Wanita itu memiliki gaya berpakaian yang sama dengannya, dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, rambutnya yang panjang itu menjuntai di belakang tubuhnya dan bibirnya yang merah delima itu membentuk lengkungan senyuman yang halus.
Tapi untungnya ia tidak memiliki wajah yang sama seperti Iris.
Wajah wanita itu agak tirus dan kulitnya terlihat pucat, seperti jarang terpapar sinar matahari. Iris menyipitkan matanya dengan seksama, berapa kali pun ia mencoba mengingat, ia tidak mengenal dan tidak pernah ingat siapa orang yang meniru sebagai dirinya.
"Penyihir yang Agung!" teriak para manusia dengan lantang, tidak hanya satu tapi yang lainnya ikut berteriak-teriak menyambutnya.
Wanita itu tersenyum, ada jejak kesombongan di wajahnya.
"Jake, bisakah kau memberitahuku siapa sebenarnya dia? Darimana asalnya dan apa yang dia lakukan di sini?"
Jake menoleh ke arah Iris, ia terkekeh pelan.