"Kangmas?!"
Aku langsung kaget, saat suara lirih Biung terdengar. Pandangan matanya, benar-benar tertuju kepada Romo Adrian. Pun juga sama, Romo Adrian ndhak sekalipun berkedip melihat ke arah Biung. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah Romo Adrian saat ini bukanlah sosok nyata? Atau... apakah jangan-jangan Biung melihat Romo Adrian juga?
Aku lirik lagi, Romo Adrian, dia tersenyum dalam diamnya. Tatapannya sendu, dan penuh cinta. Bahkan mata itu tampak berkaca-kaca. Aku ndhak bisa melihat hal lain pada dirinya, selain hanya Biung saja. Aku ndhak bisa melihat hal lain pada dirinya, selain perasaan cinta. Cinta yang tulus, cinta yang dewasa, dan cinta yang penuh lemah-lembut serta penuh pengertian. Apa benar ini cinta Romo Adrian? Jika benar, aku benar-benar ndhak bisa lagi untuk menggambarkannya. Cinta yang tampak begitu dewasa, dan ndhak egois. Cinta yang selalu senantiasa melindungi, dan selalu menjaga sepanjang waktu.