Sepulang dari Apartemen Zhu Zheng, aku mulai mencari-cari pakaian terbaik miliku yang akan aku gunakan besok. Hampir sekitar dua jam akupun mendapatkan pakaian yang cocok untuk aku gunakan besok. Selesai mencari pakaian, akupun mandi dan makan malam.
Sebelum tidur, aku membuat daftar tempat-tempat yang akan aku kunjungi bersama Zhu Zheng besok.
Sungguh aku tidak sabar lagi untuk menanti hari esok.
....
Alaram di ponselku berbunyi, menandakan aku harus segera bangun.
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 5 subuh. Akupun mulai mandi dan bersiap-siap. Pukul 6 pagi aku sudah menatap tampilan diriku yang terlihat sangat sempurna di depan cermin.
"Apa lagi yang kurangyah dari penampilanku ini? Hmm... Aku rasa ini sudah cukup."
Selesai berpakaian dan semuanya, akupun duduk di ruang tamu untuk menunggu waktu di mana jam menunjukan pukul 9 pagi. Merasa kurang sabar menunggu di dalam Apartemen, akupun memutuskan untuk menunggu kedatangan Zhu Zheng di depan gedung Apartemen yang berlantai 6 ini.
Entah aku terlalu bersemangat atau apa(!) Aku sampai tidak merasa lelah menunggunya di depan gedung Apartemen kurang lebih 4 jam lamanya.
Seperti yang di harapkan dari seorang Zhu Zheng yang tepat waktu.
Pukul 09.00 mobil Zhu Zheng sudah berhenti di depan gedung Apartemenku. Aku melihatnya turun dari mobil, dan akupun cepat-cepat berlari menghampirinya.
"Pagi, Tian." Sapaku sambil memperlihatkan senyum terbaikku padanya.
"Panggil aku Zhu Zheng."
"Ah, Zhu, Zhu Zheng." Ucapku dengan senyum kaku.
Zhu Zheng membuka pintu mobil dan menyuruhku masuk. Akupun masuk ke dalam mobil dan kemudian di ikutinya masuk melalui pintu sebeleh.
"Kamu mau kemana?" Tanya Zhu Zheng setelah melaju meninggalkan Apartemen.
"Ah, itu ... Tunggu sebentar." Aku mengambil buku album berukuran mini dari saku bajuku beserta dengan pulpen. Dan membaca tempat pertama yang akan aku tuju.
"Kita akan ke Restauran C. Makanan di sana sangat enak dan lezat, harganya juga sangat terjangkau. Bagaimana menurutmu?"
"Terserah padamu saja. Jika kamu suka."
"Baiklah, kalau begitu kita kesana."
Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah aku dan Zhu Zheng di depan Restauran C. Kami berdua masuk ke dalam dan duduk di dekat jendela kaca.
"Zhu Zheng apa yang ingin kamu pesan?"
"Apa saja." Jawab Zhu Zheng sambil mengotak atik ponselnya.
"Mba, menu ini dua porsi dan teh ini dua."
Tian, "Ganti dengan kopi hitam."
"Oh, tehnya satu dan kopi hitam satu." Ucapku pada pelayan Restauran C.
Setelah pelayan itu pergi, akupun kembali menatap Zhu Zheng yang sedang bermain dengan ponselnya dalam senyum.
Ini yang kedua kalinya dalam hidupku melihatnya tersenyum.
Melihatnya tersenyum, membuat aku juga ikut tersenyum. Walaupun aku tahu, senyum itu bukan di berikan untuku.
"Apa itu Anita?"
Zhu Zheng menatapku dengan wajah datar khasnya.
"Apa orang yang membuatmu tersenyum dari tadi adalah Anita?" Tanyaku kembali.
"Kalau aku mengatakan ia. Apa kamu cemburu?!"
Ia, aku cemburu Zhu Zheng. Aku sangat cemburu. Tapi apa yang bisa aku lakukan, aku sama sekali tidak memiliki hak untuk cemburu pada Anita.
Aku menggelengkan kepalaku, dan berkata sambil mengeluarkan senyum terbaikku padanya, "Tentu saja tidak."
Pelayan, "Pesanannya datang~ Selamat menikmati~"
Setelah menaru pesanan kami di atas meja dengan rapi, pelayan Restauran itupun pergi untuk melayani pelanggan baru.
Tian, "Ada apa dengan suara pelayan itu?"
"SOP pelayanan mereka harus seperti itu."
.....
Selesai dari Restauran C, aku dan Zhu Zheng pun menuju ke tempat kencan berikutnya.
Tian, "Pasar? Kamu mau berkencan di pasar?"
"Ia. Pasar yang akan kita tuju saat ini bukanlah pasar yang seperti kamu bayangkan. Hari ini pasar itu mengadakan festival lampion di malam hari. Kamu pasti tidak akan menyesal jika pergi ke sana." Ucapku bersemangat.
"Ini masih jam 10 pagi."
"En... Aku juga tahu. Semua tujuanku yang tertulis di buku kecil ini ada di sana."
"Terserah."
....
Kurang lebih 2 jam perjalanan kami untuk sampai pada tujuan kami, yaitu pasar lampion, katakan saja seperti itu.
Setelah memarkirkan mobil, aku dan Zhu Zheng pun berjalan mengelilingi pasar lampion.
"Zhu Zheng coba lihat ini. Bukankah boneka ini mirip denganmu?" Ucapku dengan semangat sambil memegang gantungan kunci yang di jual di pinggiran jalan pasar lampion.
"Aku akan membeli satu untuku dan untukmu."
"Tidak perlu."
Penjual, "Anak muda ini adalah gantungan kunci pasangan, satu gantungan kunci seharga 20 ribu. Tapi jika kalian ingin membeli dua, aku akan memberikan diskon."
"Sungguh? Aku akan membelinya. Jadi mana pasangannya?"
"Oh tunggu sebentar, aku akan mengambilnya."
Setelah mengatakan itu, si penjual mengambil sebuah box kayu berukuran kecil di bawah meja, dan memberikannya padaku.
"Ini dia anakmuda pasangannya."
Melihat box kayu berukuran kecil itu membuatku terdiam. Aku mengambilnya dari si penjual dengan senyum pahit di wajahku.
Boneka ini terlihat seperti Anita. Pikiranku kini mulai berkeliaran di mana-mana.
Zhu Zheng dan Anita mungkin sudah di takdirkan untuk bersama.
"Aemm... Maaf aku tidak jadi membelinya." Ucapku pada si penjual sambil menyerahkan kembali box kayu tersebut.
Tian, "Aku akan membelinya."
Aku menatap Zhu Zheng dalam diam. Zhu Zheng, mungkin saja akan membelikannya pada Anita.
Tenang Resa, kamu bukan siapa-siapa bagi Zhu Zheng. Jadi jangan pernah iri dengan orang lain.
.....
Sepanjang perjalanan berkeliling pasar, aku sudah tidak lagi bersemangat seperti sebelumnya. Aku hanya berjalan berkeliling pasar lampion dalam keadaan diam.
Kalau boleh di katakan dengan sangat jujur. Aku sangat cemburu pada Anita.
Aku sangat cemburu sampai membuatku ingin rasanya menyingkirkan Anita dari kehidupan Zhu Zheng selamanya.
Maafkan aku jika aku berpikir jahat. Siapapun yang merasa cemburu sepertiku, pasti akan memikirkan hal yang sama.
Sungguh.
Mengapa bukan aku saja yang berada di posisi Anita. Kenapa bukan aku saja orang yang di cintai Zhu Zheng(!) Kenapa bukan aku saja satu-satunya yang ada dalam hati dan pikiran Zhu Zheng(!) Kenapa harus Anita(!?)
Pikiran bodoh. Memangnya kamu siapa Resa(?) Sahabat Zhu Zheng(?) Hahaha... Teman saja Zhu Zheng tidak menganggapmu. Kamu hanyalah orang asing yang cukup beruntung untuk memasuki dunia kecil Zhu Zheng. Jadi berhentilah untuk berharap lebih.
Karena ...
Zhu Zheng tidak akan pernah menganggapmu.
.
.
.
Bersambung ...