"Ppfftt… hahaha," Khanza tak mampu lagi menahan gelak tawa yang sejak tadi dia tahan sekuat tenaga. Hal itu membuat pak Gibran mengerutkan keningnya, kebingungan melihat Khanza tertawa demikian.
"Apa yang kau tertawakan, hah?" cetus pak Gibran.
"Hahaha, aduh maaf, maaf. Jangan marah begitu, aku hanya bercanda saja tadi," ujar Khanza sambil menahan tawanya lagi.
"Apa maksudmu?" pak Gibran masih kesal.
Cup!
Khanza mengecup singkat bibir pak Gibran.
"Apa kau sungguh percaya ucapanku? Astaga, aku dan Denis hanya berteman dekat, tidak lebih!" Khanza akhirnya menyerah dan menjelaskannya sebelum pak Gibran semakin marah.
Pak Gibran masih terdiam dengan ekspresi wajahnya menatap lugu wajah Khanza. Sesaat kemudain dia melepas napasnya dengan menghempaskan begitu saja.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius