalo berenang jangan pake ini lagi."
"Iya ya udah."
"Lagian kenapa sih harus besar panjang gini..." Jesica menggoda dengan memainkan tangannya di kejantanan Kenan.
"Mas mau mandi sayang.."
"Malem Mas pergi loh ga mau manja-manja dulu?"
"Ahhhh...." Kenan malah mendesah dengan permainan tangan Jesica dan kini dia mencium istrinya lalu mendorong istrinya ke arah tempat tidur dan dengan cepat dia menurunkan celananya yang basah.
"Pasti bakal kangen." Kenan mencumbu istrinya.
"Bentar Mas.." Jesica membuka kaosnya yang tadi basah karena pelukan Kay.
"Sini Mas bantuin." Kenan yang tak sabar membuka semua pakaian Jesica dan melemparnya ke sembarang arah.
"Mas jangan lama-lama di Medan nya." bisik Jesica saat Kenan menenggelamkan wajahnya di leher.
"Iya sayang..."
"Mashh..." Jesica menggeliat lalu menarik wajah Kenan agar bisa menciumnya sementara sebelah tangan Kenan mulai mengarahkan kejantanannya agar masuk.
"Ehhmmm...." Desah Jesica disela-sela ciuman mereka sementara Kenan mulai melakukan gerakan yang membuat Jesica mendesah nikmat. Kakinya dia lingkarkan di pinggang Kenan begitupun tangannya yang tak henti meremas lengan berotot Kenan yang ada disampingnya.
"Ah....Ahh....ahh...." Kenan terus mempercepat gerakannya sampai Jesica meminta agar dia yang mendominasi diatas. Dia menggoyangkan pinggulnya disana sementara Kenan perlahan meremas payudara milik istrinya. Ini adalah posisi favoritnya sehingga cukup lama mereka bertahan dengan posisi seperti itu. Kenan terus merubah gaya bercinta mereka agar lebih nikmat dan Jesica hanya bisa menuruti keinginan suaminya.
"Mashhh ahhhh..."
"Mau keluar sayang?" Kenan yang kali sedang sama-sama duduk saling berhadapan dengan Jesica mengangkanginya. Kenan menarik pinggul Jesica menyuruhnya naik dipangkuan Kenan.
"Kamunya gerak yang cepet."
"Ah...ehhmm....ah...ah....ahhhhh..." Jesica merasakan pelepasannya diikuti Kenan yang memuncratkan cairannya di dalam. Dia sedikit menekan kejantanannya ke dalam saat pelepasan itu datang.
"Udah diujung itu Mashh..." Jesica memeluk Kenan.
"Kenapa sih kamu masih hebat aja." Puji Kenan sambil membelai lembut rambut istrinya.
"Mas sekarang banyak maunya ya.." Protes Jesica yang merasakan badannya sedikit pegal.
"Ya supaya makin enak aja, mau oleh-oleh apa dari Medan?"
"Aku cuman pingin Mas cepet pulang."
"Jangan lirik cowok lain loh di Jogja."
"Bukannya Mas yang lirik-lirik."
"Engga sayang..."
"Mas pake celana yang bener.." Jesica masih dalam pelukan hangat Kenan.
"Iya sayang, tadikan cuman berenang Mas ga akan berenang disana."
"Aku ga ridho orang lain liat punya Mas."
"Iya-iya, baru kejadian juga tadi dan dirumah pula."
"Jangan macem-macem." Jesica melepas pelukannya dan menatap mesra suaminya.
"Kaya Mas baru pertama Dinas aja tapi Mas seneng kamu manja sama cemburu gini lagi. Mas janji ga akan nakal." Kenan melingkarkan lagi tangannya di pinggang Jesica sementara Jesica kini kembali melumat bibir Kenan lagi.
**** To be continue