ดาวน์โหลดแอป
75% ketindihan / Chapter 3: c.keganjilan

บท 3: c.keganjilan

setelah memberekan semua barang bawaanku. Aku membaringkan badanku di atas lantai. Tapi, ntah kenapa aku merasa hangat dan sedang berbaring di atas sesuatu yang lembut.

"na, kamar kita ada permadani nya ya? Enak banget, hangat dan lembut" tanyaku pada ana sambil memejamkan mata.

"permadani dari mana yu. Orang lantai telanjang gitu kok" jawab ana bersiap untuk berkumpul di ruang utama.

"iya yu, permadani dari mana? Ini kan bukan kamar utama jadi ya, barang-barangnya seadanya. Kamu hari ini aneh deh." Sambung nina.

Aku-pun langsung bangun dan melihat dengan ke dua mataku sendiri. benar kata ana dan nina. Itu bukan permadani yang aku maksud. Itu hanyalah lantai putih yang dingin. Ada apa sebenarnya?

"ya udah, kita ke bawah dulu ya. Kamu mau sholat magrib dulu kan?" tanya nina.

"iya. Kalian gak sholat?" tanyaku balik.

"udah tadi, ber jama'ah. Pas kamu masih di kamar mandi." Jawab ana.

"kok aku gak di ajak sih?" ucapku sewot.

"habisnya lama banget di kamar mandi. Jadinya kami sholat dulu lah. Ya udah, nanti lagi ngobrolnya keburu habis waktu sholatnya." Jawab ana membela diri.

"iya bener tuh kata ana di kamar mandi kok bisa sampek sepuluh menit sendiri katanya cuman cuci muka sama wudhu. Ya udah,Kita kebawah dulu ya. Hati-hati" sambung nina.

"tapi..." sebelum aku menyelesaikan kata-kataku ana dan nina sudah pergi terlebih dulu. Padahal aku cuman mau bilang kalau aku dikamar mandi cuman dua menit gak sampai sepuluh menit. Aku mulai merasa ada yang benar-benar sedang mengawasiku.

Setelah melaksanakn sholat magrib. Aku bergegas menuju ruang utama. Kebetulan saat aku menuruni anak tangga aku bertemu dengan raka.

"hai ka?" sapaku pada raka.

"hai, baru datang?" tanya raka padaku.

"iya nih. Kamu juga?"

"iya. Ya udah bareng yuk"

"kan udah bareng..."

"haha... kamu bisa aja yu."

Saat berguaru dengan raka. Aku melihat sri memperhatikan kami. Aku merasa ada yang ganjil dengan tatapannya itu. Seakan akan sri ingin mengatakan sesuatu yang penting padaku. Saat aku ingin menghampirinya raka menarik tanganku dan berkata

"kamu mau kemana yu? Breafing nya kan mau di mulai. Yuk, nanti telat loh"

"gak kemana-mana kok. Ya udah yuk"

Setelah menunggu beberapa peserta yang lain akhirnya breafing di mulai.

Saat breafing di buka, aku masih bisa untuk fokus dengan materi pembahasan. Tapi, beberapa saat kemudian aku merasa leherku begitu sakit selain itu aku merasa kedinginan. Raka yang kebetulan duduk disampingku pun bertanya

"kamu gak papa yu? Kok kayaknya kurang sehat gitu?"

"gak papa kok ka, cuman masuk angin mungkin. Nanti juga kalau minum obat besoknya udah sehat"

Tiba-tiba

"yu? Kamu ngomong sama siapa?"

"raka? Kamu kok di situ? Yang di sebelah sini siapa?" tanyaku kebingungan saat melihat raka ada di sisi yang lain dan menanyakan dengan siapa aku berbicara.

"aku kan dari tadi duduk disini. Lagian samping situ dari tadi kan kosong. Kamu gak enak badan ya yu?"

"eh... nggak kok ka. Udah gak usah dipikirin." Jawabku berusaha untuk mengabaikan apa yang barusan aku alami.

Tidak hanya sampai di situ. Beberapa saat kemudian, aku semakin sulit untuk mendengar suara pak yoga, salah satu guru pengawas kami yang kebetulan menjadi speaker malam itu. Semakin lama, suara pak yoga semakin samar aku dengar dan tiba-tiba aku mendengar ada seseorang yang memanggilku dengan alunan musik jawa.

"yu... cah ayu... mereneo... aku pengen petok karo sliramu...."

Suara itu berulang ulang memanggilku. Awalnya aku berpikir bahwa itu suara sri. Tapi, semakin lama suaranya semakin terdengar jelas dan aku yakin itu bukan suara sri. Jika memang itu adalah mereka yang tidak hidup lalu kenapa aku tidak bisa melihat mereka?

Lalu, aku-pun membaca doa demi doa yang nenek ajarkan padaku. Aku berusaha untuk tidak takut dan berkonsentrasi dengan lafal per lafal yang aku baca sampai akhirnya

"yu..., kamu gak mau balik ke kamar?" raka menepuk pundak ku sambil bertanya.

"udah selesai breafingnnya? Kok cepet banget?"

"cepet dari mana? Orang kita breafing tiga jam sendiri di bilang cepet. Kamu gak merhatiin ya yu...?" tiba-tiba ana datang dan menjawab pertanyaanku.

"cie-cie. Pasti gara-gara ada pak ketua makanya gak kerasa" tamba nina.

"maaf ya ka. Mereka berdua emang sukanya gitu. Gak usah di dengerin." Ucapku pada raka.

"gak papa kok yu. Santai aja. Ya udah aku duluan ya. Bye. Sampai besok."

Lalu raka-pun pergi terlebih dulu. Dan aku, aku masih memikirkan apa yang barusan terjadi.

Saat hendak tidur. Nina. Teman sedari kecilku dulu bertanya padaku saat semua orang sudah terlelap.

"kamu kenapa to yu? Kok kayaknya banyak pikiran gitu?"

"gak papa kok nin. Mungkin cuman perasaanmu aja." Jawabku berbohong pada nina karena aku tidak mau dia ketakutan karena ceritaku.

"yu, kamu gak usah bohong sama aku. Aku selama ini diam bukan berarti aku gak tahu. Apa aku gak bisa di andelin makanya kamu gak mau cerita?" tanya nina dengan wajah yang membutaku sulit untuk tidak berkata jujur.

"bukan gitu nin. Kau cuman gak mau kamu takut aja. Kamu beneran mau denger?" tanyaku mencoba untuk meyakinkannya.

"yu, aku sudah kenal kamu dari kecil. Kamu pikir aku gak tahu. Masalah mereka yang sudah mati ya?"

Aku-pun menganggukan kepalaku.

"kenapa emangnya. Kayaknya baru ini aku lihat kamu sampai kayak gini. Biasanya kamu biasa aja, kayak seolah olah gak terjadi apapun."

"maksudmu nin? Kamu bisa ngeliat mereka juga? Aku kan gak pernah cerita ini ke siapapun kecuali nenek sama kakak"

"aku emang gak bisa lihat mereka yu. Tapi, aku bisa merasaknnya. Dan dulu aku sering banget ngeliat kamu ketakutan pas sd. Dan beberapa kali aku ngeliat kamu berusaha untuk biasa aja meski sebenarnya kamu takut. Sampai akhirnya tanpa sengaja aku denger obrolanmu sama nenek pas kelas empat. Awalnya aku gak negerti sampai akhirnya pas ada cerita kalau kamu bisa lihat hantu. Emang sih, banyak anak yang gak percaya, tapi aku percaya yu. Karena aku bisa meraskannya." Jawab nina dengan panjangnya.

"jadi gitu. Aku sebenarnya gak mau ceritain ini ke kamu nin. Aku cuman khawatir kalau terjadi sesuatu yang gak di inginkan. Tapi, aku juga butuh masukan." Ucapku ragu.

"gak papa kok yu. Insya allah gak akan terjadi apapun yang kamu pikirkan." Ucap nina mencoba meyakinkanku.

"jadi gini nin, sebenarnya aku udah ngerasa gak enak waktu baca beberapa artikel tentang tempat ini ni. Tapi, karena ini acara kita mana mungkin aku gak ikut. Akhirnya setelah minta masukan dari nenek aku pun mutusin buat ikut tanpa ragu. Aku pikir semua perasaanku itu cuman karena aku takut untuk pergi jauh tapi setelah sampai sini aku jadi ngerti nin, kalau perasaanku waktu itu sebenarnya sebuah peringatan."

"maksdumu gimana yu? Aku gak begitu paham"

"kamu ngerasa ganjil gak sih sama rumah ini? besar, bagus, mewah kayak di film-film tapi kok di sewain ke anak smp kayak kita. Emangnya uang kita cukup buat bayar sewa rumah sebagus ini?"

Sejenak nina berpikir

"iya juga ya yu. Aneh ya"

"kamu jangan bilang siapa-siapa ya. Jangan menyebarkan hoak. Ini cuman pendapatku."

"iya-iya yu. Udah itu aja?"

"iya cuman itu, lanjutannya sambung besok ya. Aku takut kamu gak bisa tidur kalau aku cerita sekarang."

"ok yu. Eh, tapi yu aku kok gak ngerasa apa-apa ya di rumah ini?"

"udah, besok aku jelasin. Sekarang tidur dulu."

"ya udah deh."

"Sebenarnya aku gak bisa tidur begitu aja setelah apa yang ku alamai apalagi, nina berkata seperti itu. Ada apa sebenarnya dengan rumah ini? kenapa nina bahkan aku tidak bisa memastikan apa yang sedang mengawasi kami? Jika nina tidak bisa merasakan mungkin karena dia terlalu senang dengan acara ini, tapi aku? Kenapa aku gak bisa melihat apapun disini. Biasanya mereka berkeliaran dimana-mana. Kenapa aku hanya bisa merasakan energi keberadaan mereka?. Apa mungkin, merekalah yang tidak mengizinkanku untuk melihat mereka? Tapi kenapa? Semua ini hanya akan mempersulit keadaan saja, padahal aku berpikir mungkin dengan karunia ini aku bisa membantu" ucapku dalam hati.

Terima kasih buat kalian semua yang sudah membaca cerita ini. untuk membaca ceritaku yang lainnya kalian bisa menemukanku di NovelMe dengan nama pena"ainunchochopie" dengan 5 judul buku baru yang tentunya akan menemani hari kalian. Terima kasih

https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=25060&chapterId=586410


ความคิดของผู้สร้าง
ainunchochopie ainunchochopie

terimakasih untuk para pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca hasil karya saya ini mohon dukungannya semoga ke depannya bisa lebih baik dan mohon sarannya juga untuk penulis yang awam ini.terimakasih.

Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C3
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ