Devano masih menatap lekat kedua mata Khanza. Akan tetapi, di hati dan pikiran Devano seakan tersirat dorongan yang memaksanya untuk melakukan sesuatu yang masih berusaha keras dia tolak dalam batinnya. Khanza pun menatap wajah Devano dengan tatapan tajam dan penuh amarah. Dalam hatinya saat ini hanyalah kebencian yang ada, betapa Devano sangat kesal karena Khanza menatapnya kali ini dengan kebencian. Lantas dia melepaskan cengkramannya dan menghempaskan Khanza begitu saja.
"Kau memang bajingan! Aku menyesal memilihmu sebagai suamiku, andai saja aku tahu bagaimana sikapmu yang menggila ini, tentu aku tidak akan pernah sudi hidup seatap denganmu."
Lagi dan lagi Khanza mengumpatnya.
"Katakan siapa ayah dari anakmu itu," balas Devano kembali mengulang pertanyaan yang membuat Khanza justru sedikit melemah.