Seluruh sudut ruangan berubah dingin, seolah membekukan hati dua pria yang terikat hubungan darah itu. Andrew masih duduk berhadapan dengan ayahnya dengan tatapan tajam yang menusuk jantung Ferdinand. Kecanggungan yang sangat besar hadir diantara mereka, menjadi sebuah dinding tinggi yang seolah memisahkan ayah dan anak itu. Andrew masih menunggu jawaban dari Ferdinand tentang penjualan perkebunan kopi peninggalan kakeknya. "Adakah yang ingin Ayah jelaskan padaku?" tanyanya dengan wajah dingin yang tersirat sebuah percikan amarah yang seolah siap membakar hati mereka.
Ferdinand seolah sedang menghela nafas panjang dan menenangkan hati dan pikirannya yang masih bergejolak hebat. "Apa yang sebenarnya ingin kamu dengar?" Pria itu terlihat tak bersemangat untuk mengatakan apapun. Pria itu mencoba untuk tak terpancing emosi dengan sikap dingin Andrew kepadanya.