Langkah kaki Cherry benar-benar ringan. Beban yang dulu pernah dilimpahkan di pundaknya, seolah lenyap tanpa ada lagi yang tersisa. Atau mungkin, belum? Entahlah. Hanya mencoba untuk menikmati saja apa yang ada di depan mata. Yang terpenting sekarang adalah mereka bersama tanpa ada yang tahu, kecuali Tuhan. Terlalu menyakitkan kalau mereka harus kembali mendapatkan masalah ketika hubungan mereka baru saja kembali terjalin. Tidak, hanya waktu itu saja terjadi seperti itu kalau bisa.
"Udah lama?" mereka bertemu di sebuah kafe dan Berry sudah menunggu Cherry datang. Dan ketika Cherry sekarang sampai, lelaki itu bahkan tak bisa menahan senyumnya.
"Sekitar lima belas menit." Berry menjawab, "mau pesan apa?"