Note : Saya akan menggunakan tanda kurung dua kali untuk membedakan tanda terjemahan dalam Bahasa Inggris dan suara dalam pikiran yang didengar oleh Audy.
"Eh? Apa?"
((Aku menyukaimu, Audy…..))
WAIT!!! WHATTTT!!!! Bibir Anthony sama sekali tidak bergerak saat ia mengucapkan kalimat barusan. Tunggu!!! Apa ini artinya??? Sebentar…. Sebentar….
((Sial!!! Istriku tidak mengangkat telepon!!! Dia pasti sedang berada di rumah laki-laki itu!!!))
Mata Audy berkedip-kedip cepat. Ini…. mungkinkah… jangan-jangan….
((Sebaiknya kucuri saja uang ini. Toh ibu juga pulang malam…))
Wajah Audy sekarang terlihat hampir seperti orang mau menangis.
OH, TIDAKKKKKK!!!!! Ia menutup telinganya rapat-rapat tapi suara orang-orang itu terdengar semakin keras dan banyak. Seperti dengungan sejuta lebah di sekitarnya.
"Kau juga akan bisa mendengar setiap pikiran atau perasaan mereka secara langsung…." ucapan Azalel kembali terngiang-ngiang di benaknya.
((Kakekku jahat…Ia selalu memukulku…))
((Aku menyukai pacarnya Ranti. Ia tampan sekali…..))
((Ayahku berjudi lagi..))
((Leon suka padaku tapi ia kekasih kakakku…bagaiman…..))
Audy terus menutup telinga dengan kedua tangannya. Matanya terpejam rapat sambil berharap suara-suara tersebut tidak terdengar lagi di kepalanya. Tapi percuma. Usahanya sia-sia. Semua suara itu tumpang tindih. Membuat kepalanya hampir meledak.
SIALAAAAANNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!
Anthony benar-benar bingung saat melihat reaksi Audy. Wajahnya pucat dan keringat bercucuran dari dahinya. Ia takut kalau-kalau gadis ini sakit saat tengah dibawanya sekarang.
"Audy? Are you ok?"
.........…..
Audy pulang dengan ekspresi seperti seseorang yang baru saja kehilangan rohnya. Anthony lalu menyerahkan roti bakar yang dibelinya ke tangan mama Theresia.
"Audy, kenapa, Ton?"
"Mungkin tidak enak badan, tante. Perlu istirahat kayaknya…"
"Saya pulang dulu ya?" Anthony langsung pamit dan menghilang dengan motornya.
Audy lalu menuju ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur.
Sekarang, ia tahu perasaan Anthony kepadanya.
.........
"Ya, malaikat kepala. Kami tahu. Kami sudah menyampaikan semua informasi tersebut kepadanya. Sekarang, kita hanya harus menunggu hasil keputusannya…"
Azalel berbicara melalui Cincin Penghubung yang dipakainya dengan nada serius.
"Apa kita benar-benar tidak bisa membawanya secara paksa ke dalam surga?" tanya Reuben jengah. Ia sudah capek diperlakukan sebagai objek foto atau selebriti local oleh para manusia yang selalu sibuk mengerumuninya.
"Kita adalah makhluk roh dan tidak boleh mencampuri urusan manusia.."
"Kita hanya berurusan dengan kebutuhan dan keinginan mereka yang dipanjatkan melalui doa. Sisanya, sudah diatur oleh Yang Diatas…"
"Tapi Althea kan bukan manusia!!!" balas Reuben ngotot. Althea adalah nama malaikat Audy.
"Ia manusia yang bukan manusia. Duh, aku bingung sendiri menamai anak itu…"
"Yah, sudahlah….. sekarang…. kita hanya bisa menunggu saja…."
......….
Anthony mendengus kesal sambil menjatuhkan dirinya ke atas kasur.
Malam ini harusnya jadi malam yang sempurna untuk mereka berdua tapi entah kenapa reaksi gadis tersebut aneh sekali. Sebuah perasaan cemas menyelimuti hatinya. Mudah-mudahan ia tak apa-apa.
.
Ketika Takdir memutuskan langkahku….
Dan aku bisa mendengar suara kalbumu….
Sejernih suara burung di pagi hari…
Sejelas suara ombak di lautan…
Sebuah denyut baru yang aneh muncul di dalam jantungku…