Lucia melihat ke arah kiri lalu ke arah kanan. Dia terus melangkah dengan hati-hati sambil memerhatikan sekitarnya. Dia melompat ke atas pohon lalu memfokuskan dirinya dan memasangkan En* untuk merasakan pergerakan lawan yang ada disekitarnya.
(Author : (Sekilas info tentang En) En adalah lingkaran aura. Dalam Ren, aura biasanya hanya menyelimuti sejumlah kecil ruang di sekitar tubuh pengguna. Sedangkan En adalah ketika seseorang memperluas Ren mereka sehingga aura mereka meluas lebih jauh dari biasanya, kemudian menggunakan sepuluh pada saat yang sama untuk menahan dan membentuk aura itu, biasanya sebuah bola. Persyaratan minimumnya adalah memperluas aura seseorang hingga radius lebih dari 2 meter (6,56168 kaki) dan menahannya lebih dari 1 menit. Seseorang yang menggunakan En dapat merasakan bentuk dan gerakan apapun di dalam area yang ditutupi oleh aura mereka, dengan tingkat kesadaran dan kemahiran tergantung pada tingkat keahlian mereka. Mereka yang menguasai En biasanya dapat memperluasnya ke lingkaran dengan radius 50 meter. Kelemahan dari teknik ini adalah sangat melelahkan dan menguras tenaga bagi pengguna Nen untuk terus menerus menyebarkan begitu banyak aura.)
Lucia : (Bagus sepertinya belum ada orang disekitar sini. Tidak ada tanda-tanda Illumi juga. Apa sebaiknya aku mengikuti Gon saja ya? Karena seingatku pada alur cerita aslinya Gon akan menemukan Hisoka yang akan memburu peserta 281 (Agon), lalu setelah Gon berhasil mendapatkan nomor IDnya Hisoka dan kabur, dia akan mengejar Gon dan tanpa bersusah payah aku akan mengambil nomor ID peserta 281, buruanku yang sudah dibunuh oleh Hisoka. Kalau semua bisa berjalan lancar sesuai perkiraanku, maka dari itu rencana dan ide ini akan menjadi sangat sempurna. Aku sungguh genius!) *tersenyum licik*
Lucia kembali ke titik awal, dia terus menerus melompati pepohonan dengan cepat satu per satu bagaikan shinobi. Lalu dia berhenti di satu pohon yang paling tinggi yang menghadap ke arah dua sisi jalan, dimana tempat itu dekat dengan arah jalan masuk dan keluarnya peserta ujian dan juga sisi satunya lagi adalah ke arah air terjun yang dekat dengan rumput tinggi. Lucia tersenyum licik lalu menajamkan penglihatannya ke arah jalan masuk dan keluarnya pulau tersebut.
Lucia : Kalau dari sini aku bisa melihat dengan jelas saat Gon memasuki pulau.
Sedangkan di bagian peserta yang masih sedang menunggu gilirannya untuk memasuki pulau tersebut.
Pemandu : Oke! Peserta berikutnya dengan nomor urutan 21 boleh pergi!
Killua : Kalau gitu, aku duluan ya! (tersenyum)
Gon : Ya! (mengangguk)
Killua berjalan dengan santainya memasuki pulau. Dia sungguh menikmati dan menanti-nantikan momen ini, sepanjang dia berjalan memasuki pulau, dia terus tersenyum lebar. Setibanya di dalam, Killua menggumamkan sesuatu.
Killua : Baiklah, waktunya untuk menjelajahi pulau ini.
Lucia : Killua baru masuk ya, berarti sebentar lagi Gon akan masuk (tersenyum)
Pemandu : Oke! Pas 2 menit! Peserta berikutnya dengan nomor urutan 22, silakan!
Gon : Ya! Aku duluan ya! (melihat ke arah Leorio dan Kurapika)
Leorio : Oh!
Kurapika : Hati-hati ya!
Setelah itu, Gon dengan penuh semangat berlari memasuki pulau Zebil lalu berkata di dalam hatinya, "pertama-tama, aku akan memikirkan strategi lalu mencari Hisoka!"
Lucia : (Yes! Itu Gon data--)
Tiba-tiba Lucia menyadari tatapan seseorang yang sangat menusuk dan tajam.
Lucia : (Illumi kah?!)
Lucia refleks melihat ke kiri lalu ke kanan. Lalu memasangkan En nya.
Lucia : Tidak ada siapapun. Apa perasaanku saja ya? Ah! Sialan, aku jadi kehilangan jejak Gon, kan!!
Sedangkan dari kejauhan, Illumi memerhatikan semua gerak gerik Lucia. Dia sudah menggunakan Nen nya untuk memanipulasi dirinya sehingga jarak atau posisinya tidak bisa di lacak oleh En nya Lucia.
Illumi : (Luci, ternyata kau sudah tumbuh sekuat ini. Kakakmu ini sungguh senang) *tersenyum licik*
**************************************
Gon bersandar di sebuah pohon besar lalu berpikir dengan keras.
Gon : (Bagaimana caranya aku mencuri nomor IDnya Hisoka ya?)
Selama berpikir keras, ada terlintas sedikit ingat-ingatan sebelumnya di mana Gon hampir mati saat melawan Hisoka secara langsung yang berada di rawa Numere** dan seketika itu rasa traumanya kembali muncul sehingga langsung membuatnya sedikit takut akan hal itu.
(** buat Readers yang lupa bisa kilas balik ke episode 15)
Gon : Hmmm...
Tiba-tiba dia teringat akan perkataan yang dilontarkan oleh Lucia pada saat di kapal ferry lalu menggumamkan kata-kata tersebut.
Gon : "Burulah saat dia sedang berburu" ya? Apa ya maksud dari--- Eh?
Pada saat sedang memikirkan perkataan itu, tiba-tiba dari tempat persembunyiannya Gon melihat ada dua peserta ujian. Dan itu sangat menarik perhatian Gon. Seketika itu, Gon langsung memerhatikan peserta ujian yang sedang mencoba berburu peserta ujian lainnya dengan sesakma.
Gon : (Ada peserta lain dan dibelakangnya ada seorang peserta lagi...)
Kedua peserta itu adalah Kyuu dan Pokkle. Kyuu membelakangi Pokkle yang tertutup dengan rumput-rumput hijau yang sangat tinggi. Jarak di antara mereka berdua tidaklah terlalu jauh. Kyuu merasakan ada seseorang yang dari tadi membuntutinya. Akan tetapi, dia tidak bisa menemukan orang tersebut.
Kyuu terus menerus berhati-hati dan melihat ke sekelilingnya dengan sudut matanya yang tajam. Pokkle bagaikan seekor singa yang sedang menunggu waktu yang tepat untuk memburu mangsanya. Dia sangat berhati-hati dan memerhatikan setiap gerak gerik Kyuu.
Gon : (Peserta yang ada di belakangnya ingin menyerang orang yang ada didepannya...)
Gon bercucuran keringat. Dia terpaku diam dan melihat semua itu dengan tegang. Pandangan tidak dialihkan sedikit pun ke arah lain. Dia melihat Pokkle menarik keluar anak panahnya. Terdengar suara saat menarik busur panah. Lalu pada saat itu juga Kyuu langsung menyadarinya dan tersenyum licik.
Kyuu dengan cepat membalikkan tubuhnya. Lalu langsung berlari cepat ke arah Pokkle. Bertepatan dengan hal itu, Pokkle sudah melepaskan anak panah yang dicampuri dengan racun pelumpuh dan obat penenang yang teramat kuat pada ujung anak panah miliknya.
Gon : (Dia berhasil menghindarinya!)
Meskipun Kyuu berhasil menghindari anak panah itu akan tetapi anak panah itu berhasil menggoreskan kulit pada lengan kanan Kyuu. Kyuu yang berdiri di hadapan Pokkle telah menodongkan pisau besarnya ke arah Pokkle dan bersiap untuk menyerang.
Kyuu : Hey, tadi itu hampir saja! (tersenyum licik)
Meskipun gagal membunuhnya tapi Pokkle yang melihat anak panahnya yang berhasil menggoreskan pada lengan Kyuu pun tersenyum puas.
Kyuu : Oh maaf saja ya, tidak semudah itu kau bisa-- ugh... Ti-tidak semudah... A-apa?!
Kyuu seketika ambruk ke tanah dan hampir kehilangan kesadarannya. Napasnya menjadi berat, dia memaksakan dirinya untuk melihat ke arah Pokkle yang sedang meraba-raba tasnya untuk mencari nomor ID miliknya.
Kyuu : Ugh...
Pokkle : Racunnya bekerja dengan sempurna (tersenyum licik)
Pokkle berhasil mendapatkan nomor ID. Dia berdiri lalu memandang rendah Kyuu yang tergeletak di tanah yang tidak berdaya dan pergi meninggalkan Kyuu begitu saja untuk mencari persembunyian. Gon menyaksikan semua itu dengan keadaan diam dan kembali menganalisa ulang kejadian tadi dengan pemikirannya sendiri.
Gon : (Sugoi!! (Hebat!!) Dia (Pokkle) dapat menghilangkan keberadaannya seperti dia mengejar mangsanya. Eh...?! Apa ini yang di maksud dengan perkataan Lucia? Jadi pada saat Hisoka sedang mengejar mangsanya saat itu juga kesempatanku untuk mencuri nomor IDnya. Jadi ini yang namanya bagaimana kau memburu!)
Lalu tiba-tiba dia langsung paham dengan perkataan Lucia lalu tersenyum. Gon mengambil tas yang dia letakkan di sampingnya lalu melompat turun dari pohon besar itu.
Gon : (Itu dia! Baiklah, saatnya mencari tempat untuk berlatih!)
Gon berlari sekuat tenaga dengan perasaan senang yang menggebu-gebu saat mendapatkan ide, dia kembali bersemangat dengan adanya sebuah kesempatan untuk bisa mencuri nomor IDnya Hisoka.
Gon mencari tempat yang aman untuk latihan, dia juga mengambil beberapa buah apel sebagai pengganti nomor ID Hisoka. Dia memfokuskan dirinya ke arah buah apel yang berjejeran lalu membayangkan wajah Hisoka dan mengayunkan alat pancingnya ke arah buah apel.
Di bagian Lucia.
Sudah 15 menit, Lucia terus mondar mandir di tengah-tengah banyaknya pepohonan tinggi ke sana dan ke mari untuk mencari jejak Gon.
Lucia : (Sial! Aku beneran kehilangan jejak Gon! Pasti sekarang Gon sudah berhasil mendapatkan idenya dan berlatih disuatu tempat. Tunggu! Biar kuingat-ingat dulu, di cerita aslinya tempat latihan Gon itu berada dekat dengan air.)
Lucia langsung bergegas pergi ke tempat adanya air untuk mencari Gon. Selain itu di belakangnya dengan jarak beberapa meter darinya, Illumi juga mengejar dan mengikutinya.
Kembali di bagian Gon.
Gon yang sudah berlatih beberapa kali dan berhasil menangkap buah apel yang berjejeran dengan alat pancingnya masih merasa belum puas. Dia duduk di atas tanah sambil mengunyah apel tersebut.
Gon : (Tidak bisa. Hisoka kan tidak diam saja seperti apel-apel itu. Hmm... Bagaimana caranya ya? Lagipula aku harus memikirkan pada saat Hisoka menghindar dan juga ada kemungkinan jika dia menyerang.)
Pada saat itu juga Lucia berhasil menemukan Gon. Dari atas pohon dia melihat Gon sedang berpikir keras sambil memakan buah apel. Lucia tersenyum lega. Akan tetapi, seketika senyumannya itu hilang dari raut wajahnya karena menyadari keberadaan Geretta yang bersembunyi di balik semak-semak untuk menunggu kesempatan untuk memburu Gon.
Lucia : (Syukurlah, aku berhasil menemukanmu Gon. Huh? Geretta? Oh benar, aku hampir lupa jika alur ceritanya masih ada sedikit kesamaan dengan cerita aslinya.)
Illumi : (Begitu, jadi buruannya itu antara si bocah itu (Gon) atau orang itu (Geretta)?)
Illumi juga menyadari keberadaan Geretta akan tetapi dia tidak memerdulikannya. Dia yang berdiri beberapa meter dari Lucia, memegangi dagunya lalu sibuk dengan pikirannya.
Illumi : (Meskipun Luci ada banyak celah tapi kalau aku menyerang sekarang, aku akan ketahuan oleh bocah itu. Bocah itu pasti akan ikut campur. Apa aku bunuh saja bocah itu? Tapi jika kulakukan itu, Hisoka akan mengamuk. Dan itu akan merepotkanku nanti.)
Gon melihat ke sekelilingnya tiba-tiba ada yang menarik perhatiannya. Dia tertarik saat ada seekor burung camar yang sedang menangkap ikan yang melompat ke luar dari air untuk menangkap serangga kecil yang terbang di atas permukaan air. Dia pun bangkit dan memerhatikan sekali lagi dengan sesakma.
Gon : Ternyata begitu! Benar burung itu mirip Hisoka dan ikan itu adalah buruannya! (bergumam)
Gon merasa ada sebuah harapan kecil lalu kembali bersemangat untuk latihan. Tanpa terasa waktu terus berjalan dan hari semakin gelap, matahari pun mulai terbenam. Gon pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Di bagian Leorio dan Kurapika.
Leorio berjalan seorang diri dengan memerhatikan sekitarnya dengan hati-hati. Dia berhenti sejenak dan menghapuskan keringat yang bercucuran di wajahnya dengan tangannya.
Dia mengambil sebuah kartu yang tadi dia dapatkan dari saku celananya, melihat kembali nomor pada kartu tersebut lalu bergumam sesuatu.
Leorio : Sebenarnya siapa sih peserta dari nomor ini?
Sedangkan Kurapika berdiri di atas pohon seolah-olah menikmati matahari terbenam, akan tetapi dia sedang mencari peserta ujian yang akan melewati jalan ini dan berharap targetnya yang melewatinya, akan tetapi hasilnya nihil.
Kurapika : Matahari sudah mulai tenggelam, sebaiknya aku akan beristirahat dulu untuk menunggu besok pagi.
Kembali di bagian Gon.
Matahari sepenuhnya terbenam. Gon berbaring lalu melentangkan kedua tangannya di atas tanah. Dia terengah-engah dan memandangi langit yang penuh dengan bintang lalu dia pun menyadari kalau malam hari pun telah tiba.
Gon : Tak kusangka kalau akan sesusah ini!
Lucia : (Tentu saja susah dengan kemampuanmu yang sekarang. Berjuanglah Gon!)
Lucia menggigit buah apel lalu menggunyahnya. Dari sejak tadi dia terus berada di atas pohon memerhatikan semua gerak gerik dan latihan Gon. Sedangkan Illumi juga sama, tidak jelas melakukan apa dia terus menatap Lucia sambil menggunyah buah apelnya. Gon bangkit, lalu melihat ke arah atas kiri lalu ke kanan
Gon : Hari sudah malam, susah untuk melihat juga. Dan semua burungnya pun sudah pergi. Ya sudahlah... Yosha!! (Baiklah!!) Aku akan menangkapnya lagi besok pagi!!
Gon pun kembali berbaring dan tertidur dengan lelapnya. Sedangkan di balik semak-semak, Geretta yang sejak dari tadi menunggu kesempatan untuk memburu Gon pun sudah tertidur.
Keesokan harinya, matahari tampak batang hidungnya kembali. Gon yang masih pantang menyerah pun terus menangkap burung-burung itu. Meskipun berulang kali gagal.
Dia terus menerus mencoba sampai pada akhirnya dia berhasil menangkap burung itu saat burung itu sedang menangkap ikan, Gon pun berteriak keras dengan senang. Gon akhirnya menguasai trik untuk memburu Hisoka. Bagaimana pun, Gon juga diburu.
Gon : BERHASIL!!!!
Lucia yang sedang menikmati cookies yang dia ambil diem-diem dari rak Milluki sebelum dia keluar dari rumah itu melompat kaget dengan teriakan Gon yang secara tiba-tiba itu pun hanya bisa mengeluh lalu tersenyum makhlum. Tanpa sengaja, Lucia melihat Geretta tersenyum licik.
Gerreta : (Pfft. Dalam satu hari, dia benar-benar menguasai seni memburu, anak yang menakjubkan! Akan tetapi, dengan konsentrasi yang kuat itu, akan semakin mudah untuk memburunya)
Geretta sedang menunggu kesempatan yang tepat untuk memburu Gon. Dia yang tahu Gon akan segera bergerak untuk memburu Hisoka pun kembali menjaga jaraknya.
Lucia : (Bisa saja sih ku bunuh peserta menyebalkan itu tapi aku harus menahan diriku supaya tidak mengacaukan alur cerita dan juga rencanaku)
Gon melepaskan burung itu. Dia tersenyum cerah saat melihat burung itu bisa terbang tinggi ke atas langit.
Gon : (Egh! Aduuhh perih. Ah, aku berlatih terlalu keras melempar pancingan selama 1 hari sampai tidak sadar kalau tanganku berdarah. Tapi aku merasa puas karena akurasiku sudah cukup sempurna. Aku akan memanfaatkan teknik ini saat mencuri IDnya Hisoka nanti. Selanjutnya tinggal mencari Hisoka saja!) *tersenyum percaya diri*
Tanpa sadar, Gon menggepalkan tangannya terlalu erat. Dia terlalu senang dan bersemangat sehingga lupa akan tangannya yang terluka.
Gon : Aduuuhh, aduuhhh... (meringis kesakitan)
Gon membalut tangannya yang terluka dengan kain pembalut luka yang dia bawa dari rumahnya. Mito yang memasukkan bahan-bahan yang diperlukan ke dalam tasnya. Dia membalut tangannya yang terluka seadanya dan Gon bersiap-siap untuk bergerak.
Gon : (Tapi bagaimana caranya aku mencari Hisoka ya?)
-Bersambung-
Bagaimana Readers? Semoga sukses membuat kalian penasaran ya. Hahaha... #kabur 🏃♀️🏃♀️🏃♀️
Ya, seperti biasanya jangan lupa KOMENTAR dan tentu saja VOTE supaya Author semangat ya! 🙏😊 Ditunggu kelanjutannya ya ❤