Tasia mengangguk mengerti lalu Hadyan segera melangkah pergi.
Seorang wanita cantik nan anggun tiba-tiba muncul dan berdiri di sisi air mancur. Ia menatap sebentar sosok Tasia yang duduk sendirian di tepi kolam membelakanginya. Dewi Sri menghampiri gadis itu untuk sekedar mengobrol dan mengenal lebih dekat pujaan hati pangeran kesayangannya.
"Mentari sudah memancarkan cahayanya. Tetapi masih tampak redup di wajah ayu-mu, nak Anastasia." Tasia sontak berdiri dan berbalik ketika mendengar suara lembut dan ringan bagai musik klasik penghantar tidur itu.
"Dewi.." Sapanya kaku. Bingung harus berbuat apa.
"Janganlah kau merasa canggung terhadapku, nak. Kau adalah pujaan hati pangeran Hadyan, kau adalah temannya. Begitupula kau adalah temanku juga." Ia tersenyum lembut seraya mengarahkan Tasia untuk duduk kembali dan ia turut duduk bersamanya di pinggiran kolam perak itu.
Teman2.. di bab ini ada second storynya yahh.. maaf bagi yg kurang suka. Tapi ini cukup penting buat isi novelnya. Mohon dimengerti yahhh.. Trimakasihhh.. Selamat membaca \^^/