"Anak?" Kenan mengulangi perkataan Jesica karena tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.
"Aku pingin ngasih Mas anak."
"Gara-gara kemarin ya?"
"Engga, ini emang keinginan aku Mas." Jesica meyakinkan dan membuat Kenan tersenyum dan yakin kalau ini benar-benar isi hati istrinya.
"Lagian Mas bilang Mas kurang nyaman kalo kita lagi gitu terus diluar atau pake pengaman, jadi mulai sekarang boleh kok di dalem Mas."
"Ini beneran bukan karena paksaan atau karena ditagih-tagih?"
"Beneran Mas."
"Mas makin sayang sama kamu." Kenan begitu senang dengan hadiah istrinya. Ini adalah salah satu hadiah terbaik dalam hidupnya.
"Aku juga sayang Mas." Tangan Jesica perlahan membuka kancing kemeja Kenan.
"Udah selesai emang dapetnya sayang?" Kenan menyambut dengan baik gerakan itu.
"Udah kok Mas." Jesica kini berhasil membuka kancing baju terakhir suaminya.
"Pelan-Pelan sayang." Kenan mulai merasakan adanya tangan yang mempermainkan kejantanannya. Sambil menikmati sentuhan itu Kenan menghujani Jesica dengan ciuman-ciuman kecil di sekitar wajah bahkan bibirnya. Tangannya beranjak membuka baju istrinya yang masih lengkap namun belum juga terbuka Jesica mendorongnya kesamping sehingga posisinya kini terbalik Kenan dibawah Jesica.
"Hari ini aku yang diatas ya Mas..."
"Ada apa sih sama istri Mas hari ini?" Kenan terduduk dengan tetap membiarkan Jesica dipangkuannya. Tangannya dia letakkan di pinggang polos istrinya.
"Pingin nyenengin Mas."
"Kamu ga usah gitu juga Mas udah seneng sayang."
"Tapi hari ini beda." Jesica semakin mendekatkan diri pada kenan. Tidak lama dia mencium bibir suaminya itu. Menciumnya dengan penuh gairah dan nafsu yang sudah tak bisa dia bendung sejak di restoran tadi. Jesica memainkan lidahnya didalam mencoba melakukan teknik French Kiss yang dia tahu kemudian dia berdiri dan melepaskan pakaiannya dengan tatapan menggoda pada Kenan. Jesica sudah tak malu lagi kmemandang Kenan dengan badan telanjangnya. Kenan pun tak mau kalah di berusaha melepaskan celananya yang sedari tadi mengurung adik kecilnya yang sudah mengembang dengan besar.
"Kamu seksi sayang..." Puji Kenan melihat istrinya yang mulai berjalan mendekatinya lagi.
"Kalau lagi telanjang aja aku seksi?hm?"
"Engga sayang, setiap hari tanpa telanjang pun kamu seksi." Kenan yang duduk menarik pinggang Jesica agar berada dipelukannya. Kenan kini memainkan payudara istrinya dengan mulut serta lidahnya hingga membuat Jesica mendesah nikmat tak karuan di dalam kamar.
*****
Suara dering telepon terdengar namun sedari tadi belum juga ada yang mengangkatnya. Terlihat Jesica dan Kenan masih terlelap tidur dengan hanya dibalut selimut warna biru tuanya.
"Mas...."
"Hmm..."
"Ada telepon tuh."
"Bukannya hp kamu ya...." Kenan masih memejamkan matanya. Perlahan Jesica meraba-raba rak kecil yang ada disamping ranjangnya mencari ponsel yang sedari tadi berdering.
- Halo...
Jesica dengan malas menjawba teleponnya.
- Ka...lama banget sih, gw teleponin juga daritadi.
- Iya maaf, kenapa Kat?
- Lala udah lahiran tuh.
- Hah??.
Jesica langsung membuka matanya.
- Kemarin habis dari ulang tahun Ken dia mules-mules jadi sama Dimas langsung dibawa ke RS ga taunya udah pembukaan tiga.
- Terus sekarang gimana?.
- Lahirannya normal, anaknya cowok lu mau kesana ga?
- Iya nanti gw kesana, jam berapa sih ini?
Jesica melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang.
- Lu baru bangun tidur?
- Iya Kat, ya udah ntar gw kesana nanti kasih tau aja rumah sakit mana ya. Ngomong-ngomong lu udah disana?
- Belum, gw langsung kerja nih.
- Oh kirain, Dena?
- Kayanya udah deh.
- Oke. Makasih info nya Kat..
Jesica menutup teleponnya dan menyimpan lagi ponsel diatas nakas. Perlahan dia mulai duduk dengan tetap menarik selimut yang menutupi badannya kemudian meregangkan tangan dan kakinya.
"Gila kemarin gw habis ngapain, pegel banget." Jesica dalam hati.
"Mau kemana?" Kenan langsung menyergap tangan Jesica saat merasakan istrinya akan pergi.
"Lala udah lahiran Mas, aku mau jenguk lagian Mas ga ke kantor apa?"
"Udah siang gini ngapain ke kantor, Ntar Mas anter kamu aja." Kenan ikut terduduk lalu meletakkan dagunya di pundak Jesica.
"Makasih sayang, semalem kamu the best." Puji Kenan sambil menciumi pundak istrinya.
"Segala gaya udah dicobain sampe pegel badan aku Mas."
"Mau Mas pijitin?"
"Kalo Mas yang pijitin nanti tambah pegel." komentar Jesica disambut tawa kecil Kenan.
"Kalo kita punya anak kamu pingin perempuan atau laki-laki?"
"Apa aja, sedikasih nya. Kalo Mas pingin apa?"
"Mas pinginnya Perempuan, cantiknya kaya kamu." Kenan menenggelamkan wajahnya dipundak Jesica dan menciuminya lagi.
"Justru kalo perempuan biasanya mirip papahnya."
"Jadi panggilannya papah?" Kenan menggoda.
"Mas pinginnya dipanggil apa?"
"Daddy?" Kenan tidak yakin.
"Aku mommy berarti." Jesica berandai-andai.
"Duh jadi kepingin cepet punya anak..." Kenan memeluk gemas istrinya.
"Mas pingin punya anak berapa?"
"Gimana kamu aja, kamu mau ngasih berapa?"
"Kata orang melahirkan sakit, aku sedikit takut sebenernya."
"Ya udah operasi aja."
"Enak aja, aku pingin normal Mas."
"Ya udah Mas bakalan temenin sayang..."
"Janji?"
"Janji."
"Awas ya kalo bohong, Mas milih yang lain lagi."
"Engga, Mas bakal bela-belain buat kamu sayang."
"Aku pingin punya anak 2 tapi kayanya 4 bikin rame rumah."
"Empat?kalo gitu Mas harus rajin bikinnya." Canda Kenan.
"Soal gituan aja cepet."
"Ya kan sama kamu, pokoknya mulai sekarang kamu jangan cape-cape, jangan angkat yang berat-berat harus seneng-seneng."
"Kalo gitu Mas jangan bikin aku sebel."
"Sebel?kapan Mas bikin sebel?"
"Sering, terakhir soal si Dinda-Dinda itu tuh."
"Udah-udah nanti kamu sebel beneran."
"Ya udah aku mau mandi dulu Mas." Jesica mencoba keluar dari selimut.
"Mandinya sama Mas aja." Kenan mengikuti Jesica.
"Mandinya nanti tambah lama lagi." Jesica menggerutu tapi Kenan tetap menyusulnya ke kamar mandi.
******To be Continue
Jangan lupa comment and vote ya :))
Happy reading