บท 131: Kekacauan Besar-besaran 1

Kerajaan Megalima tidak pernah sekacau ini.

Asap mengepul memenuhi langit, api menari-nari membakar rumah-rumah, salju yang menumpuk mencair dan menggenang di sepanjang jalan bercampur dengan darah dari mayat-mayat bergelimpangan di jalanan ibukota, anak-anak menangis terisak ketakutan, para prajurit tidak berdaya menghadapi pasukan pemberontak yang terus berdatangan.

Aragon dan Helios berdiri menghadang Miguel, dua orang dari ras berbeda itu menatap sang Penyihir Agung dengan awas.

"Miguel, apa pun yang kau rencanakan aku mohon hentikan."

Helios memegang belati di tangannya, gaya kebangsawanannya itu seakan tidak pernah pudar meski pakaiannya robek disana-sini dan sepatunya yang berlumuran darah. "Ini adalah tempat tinggal kita, Kerajaan kita, kau tidak berhak merampas semua itu hanya karena egomu sendiri."