"Halo, Ling Dong," kata Su Xiqin sambil tersenyum.
Ling Dong balas tersenyum menatap Su Xiqin dan ekspresi wajahnya terang-terangan menunjukkan apa yang ada dalam pikirannya. Mo Xigu yang saat itu sedang menghisap rokok pun menyipitkan mata. Lalu, ia mengepulkan asap yang menutupi wajahnya sehingga emosinya sendiri tidak terlihat.
Su Xiqin bukanlah seorang wanita polos yang tidak mengerti apa-apa. Ketika ia melihat tatapan Ling Dong, ia tahu bahwa pria itu memiliki ketertarikan. Kemudian ia mengalihkan tatapannya ke Mo Xigu, ia melihat ekspresi Mo Xigu dan bertanya-tanya, Ada apa dengan Mo Xigu? Kemudian, ia berbisik kepada Mo Xigu, "Bukannya kamu bilang kita akan membicarakan kontrak?"
Mo Xigu mengambil puntung rokok dari mulutnya, lalu menyipitkan mata dan balik berbisik ke telinga Su Xiqin dengan lembut, "Iya, kita berbicara tentang kontrak. Ling Dong memiliki proyek yang cukup besar. Jika berhasil memenangkan kerja sama dengannya, ini akan menyelamatkan Perusahaan Mo."
"Jadi?" tanya Su Xiqin dengan tatapan tajam.
"Sebenarnya, Ling Dong sangat menghargaimu. Sayang sekali di antara kita berdua, kamu yang akan lebih mudah memenangkan kontrak ini."
Su Xiqin mencibir dalam hati, Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah menyampaikan kata-kata seperti itu. Apakah dikiranya aku ini adalah budak di tangannya? Jika dia menginginkan hal baik, baru dia berkata seperti itu. Lalu, ia menjawab Mo Xigu, "Aku hanya seorang desainer. Aku akan dibutuhkan jika perusahaan sedang membutuhkanku untuk merancang suatu produk."
Intinya, komunikasi semacam ini bukanlah tanggung jawab Su Xiqin dan ia tidak akan mau melakukannya. Sedangkan, Mo Xigu hanya memandang wajah Su Xiqin yang berekspresi begitu dingin.
"Tuan Mo, jangan hanya fokus berbicara dengan Nona Su. Ayo, mari kita minum," kata Ling Dong menyela mereka.
Mo Xigu mengalihkan tatapannya ke Ling Dong dan tersenyum, "Ling Dong, aku sedang berbicara dengan Desainer Su mengenai isi kontrak."
Mo Xigu mengambil gelas yang berisi cairan kuning di depannya dan mengangkat gelasnya ke arah Ling Dong. Ling Dong menyunggingkan senyumannya yang seperti Buddha Maitreya dan mengangkat gelasnya. Ling Dong melihat Su Xiqin yang belum juga bergerak dan berkata, "Ayo, Nona Su."
Su Xiqin sejenak melirik gelas berisi anggur di depannya, lalu mengambilnya dan tersenyum ke arah Ling Dong. Lalu, Mo Xigu berkata dengan bersemangat, "Ayo kita minum, semuanya. Jarang-jarang kita bisa bertemu seperti malam ini."
"Ayo, Nona Su juga," kata Ling Dong sambil mengambilkan botol anggur.
Sebenarnya Su Xiqin tidak suka dengan hiburan di atas meja anggur seperti ini. Namun, entah mengapa ia juga merasa nyaman malam ini. Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil botol anggur yang dibawa Ling Dong dan berkata, "Ling Dong, saya mau menuangkan anggur."
Ling Dong merasa senang karena melihat Su Xiqin yang merespons dengan baik. Ia pun menyerahkan botol anggur itu pada Su Xiqin dan membiarkan wanita itu menuangkannya. Di detik berikutnya, anggur itu membasahi tenggorokan Su Xiqin hingga tidak ada anggur yang tersisa di gelas. Ia menyeka beberapa tetes anggur di bibirnya, lalu tersenyum dan berkata, "Semuanya, minumlah pelan-pelan. Saya akan keluar dulu,"
Setelah berbicara, Su Xiqin memundurkan kursi dan mengabaikan orang-orang yang saat itu menatapnya. Lalu, ia meninggalkan ruangan itu.
"Nona Su, kembalilah untuk minum," kata Ling Dong untuk menahannya. Namun, setelah ia selesai berbicara, Su Xiqin sudah menghilang dari hadapan orang-orang.
"Dia pergi kemana?" tanya Fa Xiaojiang sambil menatap Mo Xigu. Sedangkan, Mo Xigu menatap kepergian Su Xiqin dengan wajah muram.
———
Su Xiqin berdiri di depan cermin kamar mandi Yuntang dengan pikiran yang bingung. Setelah meminum dua gelas anggur, tenggorokannya terasa sangat tidak nyaman dan panas. Perutnya seperti ombak yang sedang menggulung. Ia segera memutar keran air, lalu membasahi wajahnya. Setelah itu, ia mengambil tisu, menyeka wajahnya, dan melihat dirinya sendiri di cermin. Apakah Mo Xigu ingin memanfaatkanku lagi? Mengapa pikiran manusia itu begitu jelek dan kotor? Dan bagaimana bisa aku dibodohi oleh pikiran konyolnya? pikir Su Xiqin.
Beberapa saat kemudian, Su Xiqin membuang tisu di tangannya. Dengan tatapan yang mantap, ia melangkah keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lift. Namun, saat ia baru saja hendak melangkahkan kaki ke dalam lift, seseorang menariknya keluar dari lift.
Su Xiqin membalikkan badan untuk melihat siapa yang menariknya dan langkahnya jadi tidak beraturan karena ia mengikuti Mo Xigu yang menariknya. "Lepaskan aku!" kata Su Xiqin. Namun, pria di depannya itu terus menariknya tanpa menghentikan langkah. Su Xiqin ingin menarik diri, tapi ia kalah kuat dibanding Mo Xigu. Belum lagi, melawan seperti itu malah semakin menghambat kecepatan langkahnya.
Mo Xigu menyeret Su Xiqin menuju sudut lorong di mana tidak ada orang. Ia menekan tubuh Su Xiqin ke sudut lorong itu. Lalu, ia menatap Su Xiqin dengan aura yang suram dan mata yang penuh kemarahan. "Malam ini, kamu harus membujuk Ling Dong dan menyenangkan hatinya agar bisa memenangkan proyek ini!" kata Mo Xigu dengan dingin, seolah-olah memperlakukan Su Xiqin seperti boneka.
Su Xiqin menyeringai dan menatap Mo Xigu dengan tatapan kosong. Ia berusaha bersuara dengan tenang, "Kamu ingin aku membujuknya seperti apa?"
"Pikirkan sendiri!"
Su Xiqin tersenyum, lalu menantang, "Kamu sudah memiliki jawaban di hatimu, tapi kenapa tidak berani mengatakannya? Terakhir kali, saat akan bekerja sama dengan Zhuo Sheng, kamu mengatakannya dengan begitu mudah."
"Kamu harus mendapatkan kontrak ini untukku! Jika tidak, kamu tahu apa yang akan aku lakukan?" Mo Xigu mengancam dengan tatapan tajam.
"Sudah tidak ada lagi yang perlu aku takutkan. Sampai jumpa di pengadilan," kata Su Xiqin dengan geram.
"Baiklah. Sampai jumpa di pengadilan. Begitu sampai di pengadilan, anakmu akan menjadi benih liar di mata dunia. Kamu akan dikucilkan dan menjadi pihak yang bersalah. Kamu adalah orang berdosa di mata semua orang. Tapi, selama kamu memenangkan proyek ini, semuanya akan baik-baik saja. Aku janji."
Su Xiqin melihat pria yang pernah dicintainya dulu, namun perkataannya membuat Su Xiqin semakin membencinya. Setiap kali pria itu ingin memanfaatkannya, ia selalu menggunakan anaknya sebagai alat agar ia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, kali ini, ia tidak bisa berkompromi lagi. Setiap orang memiliki batas kesabaran. Ketika kesabaran itu sudah habis, rasanya begitu menyakitkan seperti tulang yang patah. Ingin rasanya ia membawa anaknya pergi dan terbang jauh.
Melihat Su Xiqin sedang memikirkan sesuatu, Mo Xigu berkata, "Terakhir kali, aku bilang padamu bahwa aku akan menceraikanmu secara damai."
"Apakah aku bisa mempercayai apa yang kamu katakan?" cibir Su Xiqin. Terakhir kali mereka membicarakan hal ini, ia sudah tertipu sehingga ia tidak mau menganggap remeh masalah ini.
"Bagaimana caranya agar kamu bisa percaya?"
Su Xiqin menatapnya dengan tatapan dingin selama beberapa saat, lalu berkata, "Aku ingin mendapatkan surat perjanjian perceraian terlebih dahulu!"