ดาวน์โหลดแอป
14.85% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 26: Keturunan!

บท 26: Keturunan!

" Mama!" sapa Valen pada mamanya yang sedang duduk di teras.

" Al!" balas mamanya dengan terharu.

" Mama apa kabar?" tanya Valen.

" Baik, sayang!" jawab mama Valen.

" Al lapar! Mama masak apa?" tanya Valen.

" Ayo, nak! Mama akan memasak kesukaan kamu! Kamu kenapa nggak datang waktu kakakmu menikah?" tanya Valen.

" Buat apa, ma! papa dan lewis nggak akan suka kalo Ala datang!" jawab Valen.

" Ayo duduk sini!" saat mereka sampai di dapur. Mama Valen memasak capjay udang kesukaan Valen.

" Apakah mereka tinggal disini?" tanya Valen. Mama Valen terdiam, dia seperti menyembunyikan sesuatu.

" Tidak! Lewis mengajaknya bepergian dan mereka baru seminggu yang lalu berangkat!" kata mamanya.

" Siapa pengantin wanitanya? Apakah Al tahu?" tanya Valen.

" Tidak! Mereka dijodohkan papamu!" ucap mamanya.

" Ooo! Ma! Al punya kabar baik untuk mama!" ucap Valen.

" Apa?" tanya mamanya bergetar.

" Valen akan menikah ma!" ucap Valen, pyarrrrr! mangkok yang dipegang mama Valen terjatuh dan pecah.

" Ma! Mama nggak papa? Biar dibersihkan Pak Simin!" kata Valen lalu menuntun mamanya ke meja makan.

" Mama kenapa? Kok nggak hati-hati?" kata Valen.

" Ada apa, Buk?" tanya Marni

" Mbok, tolong suruh Pak Simin membersihkan pecahan kaca, ya!" kata Valen.

" Mas Valen? Iya, mas!" jawab Marni. Valen mengambil sesuatu di ruang tengah, tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat dirindukannya selama hampir sebulan ini. Matanya membulat saat dilihatnya foto Tata dan Lewis memakai pakaian pengantin menghiasai dinding ruang tengah mereka.

" Reyn? Apa ini kamu? Tidak! Kamu sangat mencintaiku! Kamu nggak akan melakukan ini padaku!" kata Valen pada dirinya sendiri. Dilihatnya nama yang tertera di bawah foto.

" Pernikahan Lewis Abiseka dan Renata Wardani"

Seketika jantung Valen seakan terlepas dari tubuhnya, dia terjatuh di lantai dengan posisi terduduk, dia merasa dunianya hancur melihat kenyataan itu.

" Al!" panggil mamanya dengan mata yang telah basah dengan airmata.

" Kenapa dia selalu merenggut yang aku punya, ma?" tanya Valen menatap mamanya.

" Sayang! Jangan bicara seperti itu. Semua adalah permainan takdir!" ucap mamanya.

" Akkhhhhhh! Sakit sekali rasanya, ma!" derita Valen sambil memukul-mukul dadanya. Mamanya hanya menangis melihat penderitaan anak bungsunya. Valen berdiri dan meninggalkan rumah itu.

" Bos!" panggil Ben.

" Gue kalah lagi, Ben! Dia lebih memilih Lewis daripada gue!" ucap Valen.

" Maaf, Bos!" kata Ben sedih.

" Kita pergi!" ucap Valen. Valen memutuskan kembali ke rumahnya, walau dia datang hanya sesekali saja, karena dia lebih sering pergi keluar kota atau negara.

Waktu terus bergulir, Valen mencoba melupakan Tata, walau itu rasanya tidak mungkin, tapi dia tidak mau menyakiti hati mamanya. Mungkin memeang takdir telah menentukan siapa mendapatkan siapa. Valen saat ini sedang menjalin hubungan dengan Sonya sekretarisnya, Sonya seorang sekretaris yang cantik dan pandai, dia tidak seperti wanita-wanita lain yang ingin mendekati Valen untuk keuntungan sendiri. Sonya sedikit memiliki kemiripan dengan Tata, mereka sama-sama pandai.

" Sayang! Kita makan malam dirumah kamu?" tanya Sonya saat selesai jam kantor dan duduk di sofa kantor Valen.

" Iya! Mama mengundang kita! Sudah seminggu aku tidak pulang!" jawab Valen. Sonya mendekati kekasihnya itu dan menangkup wajah Valen.

" Jangan kerja terlalu keras! Wajah kamu bisa jadi lebih tua ketimbang usia kamu!" sindir Sonya.

" Jangan menggodaku!" ucap Valen melihat bibir merah Sonya yang menantangnya. Ahhh, Valen! Kamu hanya menggodaku saja dengan berkata seperti itu, tapi sekalipun kamu tidak pernah menyentuhku selain menciumku! batin Sonya. Mereka akhirnya pergi ke rumah Valen setelah Sonya pulang sebentar ke rumah dan berganti pakaian, begitu juga Valen yang mandi dan berganti pakaian di kantor.

" Kok ramai, sayang?" tanya Sonya.

" Iya! Ada apa, ya?" tanya Valen balik.

Tiba-tiba dari arah pintu berlari seorang gadis cantik dengan baju warna putihnya. Gadis itu terjatuh dengan cepat Valen meraih gadis cilik itu dan menatapnya. Gadis itu tidak menangis walaupun dia terjatuh.

" Kamu tidak apa-apa gadis cantik?" tanya Valen sambil menggendong gadis itu.

" Leva kuat, om!" ucap gadis itu dengan gaya cadelnya.

" Kamu kenapa lari-lari?" tanya Valen lagi.

" Leva nggak mau di gendong papa! Papa bohong!" katanya lagi.

" Bohong kenapa?" tanya Valen.

" Kata papa leva boleh naik-naik, tapi papa malah liat leva naik!" jawab gadis itu sedih.

" Nanti naiknya sama om aja mau?" tanya Valen.

" Benelan?" tanya gadis itu semangat.

" Iya! Nama kamu siapa?" tanya Valen.

" Levalina! Panggilnya Leva!" jawab Leva.

" Reva?" tanya Valen. Reva mengangguk.

" Reva, aku Om Valen! Ini Tante Sonya!" kata Valen.

" Hai, cantik!" sapa Sonya.

" Halo ante cantik!" sapa Reva.

" Revaaaaaa!" teriak seseorang dari dalam rumah.

" Itu mama, om! Om gendong leva ya!" ucap Reva, entah kenapa Valen menurut saja dengan keinginan anak itu, seakan dia memiliki hubungan batin yang kuat dengannya.

" Re...va..."

Valen tertegun menatap sosok di pintu rumahnya, Reyn! Apa itu bener-bener kamu? batin Valen teriris. Tata berjalan kearah Valen sambil menatap Valen dan Sonya bergantian. Dia pasti kekasihnya! batin Tata, lalu dia meraih Reva dari pelukan Valen.

" Leva mau endong om alen, ma!" kata Reva.

" Reva gendong mama, ya! Om mau masuk dulu!" kata Valen canggung. Valen menarik tangan Sonya dan masuk ke dalam. Sedangkan tata masih berdiri menggendong Reva dengan dada yang berdetak tidak karuan dan perasaan yang kacau. Ternyata malam ini adalah malam kedatangan Lewis dan keluarga, karena itu papa Valen mengundang kedua keluarga untuk makan malam di rumahnya.

" Perhatian! Selamat datang kembali buat anakku Lewis dan Tata juga cucuku yang cantik Reva, setelah 3 tahun lamanya bepergian dan sekarang kembali kesini!" kata Guntur.

" Ini anak kedua kami, mas panji! Namanya Valentino Abiseka, dan dia sebentar lagi akan menikah dengan kekasihnya, Sonya!" tutur Guntur. Sonya tersenyum sedangkan Valen hanya diam saja, lalu tersenyum menggenggam tangan Sonya di atas meja lalu menatap Sonya. Semua itu tak lepas dari pandangan mata Tata dan Lewis. Lewis melirik istrinya dan menggenggam tangan Tata, Tata tersenyum, sekilah Valen melirik perbuatan Lewis dan dadanya terasa sesak.

" Selamat kalau begitu pada Nak Valen! Semoga semua berjalan dengan lancar!" ucap Panji. Kemudian mereka makan malam bersama dan Lewis berbagi cerita lucu tentang Reva yang membuat semua tertawa. Valen menatap Reva dengan tajam, Tata melihat itu, dada Tata berdegup kencang karenanya. Lalu orang tua Tata pamit pulang karena sedikit lelah.

" Aku antar Sonya, ma!" kata Valen pada mamanya. Dilihatnya Reva sudah tertidur dipelukan Lewis.

" Sonya pamit, Tante! Om!" kata Sonya lalu mencium mama dan papa Valen.

" Kak Lewis, kak Tata! Aku pulang dulu!" pamit Sonya.

" Iya!" jawab Tata dan Lewis. Lalu Valen menggandeng tangan Sonya dan membukakan pintu mobil lalu pergi meninggalkan rumah Valen.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C26
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ