____________________________________________
Chapter sebelumnya:
Remi dan ayahnya berhasil mengalahkan para bandit dan menyelamatkan seorang bangsawan. Ia adalah Zelda Wiseman. Ia bangsawan yang berada di kota Springfield. Setelah diselaraskan, Zelda meminta bantuan kepada Remi dan ayahnya agar mengantarnya sampai ke ibukota. Mereka pun melakukan perjalanan bersama.
____________________________________________
Setelah melalui perjalanan yang panjang, kami akhirnya sampai di ibukota kerajaan Thrie. Disini sangat ramai. Bahkan di depan gerbang masuk sudah ada stan makanan yang di jual di sepanjang jalan.
"Baiklah, Remi dan tuan Colt. Terima kasih telah mengantarku sampai ke ibukota. Aku pasti akan memberikan imbalan yang pantas."
"Oh, itu tidak masalah Zelda-sama. Lagi pula tujuan kita sama. Kau tidak perlu membayar kami."
Ayah menolak menerima bayaran dari Zelda.
"Eh..itu tidak boleh. Aku merasa tidak enak jika begitu."
"Hm....kalau begitu, apa saya boleh meminta hal lain selain uang?"
"Selain uang? Apa kau memerlukan sesuatu tuan Colt?"
Zelda bertanya dengan ekspresi bingung.
"Ya, aku ingin kau membantu kami menghadiri pesta di dalam istana."
"Menghadiri pesta di istana?"
"Tujuan kami datang ke ibukota adalah untuk bertemu dengan Lisa."
Ayah menjelaskan.
"EHhhhhh...!"
Zelda berteriak kaget dan membuat orang-orang disekitar melihat ke arah kami.
"Ah maaf, kami tidak memberitahu tujuan kami kesini."
"T-tidak, Remi sudah memberitahuku, bahwa kalian ingin menemui teman kalian di ibukota. Apakah kenalan yang kalian maksud itu Sang pahlawan, Lisa?"
Zelda melihat ke arahku. Akupun mengangguk.
"Itu benar, Lisa adalah teman Remi saat kecil."
"Eh..... Tapi bukankah kalau begitu kalian di undang ke pesta tersebut."
"Tidak, jarak desa kami dengan ibukota sangat jauh. Jadi hanya orang tua Lisa yang di bawa ke ibukota. Lagipula jika semua orang di desa diundang ke ibukota itu akan sangat menarik perhatian bandit."
"I-itu benar."
"Jadi apa kau bisa mengabulkan permintaan saya, Zelda-sama."
Ayah memohon.
"Baiklah, akan ku usahakan."
Kami pun berjalan menuju ke kediaman salah satu kerabat Zelda. Ia juga seorang bangsawan. Kami berjalan sekitar setengah jam dari pintu gerbang selatan.
Ibukota memiliki 4 buah jalan masuk. Itu ada di arah 4 mata angin, yaitu Utara, Barat, Selatan, dan Timur. Saat memasuki ibukota kami masuk melalui gerbang Selatan.
Kami akhirnya sampai di kediaman kerabat Zelda. Disana kami melihat sebuah mansion yang sangat besar. Lengkap dengan taman di sekelilingnya. Di depan gerbang rumah, ada dua orang berdiri di sana. Mungkin mereka adalah para penjaga. Zelda menghampiri para penjaga dan berbicara dengan mereka.
"Anu, aku ingin bertemu dengan Fiona Wesley. Apakah ia ada di rumah sekarang."
"Hah! Apa yang kau katakan bocah. Bernaninya kau hanya memanggil Nona Fiona tanpa penghormatan. Apakah kau tahu siapa itu Fiona Wesley. Ia adalah seorang bangsawa."
Penjaga itu berbicara dengan ekspresi ngeselin.
"Ya, aku sudah tau itu."
"Kalau kau sudah tau kenapa kau datang kemari. Cepatlah pergi sana!, kau pikir nona mau menemui bocah desa seperti kau. Sadar posisimu dasar kampungan."
Mungkin karena pakaian yang di kenakan Zelda adalah baju orang desa. Ia hanya menganggap Zelda adalah orang desa yang tidak tau malu, karena ingin menemui seorang bangsawan dan langsung mengusirnya. Kami hanya melihatnya dari belakang.
"Orang desa? Ah, maafkan, aku belum memperkenalkan diri. Aku adalah Zelda Wiseman, bangsawan kota Springfield."
Zelda memperkenalkan diri dengan sopan.
"Hah, bangsawan?, Hahahahahaha. Apa kau sedang berhayal dasar bocah kampung. Mana ada seorang bangsawan mengenakan pakaian seperti itu, dan tidak ada bangsawan yang akan berpergian jauh tanpa kereta kuda. Dasar bodoh."
Penjaga itu tertawa mendengar ucapan Zelda.
Zelda sepertinya mulai kesal dengan perlakuan para penjaga. Itu terlihat jelas di wajahnya. Saat Zelda ingin mengeluarkan kekesalannya tiba-tiba terdengar suara dari dalam.
"Wah! Bukankah itu adalah Nona Zelda. Eh.. ada apa dengan pakaianmu Nona Zelda."
Suara tersebut berasal dari seorang maid. Ia sepertinya mengenai Zelda. Mendengar perkataan maid itu para penjaga langsung kaget dan bertanya kepada maid tersebut.
"Marie, a-apa maksudmu memanggilnya nona? Memangnya memangnya dia itu siapa."
Penjaga tersebut berbicara dengan wajah sedikit pucat.
Maid tersebut keluar gerbang.
"Hah, orang ini adalah nona Zelda, dia adalah seorang bangsawan Springfield dan ia juga teman nona Fiona saat kecil."
Setelah mendengar penjelasan maid tersebut. Wajah para penjaga sekarang benar-benar pucat dan langsung meminta maaf.
"M-m-m-mohon maafkan hamba. Kami tidak tau kau benar-benar seorang bangsawan."
Kedua penjaga tersebut bersujud meminta maaf.
"Hey! Apa yang sebenarnya kalian lakukan ke nona Zelda."
"Tidak, itu tidak masalah Marie. Biarkan saja mereka."
Zelda sepertinya memaafkan mereka, walaupun wajahnya terlihat masih sedikit kesal.
"Eh, b-baiklah jika nona Zelda bilang begitu. Jika boleh tau, nona Zelda. Kenapa kau mengenakan pakaian seperti itu, dan siapa mereka berdua."
Maid itu melihat penampilan Zelda yang tidak biasa dan menunjuk ke arah kami.
"Ah...itu aku diserang saat sedang di perjalanan menuju kemari, dan mereka adalah orang yang menyelamatkanku."
"Apa! Diserang, tapi siapa yang berani melakukan penyerangan terhadap bangsawan?"
"Mereka sepertinya berasal dari organisasi Black Jack."
"Black Jack yang terkenal suka menyandra para bangsawan tersebut?"
"Ya seperti itulah. Mereka berhasil mengalahkan para pengawalku. Untungnya ada mereka berdua. Mereka benar-benar kuat kau tau."
Zelda melihat ke arah kami.
"Jadi seperti itu. Baiklah aku mengerti, kalau begitu mari masuk. Kalian pasti lelah setelah melakukan perjalanan panjang."
Maid tersebut dan mengantarkan kami masuk.
"Oh ya, sebelum itu. Kalian berdua bisakah kalian kebelakang sebentar. Ada hal yang ingin kubicarakan."
Maid tersebut berbicara dengan kedua penjaga yang masih bersujud.
"B-baiklah."
Keduanya menjawab seakan-akan dunia akan berakhir.
-mansion-
"Ah! Zelda, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu Dan, apa-apaan pakaian itu."
Saat sampai di ruang tengah seseorang tiba-tiba langsung memeluk Zelda. Orang tersebut ialah Fiona, kerabat Zelda.
"Fiona, lama tidak bertemu. Aku baik-baik saja Fiona."
Zelda menjawab dengan senyum di wajahnya. Setelah itu Zelda menceritakan apa yang terjadi dengannya selama perjalanan.
"Hm..... Jadi itu yang terjadi. Kau pasti kesusahan ya Zelda."
"Ya, tapi itu adalah perjalanan yang menyenangkan."
Zelda tersenyum puas.
"Jadi kau akan menginap disini sampai pesta di adakan. Apa mereka berdua juga akan menginap disini?"
"Jika kau tidak keberatan."
"Itu tidak perlu Fiona-sama. Kami akan menginap di penginapan."
Ayah berbicara.
"Ehhh..apa kau yakin. Semua penginapan mungkin sudah penuh saat ini."
Ayah sepertinya juga memikirkan hal itu.
"Saat ini banyak orang datang ke ibukota, untuk melihat sang pahlawan yang mengalahkan raja iblis. Jadi penginapan sudah pasti terpenuhi oleh orang-orang yang datang kemari."
"I-itu."
"Ya bukankah itu tidak apa-apa tuan Colt. Jika kita bersama sampai pesta diadakan itu mungkin akan mempermudah kita."
"Huh, baiklah."
"Baiklah kalau begitu, Marie. Antarkan mereka ke kamarnya."
"Baik, Nona. Sebelah sini."
Pelayan itu menunjukan kamar yang akan kami pakai. Mansion ini sangat besar. Di tengah mansion ada sebuah taman kecil dengan air mancur.
Kami berjalanan lorong yang cukup panjang. Akhirnya kamipun sampai. Maid tersebut membuka pintu kamar.
"Oh...apakah ini kamarnya?"
Ayah bertanya selagi melihat sekeliling kamar.
"Ya, benar sekali."
"Kamar ini sangat luas dan apa-apaan kasur tersebut. Bukankah itu terlalu luas."
Kamar ini sangatlah luas. Jika di bandingkan kamarku, ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
"Baiklah saya pergi dahulu. Jika kalian mau sesuatu katakanlah kepadaku. Aku akan menyiapkannya. Oh ya, namaku Marie. Kau bisa memanggilku jika kalian butuh sesuatu."
"Iya, baiklah terima kasih."
Kami pun bermalam di mansion Fiona. Zelda sepertinya juga cukup senang karena sudah lama tidak bertemu Fiona. Ia menghabiskan sepanjang malam untuk saling bertukar cerita.
Tinggal di mansion ini sangatlah nyaman. Tidak hanya kamar dan kasur yang luas dan nyaman. Para pelayan juga mengerjakan hal-hal seperti bersih-bersih, menyiapkan makanan, dll. Kehidupan seorang bangsawan sungguh sangat menyenangkan.
Tinggal 3 hari sebelum pesta diadakan. Aku tidak punya hal untuk di lakukan disini. Ayah menyuruhku untuk pergi berkeliling untuk menghabiskan waktu. Tapi Karena ibukota sangat ramai saat ini, aku tidak ingin pergi keluar. Aku pun hanya berdiam diri di dalam kamar.
Saat aku sedang asik rebahan, ada seseorang yang mengetuk pintu.
"Remi, apa kau ada di dalam?"
Itu adalah Zelda. Ia bersama dengan Fiona saat ini dan masuk ke dalam kamar.
"Eh, ada apa Zelda-sama, Fiona-sama?"
"Ah, anu, begini Remi. Apa kau senggang sekarang?"
"Y-ya, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Aku bingung kenapa Zelda datang kemari bersama dengan Fiona.
"Remi, bertarung lah denganku!"
"Eh....."
Aku terkejut dengan perkataan Fiona yang menantangku untuk bertarung.
"Bertarung dengan Fiona-sama? Kenapa?"
"Biar ku jelaskan. Begini Remi, setelah aku dan Fiona bercerita tentang mu yang mengalahkan bandit semalam. Fiona tiba-tiba ingin bertarung denganmu."
Zelda menundukkan wajahnya.
"Ya, itu benar sekali. Aku ingin melihat seberapa kuat orang yang sudah menyelamatkan sahabatku."
"A-aku tidaklah sekuat itu Fiona-sama. Aku hanya mengambil kesempatan saat ayah bertarung, hanya itu. Kalau kau ingin bertarung dengan lawan yang kuat kenapa tidak bertarung dengan ayahku saat ia kembali nanti."
Aku mencoba menjelaskan dan menolaknya.
"Tapi kau mengalahkan bandit itu kan."
"Itu memang benar tapi seperti yang kubilang—"
"Jangan banyak alasan! Cepatlah bersiap dan bertarung denganku."
Fiona sepertinya sangat ingin bertarung denganku. Aku hanya menghela nafas, dan menyetujuinya.
"Fiuhh.....ba-baiklah"
Chapter 04 End.