Nenek dan kakek Margono sampai di rumah sakit tidak lama setelah Marco pergi.
Om Jerry menelpon Marco untuk menyerahkan bukti-bukti yang terkait kejahatan Jocelyn.
Nenek Margono membawa sesuatu di dalam toples kaca bening, cairan berwarna kuning keemasan ada di dalamnya. Ketika nenek Margono membuka tutup toples, aroma yang kuat menguar dari dalam.
Ny. Suri dan Chloe mengerutkan keningnya.
"apa itu ?" tanya Chloe sambil menutup hidungnya.
Nenek Margono tidak menjawab, beliau hanya tersenyum dan memberi kode pada kakek Margono untuk menyerahkan mangkuk porselen yang di bawa dari rumah, sepertinya nenek Margono membawa persenjataan lengkap.
Setelah nenek Margono menuangkan cairan dia menyodorkannya pada Chloe "minum ini"
Chloe menjauhkan kepalanya dari cairan itu dan mengomel "nenek, aku seorang pasien, kenapa nenek memberikan racun ? apa nenek tidak takut di tangkap polisi karna meracuni cucu sendiri ?"
Nenek Margono tersenyum elegan dan mendekati Chloe.
Melihat senyum elegan neneknya Chloe merasa sesuatu yang buruk bakal terjadi. Chloe membuka selimutnya berniat untuk melarikan diri, namun dia lupa bahwa di tangannya masih tertancap jarum infus.
Dan dengan mudah kakek Margono memukul lehernya membuatnya mendongak, lalu dengan gesit nenek Margono memencet hidungnya, menuang cairan di mangkuk kedalam mulutnya dan menusuk beberapa titik akupuntur yang membuat cairan itu masuk ke dalam tenggorokan Chloe dengan lancar, tanpa perlawanan yang berarti.
Asal kalian tahu, dulu sebelum nenek Margono menikah dengan kakek, beliau pernah menjadi TKI di Hongkong, di sana beliau memiliki banyak teman dan belajar segala macam ilmu pengobatan dari negara tersebut, beliau bahkan belajar taichi.
Nenek Margono memang senang dengan segala hal yang berbau mistis dan perdukunan (eh...pengobatan [^_^]). Itu pula yang menjadi asal muasal mengapa Chloe sangat takut sama hantu, apa lagi hantu wanita.
Di rumah besar ada satu kamar khusus yang berisi banyak lukisan yang telah di koleksi oleh nenek Margono. Semua lukisan yang di miliki nenek Margono adalah lukisan wanita dari berbagai negara dan suku dan bangsa.
Tapi bagi Chloe lukisan yang paling menakutkan adalah lukisan nyi roro kidul dan lukisan perempuan china yang mengenakan pakaian tradisional di jaman kerajaan.
Bagi Chloe itu adalah lukisan yang membuatnya ngeri, karna kedua lukisan itu seakan hidup. Dulu waktu Chloe masih kecil dia sering main petak umpet dengan kakak dan kakeknya, suatu hari Chloe masuk ke dalam kamar lukisan dan ketika Chloe sedang bersembunyi di melihat di pantulan cermin sosok wanita dengan baju nyi roro kidul bejalan melintas, karna takut Chloe tidak berani membuka mata, tapi saat dia membuka mata wanita berbaju tradisional cina berdiri di depannya.
Chloe berlari keluar dari kamar dengan wajah pucat, dan sejak saat itu dia tidak berani masuk ke kamar itu lagi, ketika dia menceritakan semua yang dia lihat pada kakaknya, Melinda mengatakan kalau yang dia temui adalah kuntilanak.
Padahal yang Chloe tidak tau sampai sekarang, yang memakai kostum itu adalah asisten rumah tangga yang saat itu sedang membersihkan ruang lukisan. Karna penasaran asisten rumah tangga yang melihat ada baju yang sama persis dengan semua baju yang ada dalam lukisan tergantung di lemari kaca dekat lukisan itu tergantung, maka dia mencoba mengenakannya dan bercermin, saat itulah Chloe masuk ke dalam kamar dan melihatnya.
"nenek, racun apa yang nenek berikan padaku ?" protes Chloe
"itu untuk memulihkan rahimmu" jelas nenek sambil tersenyum dan menepuk kepala Chloe dengan lembut.
"rasanya sangat mengerikan" gerutu Chloe
"ini" nenek menyodorkan lolipop pada Chloe
"hah....memangnya aku anak kecil" pelotot Chloe, tapi dia tetap menerima lolipop dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "yah lumayan, untuk menghilangkan pahit di mulut, tapi akan lebih bagus kalau semua kartuku di kembalikan" kata Chloe sambil melirik nenek Margono, tapi beliau mengabaikannya.
💞💞💞💞💞
Marco baru turun dari mobil dan melangkah ke pintu masuk kantor polisi, langkahnya di hadang oleh tante Jesica.
"Marco tolong batalkan tuntutanmu, kita bisa selesaikan ini secara kekeluargaan" mata tante Jesica merah karna menangis semalaman. Tadi pagi-pagi sekali dia sudah datang ke kantor polisi untuk bertemu dengan om Jerry.
Marco mengentikan langkahnya dan menatap tante Jesica dingin "Jocelyn sudah membunuh anakku, apakah menurut tante ini masih bisa di selesaikan secara kekeluargaan ?"
"tapi Marco, Jocelyn tidak sengaja, dia tidak tau kalau Chloe hamil" bela tante Jesica dengan mata basah.
Marco mengabaikan tante Jesica dan melanjutkan langkahnya menuju kantor polisi
"Marco, toh istrimu akhirnya selamat, kenapa kamu mempersulit Jocelyn, kamu juga harusnya bersimpati padanya, dia melakukan ini karna dia tidak tahan melihatmu dengan wanita lain, dia telah mencintaimu selama bertahun-tahun" teriak tante Jesica ketika Marco mengabaikannya.
Marco menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya "karna dia mencintaiku lantas aku harus membiarkannya membunuh anak dan istriku ? tan ingat aku dan Jocelyn adalah sepupu, aku tidak akan pernah membalas perasaannya tante tau jelas itu" jawab Marco dengan mata dingin.
"kalau kamu tidak bisa membalas cintanya, setidaknya kamu harusnya memperlakukan dia sebagai sepupumu, tolong cabut tuntutanmu, toh Chloe baik-baik saja" tante Jesica masih tidak mengalah.
"kalau saat itu aku tidak cepat menemukan Chloe apa tante pikir dia masih akan baik-baik saja ? tan, sebaiknya tante bertanya pada orang suruhan Jocelyn, dia menyuruh mereka bukan hanya membunuh istriku tapi juga memutilasinya, kalau tante ada di posisiku apakah tante akan mencabut tuntutan ?" Marco mengatakan itu dengan sorot mata semakin dingin. "justru karna aku menganggapnya keluarga aku melaporkannya ke polisi, kalau tidak aku akan mengambil nyawanya dengan tanganku sendiri" Setelah mengatakan itu Marco berbalik meninggalkan tante Jesica yang masih menangis di tempat parkir.
💞💞💞💞💞
Tante Jesica mengetuk pintu kamar rawat inap Chloe, mendengar jawaban "masuk" dari dalam, beliau membuka pintu dan melangkah masuk.
Tante Jesica tertegun sejenak melihat Ny. Suri, Kakek Margono dan nenek Margono duduk di dekat ranjang Chloe sedang mendiskusikan tentang penculikan Chloe.
Ketika tante Jesica masuk semua mata langsung menatapnya.
"Jeje kamu di sini ?" sapa Ny. Suri memecah ke canggungan.
"hallo.....maaf saya baru datang" sapa tante Jesica "ini kakek dan nenek Chloe ?" tante Jesica menghampiri kedua sesepuh dan menyalami mereka "saya Jesica, tantenya Marco" tante Jesica memperkenalkan diri.
Nenek Margono menerima uluran tangan dengan senyum manis kakek Margono hanya mengangguk.
Setelah berbasa-basi nenek dan kakek Margono pulang, Ny. Suri menemani mereka ke tempat parkir. Di kamar tinggal Chloe dan tante Jesica.
Tante Jesica duduk di sisi ranjang dan meraih tangan Chloe.
"Chloe.....tante minta maaf atas semua yang di lakukan Jocelyn padamu" tante Jesica meremas tangan Chloe dengan kedua tangannya "Jocelyn tidak pernah berniat jahat, dia hanya posesif, dia akan melakukan apa saja untuk melindungi apa yang dia cintai dia tidak akan membiarkan orang lain menyentuh apa "
"tapi Marco bukan miliknya" potong Chloe sambil menatap lurus ke manik mata tante Jesica.
Tante Jesica tersenyum pahit "itu bukan kesalahan Jocelyn, sejak kecil mama Marco selalu mengatakan bahwa nanti kalau besar Jocelyn akan menjadi menantunya, dia akan menjadikannya istri Marco, jadi itu yang membuatnya jatuh cinta pada Marco, seiring waktu cintanya pada Marco makin bertambah, bahkan dia sempat membenci tante karna tante menikah dengan om Surya" tante Jesica menarik nafas dan menghembuskannya "Jocelyn tidak pernah tertarik dengan lelaki lain selain Marco, Chloe kamu juga seorang gadis, kamu pernah jatuh cinta, kamu tau bagaimana rasanya putus asa ketika orang yang kamu cintai tidak pernah membalas cintamu, kamu juga pasti akan menjadi impulsif seperti Jocelyn....."
"sebenarnya apa maksud tante mengatakan semua itu pada saya ?" potong Chloe
"Jocelyn masih muda, dia belum menikah, karirnya juga baru dia mulai, tante sangat berharap kamu mengerti perasaan tante sebagai seorang ibu, tante tidak ingin Jocelyn menghabiskan masa mudanya di penjara, tante harap kamu bisa mencabut tuntutanmu, tante janji akan membawa Jocelyn ke luar negeri dan menjamin dia tidak akan menganggu rumah tangga kalian lagi" jelas tante Jesica sambil menyeka air matanya.
"tan sebagai seorang ibu seharusnya tante juga bisa memahami perasaan saya ketika anak saya di bunuh, meski dia baru sebuah janin tapi ada nyawa di dalamnya, lagi pula yang mengajukan tuntutan adalah Marco, seharusnya tante memohon padanya" kata Chloe tegas
"tante sudah bicara padanya tapi dia menolak, tidak bisakah kamu membujuknya ?" tatap tante Jesica penuh harap.
"maaf tan saya tidak bisa"
Mendengar jawaban tegas Chloe, tante Jesica beranjak dari tepi ranjang dan melangkah dengan gontai
"tan jangan menyalahkan mama, Jocelyn tau sejak awal bahwa Marco tidak pernah membalas perasaannya bahkan sebelum dia menjadi sepupunya, dan seharusnya dia berhenti berharap, kalau saya jadi Jocelyn saya tidak akan membuang waktu untuk mengejar orang yang tidak pernah mencintai saya, jadi jangan samakan saya dengan Jocelyn, saya orang yang masuk akal"
Akhirnya tante Jesica keluar dari kamar dan Chloe masih menatap pintu yang baru saja di tutup.
maaf tidak di revisi