ดาวน์โหลดแอป
4.22% I don't know you, but I Married you / Chapter 22: Hasilnya....

บท 22: Hasilnya....

"Oh...terus hasilnya?" Kenan penasaran dan sudah siap dengan jawaban apapun itu.

"Dokter itu ngasih aku ini." Jesica melepaskan pelukannya dan mengambil sesuatu di bawah meja. Kenan langsung terdiam bahkan matanya tidak berkedip sedikitpun.

"Kamu...."

"Ini kado yang pingin aku kasih ke Mas, akhirnya jadi juga." Jesica sambil senyum-senyum. Kenan benar-benar mematung tak percaya dengan hasil USG yang dipegangnya meskipun baru menunjukkan bulatan kecil disana. Kenan memeluk Jesica yang masih dipangkuannya.

"Makasih sayang..." Ucap Kenan dengan haru.

"Mas nangis ya.."

"Emang ga boleh Mas nangis?" Kenan melihat ke arah wajah Jesica diatasnya dan terlihat bekas air mata disekita matanya.

"Karena ini juga aku nangis." Jesica sambil menghapus air mata Kenan.

"Kata Mas juga apa, kita sehat kok cuman emang belum dikasih aja." Kenan meraih tangan Jesica yang ada di pipinya lalu menciumnya sebentar.

"Kamu jangan cape-cape ya sayang, mau apapun tinggal bilang Mas nanti Mas cariin."

"Mas ngarep aku ngidam?"

"Bukannya dari kemarin-kemarin udah?" Kenan mengingatkan.

"Dokter bilang usianya udah 7 Minggu, berarti sebelum ke Jogja aku udah hamil Mas."

"Iya pantes kamu banyak maunya, Mas jadi ga enak sering ngajak kamu gitu takut dedenya kenapa-kenapa." Kenan kini mengelus perut istrinya.

"Ini buktinya ga kenapa-kenapa, sehat kok bayinya kata dokter."

"Ih Mas jadi kesel kamu ke dokternya sama Dena bukannya sama Mas jadi ga bisa denger langsung omongan dokter."

"Habis aku lagi sebel sama Mas."

"Tuh kan baru ngaku sekarang."

"Ya habis Mas..."

"Sttt....udah jangan marah-marah terus, Mas udah minta maafkan." Kenan menyela ucapan Jesica sebelum dia kembali ke mood jeleknya.

"Mulai sekarang Mas harus dikurangin ya minta jatahnya." Jesica sambil senyum-senyum.

"Kok gitu?"

"Kata dokter gitu."

"Masa sih?"

"Ga percaya?coba tanya Alex aja."

"Alex kan bukan dokter."

"Katerin kan juga lagi hamil."

"Iya-iya, Mas udah hatam soal puasa begitu. Awal-awal kita nikah Mas udah banyak puasa jadi udah biasa."

"Bener?awas ya kalo maksa."

"Ya sekali-sekali masa ga boleh."

"Iya sayang..." Jesica mengelus pipi suaminya lembut.

"Mau ngasih tahu mamah kapan?"

"Nanti aja Mas pas kita kesana."

"Mau kapan kesana?"

"Weekend aja ya."

"Sekalian nginep aja yuk nanti gantian Mas juga nginep dirumah orang tua kamu."

"Iya boleh..."

"Mas nanti suruh Bi suci full nemenin kamu dirumah, jadi dia ga cuman beres-beres aja sampe siang dia harus nemenin kamu sampe mas pulang."

"Kasian dia Mas..."

"Gampang, Mas tinggal naikin gajinya nanti pulangnya dia anter pak kahar atau kamu pingin siapa?"

"Ya udah bi Suci aja."

"Mas sekalian mau cari tukang kebun juga."

"Mas kok jadi banyak pembantu sih dirumah."

"Ya gapapa, supaya ada yang nemenin kamu ngawasin kamu."

"Itu satpam 2 aja udah rame Mas."

"Ya ga papa sayang, supaya rumahnya bersih rapi pas dede lahir."

"Ih lebay..."

"Ini bentuk perhatian Mas sama kamu, bukannya bilang makasih."

"Iya makasih." Jesica sambil tertawa.

"Kita kamarnya pindah ke bawah aja ya supaya kamu ga naik turun tangga, bahaya..."

"Mas bener deh, Mas mikirnya udah kemana-mana, aku aja ga kepikiran."

"Ya kan jadi suami siaga."

"Aku bakalan hati-hati kok Mas."

"Ya udah Mas bikinin lift dirumah."

"Ih apaan, Jangan Mas."

"Ya udah makannya pindah."

"Iya nanti aku pindah, sama Mas juga kan?" Canda Jesica.

"Iyalah, Masa kamu tidur dibawah Mas di atas."

"Ih...gemes..." Jesica mencubit pipi Kenan dengan kedua tangannya.

****

Jesica yang semalam mendapat WA dari kakak iparnya yang akan datang bersemangat untuk memasak. Dia sudah terlihat sibuk dengan Bu Suci di dapur.

"Bu kata tuan jangan cape-cape biar bi suci aja yang masak."

"Dia emang lagi lebay bi, ga papa sini bibi aku ajarin masak kali aja bisa buka tempat makan nanti bi." Jesica yang tak pernah pelit membagi ilmunya pada siapapun. Tidak lama suara keributan diluar terdengar ternyata kakak ipar dan keponakannya sudah datang.

"Eh kak udah datang." Jesica segera menghampiri tamunya.

"Lagi ngapain ?" Kak Lisa sambil menggandeng anak-anaknya.

"Lagi masak buat kakak sama anak-anak."

"Wih...mantap nih dari aromanya." Puji kak Bella.

"Ya udah masuk yuk..." Jesica mengajak kakak iparnya itu ke meja makan.

"Hey...aunty tadi bikin kue lava mau ga?"

"Aku mau...aku mau..." Semua kompak.

"Bentar-bentar, Aunty ambil dulu." Jesica segera mengambil makanannya.

"Aku dulu.... aku dulu." Rey berebut dengan Keisha adiknya belum lagi Ethan dan Edward yang terus bertengkar.

"Tenang semuanya dapat ayo duduk yang manis." Jesica membuat semuanya diam.

"Pantes Kenan sering bawa bekel punya chef pribadi dirumah." Bella melihat-lihat makanan yang mulai disajikan dimeja.

"Jadi pingin bisa masak." Lisa yang memang tak terlalu pandai memasak.

"Nanti aku ajarin kak, gampang kok. Ayo makan nih piringnya."

"Kamu ga makan?" Tanya Lisa yang sudah mengambil nasi.

"Aku pingin gado-gado kak."

"Mau bibi cariin non." Bi Suci yang sedang menyiapkan minum seketika berinisiatif.

"Emang ada bi deket sini?"

"Ada non kalo ga salah, biar bibi cariin."

"Bibi pasti disuruh Mas Kenan lagi ya?"

"Engga non, kalo kata orang jaman dulu kalo orang ngidam harus diturutin takut anaknya nanti ileran."

"Ngidam?" Lisa dan Bella serempak bersuara membuat anak-anaknya terkejut.

"Kamu hamil?" Bella penasaran.

"I...iya kak." Jesica malu-malu.

"Alhamdulillah...berapa bulan?" Bella sangat senang mendengar akhirnya Jesica hamil.

"Baru juga 7 Minggu kak."

"Pantes ga keliatan."

"Jadi mau bibi cariin non?"

"Iya Bi maaf ya, minta anter pak kahar aja."

"Iya non." Bi Suci langsung pergi mencari makanan yang diinginkan Jesica.

"Ye...anggota geng kalian bakalan bertambah nih." Lisa berbicara dengan anak-anak. Jesica sangat bahagia saat ini akhirnya impiannya memiliki anak tercapai.

"Sama nih ka, kakak juga lagi pingin hamil."

"Kakak mau nambah lagi? Tanya Lisa begitu mendengar Bella ingin hamil.

"Sebenernya Mas Dikta yang pingin tambah lagi, pingin anak cewek. Kamu enak udah sepasang Rey sama Keisha."

"Aku ga mau mom punya adik." Edward langsung protes.

"Iya sayang...." Bella mengusap lembur rambut Edward.

"Tapi tuh liat Edwardnya ga mau."

"Kenapa kak?" Tanya Jesica.

"Takut kaya Ethan, nyebelin katanya padahal dia sendiri yang suka usil." Bella sambil tertawa melihat anaknya.

To be Continue******


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C22
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ