Perjalanan sudah entah sampai dimana saat ini, entah sejak kapan Khanza sudah tertidur dengan sangat lelap setelah Wisnu mengabaikannya untuk tidak membuatnya berhenti di sisi jalan tadi.
Lantas Wisnu berhenti di sisi jalan, dia mematikan mesin mobilnya dahulu. Lantas memandang wajah Khanza yang terlelap dalam tidur dan di tutupi oleh sebagian rambutnya. Wisnu mengerutkan keningnya, lantas dia menopang dagunya. Menatap wajah Khanza dengan sangat lekat.
"Kau wanita yang pemberani dan luar biasa, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan kakakku, tapi diluar itu… Aku masih tetap mengagumimu. Kau wanita yang unik, dan kau juga wanita yang pandai mengambil hati kakak. Terkadang, aku sangat iri. Tapi kebahagiaan kakak, itu nomor satu bagiku. Akan tetapi, melihatmu seperti ini aku tidak bisa menahan diri. Aku harus melindungimu dari sikap kakak yang selalu egois dan tempramen."