Hari berikutnya, Khanza kembali bekerja seperti biasa. Dia menepis dengan cepat apa yang sudah terjadi dan dia lalui akan pertemuannhya dengan pak Gibran. Dia melanjutkan pekerjaannya seperti biasa, sebagai pelayan restoran. Hari ini, restoran kembali ramai pengunjung. Sehingga Khanza begitu mudah lelah, karena begitu banyak mengantar pesanan di setiap meja yang berbeda. Sesaat kemudian, tiba gilirannya harus kembali menghampiri seorang pengunjung yang baru saja memasuki ruangan, dia sudah tahu dan langsung mengenali siapa pengunjung tersebut. Maka, dia mengurungkan niatnya dan langsung saja meraih secangkir teh yang di campur madu untuk di berikan pada pengunjung tersebut.
"Silahkan di nikmati," ujar Khanza memperlakukannya seperti pengunjung biasanya.
"Eh… hehe…" sebuah tanggapan yang seolah menandakan dia sudah terangkap basah.
"Aku yakin, bapak datang kesini bukan untuk sekedar makan atau minum disini." Khanza langsung menyelidik.