Sejak kedua orang tua Devano kembali ke LN, Devano mulai kembali sibuk dengan segala aktivitasnya sebagai guru les komputer. Sedang pak Gibran seakan tidak pernah putus asa mengharapkan Khanza untuk bisa bertemu dengannya kembali. Pak Gibran yang di kenal selalu santai, wibawa dan tenang dalam setiap menghadapi masalah, kali ini berubah menjadi sosok yang mudah marah. Bahkan dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah yang sederhana itu, dengan alasan perusahaan yang berada dalam naungannya sedang membutuhkan kehadirannya sebagai pemimpin.