Esok hari, di waktu pagi yang cerah, hembusan semilir angin sejuk menyambut pagi dengan rona bahagia. Karena pagi ini, sebelum pergi ke sekolah, ibu Khanza membuat bekal untuk Khanza bawa ke sekolah.
"Bu, aku kan sudah sarapan tadi. Mengapa ibu siapkan bekal lagi untukku?" tanya Khanza.
"Hem, kau boleh berbagi dengan Chika. Atau, kau juga boleh memberikannya untuk gurumu. Kau masih belum pulih betul, jadi kau harus banyak makan. Jangan sembarangan jajan di kantin sekolah!"
Khanza tersenyum sumringah dan malu-malu setelah mendengar ucapan ibunya, dia memainkan kakinya seperti sedang salah tingkah akut. Timbul rasa percaya diri dan keyakinan jika ibunya memberikan sinyal lampu hijau akan hubungannya dengan pak Gibran.
"Makasih, bu! Aku sayang ibu," ucap Khanza mengecup pipi ibunya lalu pergi ke sekolah dengan sepeda mini kesayangannya.
Melihat putrinya beranjak pergi, ibu Khanza kembali termenung menatap bayangan punggung Khanza yang perlahan menghilang.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!