"Bang...Maaf...aku..." Dena kini mulai berbicara. Mungkin ini adalah keputusan akhir Dena setelah mendengar penjelasan Fahri tadi.
"Abang ngerti apapun yang jadi keinginan kamu."
"Maaf aku salah nilai Abang." Kini giliran Dena meraih tangan Fahri.
"Seperti kata aku tadi, Abang itu selalu jadi kebalikan aku, setiap ketakutan aku justru jadi keberanian buat Abang. Aku minta maaf."
"Iya ga papa." Fahri mengusap rambut panjang Dena dengan sebelah tangannya seolah ingin mengungkapkan rasa sayang.
"Jadi keputusan aku boleh aku revisi?" Dena dengan malu-malu membuat Fahri mengerutkan dahinya.
"Jadi boleh ga?"
"Ya udah lamarannya Abang revisi juga."
"Apaan sih." Dena protes namun Fahri kini beranjak berdiri dan menuju meja kerja. Dibukanya laci kayu miliknya dan dia tampak mengambil sesuatu. Selesai darisitu dia kembali menghampiri Dena namun kali ini dia tampak berlutut dihadapan Dena sambil membuka kotak kecil yang menunjukkan cincin yang indah.
"Mau nikah sama Abang?Abang pasti tepatin semua janji Abang tadi."
"Iya..aku mau." Dena tanpa ragu-ragu lagi menerima lamaran Fahri membuat wajah yang tadi tegang kini mengembangkan senyuman begitu lebar. Tidak lama Fahri memasangkan cincin yang sebelumnya sudah dia beli.
"Loh..ini kan..." Dena mengenali cincin yang dipakainya.
"Iya ini cincin yang Abang beli di Jakarta sama kamu makannya pas."
"Katanya buat temen Abang."
"Iya kan emang buat temen Abang, dulu kan kamu temen Abang sekarang udah jadi calon istri." Fahri membuat Dena tersipu dan memeluk Fahri.
"Jangan mikir yang aneh-aneh lagi ya, kalo ada apa-apa bilang sama Abang. Abang udah curiga deh sejak beberapa Minggu yang lalu pas kamu cuek sama Abang."
"Iya maaf-maaf bang."
"Bang aku belum makan dari hotel loh." Dena memandang wajah Fahri dengan tetap memeluknya
"Kenapa ga bilang, mau makan apa?biar Abang bikinin, nanti kena mag gimana?"
"Aku pingin nasi goreng."
"Ya udah Abang turun dulu atau makannya mau dibawah?"
"Engga, pingin disini aja."
"Ya udah, udahan dulu pelukannya."
"Jangan lama-lama." Dena manja melepaskan pelukannya.
"Iya sayang." Fahri lagi-lagi membuat Dena tersipu dengan panggilan sayang. Dia senyum-senyum sendiri di ruang kerja Fahri sambil memandang cincin dijari manisnya. Dia belum memberitahu 3 sahabatnya yang saat ini penasaran menunggu cerita Dena.
"Mas, kok aku khawatir ya sama Dena. Apa dia baik-baik aja sekarang?" Jesica tampak gelisah dalam mobil.
"Mau balik lagi?mumpung kita belum sampe nih." Kenan menawarkan.
"Iya ya Mas, apa kita balik lagi aja?"
"Ya udah Mas puter balik aja."
"Maaf ya Mas, jadi ganggu liburan kita. Aku ga enak sama Dena lagian aku yang nyuruh dia kesini."
"Iya sayang ga papa."
"Nanti aku ganti deh."
"Ganti?ganti apa?"
"Pokoknya Mas ga akan nyesel udah puter balik." Jesica senyum-senyum membuat Kenan penasaran.
"Jadi kita Kemana sekarang?"
"Ke cafe nya Fahri aja.."
"Sekalian Mas makan ah, laper ..."
"Enak-enak makanannya?"
"Enak yang tapi belum ngalahin masakan kamu."
"Ah gombal, bilang aja enakan masakan Fahri."
"Enggalah, enakan masakan kamu."
"Eh Mas kalo ada toko oleh-oleh berhenti bentar aku pingin bakpia."
"Masih jauh juga sayang pulangnya udah beli oleh-oleh."
"Bukan buat oleh-oleh tapi buat aku makan."
"Oh ya udah iya nanti kita berhenti." Kenan menuruti keinginan istrinya. Setelah 2 jam di perjalanan dan membeli bakpia mereka pun sampai di cafe Fahri. Saat masuk waiters yang sama menyapa Dena tadi menyambut kedatangan mereka namun kali ini dia tahu bahwa kedua tamu itu adalah teman Fahri karena melihat Kenan. Waiters itu menujukkan keberadaan Fahri yang sedang duduk memandangi laptop dengan Dena disampingnya.
"Oh ini kelakuan lu, WA gw ga dibales, telepon ga diangkat. Lu malah cengengesan disini." Jesica protes sambil langsung duduk yang disambut tawa Dena.
"Maaf hp gw diatas kayanya."
"Sengaja lu ya, gw sampe ga jadi ke pantai gara-gara lu tahu ga?dasar sobat ga ada akhlak." Jesica mengomel lagi yang kini disambut tawa juga oleh Fahri.
"Sabar sayang." Kenan menenangkan sambil melihat menu makanan.
"Dari roman-romannya sih happy ending." Jesica melihat tingkah Dena dan Fahri yang berbeda.
"Jadi diterima nih?" Tanya Kenan.
"Iya, akhirnya gw nikah juga Ken."
"Wah...selamat ya." Jesica tampak antusias dengan jawaban Fahri.
"Dena jadi nyonya Alinski nih." Kenan ikut senang.
"Makasih-makasih ini juga berkat kalian gw akhirnya ketemu jodoh gw." Dena dengan tulus membuat Jesica terharu.
"Berarti makan-makan dong. Sayang mau makan apa?"
"Iya nih kasian suami gw sampe kelaperan udah nyetir jauh-jauh malah balik lagi, Tanggung jawab kalian."
"Ya udah pesen aja nanti masuk bill gw." Fahri mengiyakan.
"Ka lu ga salah beli bakpia?"
"Engga, lu mau?ini buat dimakan bukan buat oleh-oleh Na."
"Oh gw kirain."
"Lu udah kasih tahu Lala sama Katerin?"
"Belum, kan hp gw di atas. Biarin aja supaya mereka penasaran ka."
"Dasar lu jahil." Jesica kemudian melihat menu yang disodorkan Kenan. Dipilihnya menu yang menurut dia terlihat lezat.
******To Be Continue
Morning
Jangan lupa vote and leave comment ya :)