Acara besar tahunan sekolah akan tiba, aku ingin membuat sebuah penampilan yang beda dari yang lain. Aku ingin penampilanku kali ini tidak hanya penampilan yang biasa-biasa saja, tetapi aku ingin membuat sesuatu yang wow spectacular, bombastis, dan impresif. Dan tiba-tiba aku ingat dengan sebuah drama musical yang pernah aku tonton di Rumentang Siang, Kosambi Bandung. Sebenarnya drama itu dipertunjukkan kepada anak-anak SMA, gunanya sebagai sarana pembelajaran. Jadi kami menonton sebuah pertunjukan drama itu tidak hanya sebagai tontonan tetapi juga sebagai tuntunan.
Nah pada drama ini aku mengajak beberapa temanku, salah satunya adalah Salsa. Aku berperan sebagai Wildan, sahabatku(Ages) berperan sebagai Udin, dan aku sengaja menjadikan Salsa sebagai lawan mainku, ia menjadi Sariyati. Entah kenapa pada saat itu aku ingin sekali Salsa menjadi lawan mainku. Apakah aku sudah mempunyai rasa cinta kepadanya? aku juga bingung. Okelah daripada banyak basa-basi mending kita langsung saja ke ceritanya...
SOERABI MAK IJAH. Pada suatu desa hiduplah seorang pedagang Soerabi yang sangat enak dia bernama Mak Ijah. Pada saat itu Mak Ijah sedang ingin membuka peresmian toko barunya. Mak Ijah mempunyai seorang anak yang bernama Sariyati, dia anak yang cantik, manis dan mandiri.
Suatu hari mak Ijah menyuruh Sariyati untuk pergi ke pasar dan membeli seluruh bahan-bahan untuk membuat Soerabi. Disaat Salsabila pergi ke pasar untuk berbelanja, di toko barunya Mak Ijah merapikan tokonya agar terlihat rapi, bersih dan wangi karena akan kedatangan tamu yang sangat istimewa. Setelah semuanya telah selesai datanglah tamu istimewanya itu. Tamu istimewanya disambut dengan baik dan sopan oleh Mak Ijah beserta karyawannya.
Tanpa lama-lama lagi Mak Ijah pun akan segera membuka dan meresmikan toko barunya dengan simbolis. Simbolisnya adalah tali pita yang membentang dari sudut kiri sampai sudut kanan dan juga gunting untuk memotongnya. Mak Ijah memberikan gunting ke tamu istimewanya dan mempersilahkan untuk memotong tali pita tersebut. tali pita itu dipotong oleh tamu istimewanya disertai dengan membaca basmallah bersama-sama dan toko Mak Ijah pun resmi dibuka. Suara tepuk tangan mulai terdengar bergemuruh disertai dengan ucapan selamat dari tamu istimewa beserta rombongan-rombongannya kepada Mak Ijah. Saat orang-orang sedang bersukacita, datanglah dua orang remaja yang bernama Wildan dan Udin. Terlihat dari wajah kedua orang tersebut sedang gelisah dan seperti orang yang sedang kebingungan.
" Din bener gak ini tempatnya? "
" iya bener ini tempatnya yang pernah aku ceritain "
" katanya ada cewek cantik, mana ceweknya?"
" Aku juga gak tau Dan, tapi yang jelas disini ada cewek cantik. Kalau gak percaya, tuh itu ibunya namanya Mak Ijah "
" Ah masa? itu ibunya? ibunya aja kayak gitu apalagi anaknya "
" yeeh kamu nggak tau sih ibunya dulu primadona di kampung sini! "
" Ooh gitu ya... "
" iya! "
Wildan dan Udin terus membicarakan tentang perempuan cantik(Sariyati) terus-menerus sampai datanglah om-om yang kaya raya tajir melintir, yang hartanya nggak bakalan habis sampai tujuh turunan. Dia datang ke toko Mak Ijah bukan untuk membeli Surabi melainkan untuk bertemu dengan Sariyati.
" Mak...! Sariyatinya ada? "
" eh... pak bento, maaf banget yah pak Sariyati nya lagi pergi ke pasar "
" jadi Sariyatinya lagi ke pasar ya?"
" iya... "
" yaudah kalau begitu saya tunggu saja sampai dia pulang
" enggak papa pak? "
" iya enggak papa "
Tidak lama kemudian Sariyati pun datang ke toko sambil membawa bahan-bahan Surabi. Wildan sangat terkejut saat Sariyati datang soalnya dia bagaikan malaikat yang jatuh dari syurga dan bagaikan sedang erep-erep yang hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa-apa.
" Din! yang namanya Sariyati itu dia? "
" iya! dia namanya Sariyati "
" cantik banget Din! "
" bener kan apa yang aku bilang? "
" iya Din! "
Wildan pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sariyati dan dia ingin mengenal Sariyati lebih jauh lagi. Tetapi untuk mengenal Sariyati lebih jauh lagi tidak semudah apa yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi saingan terbesarnya yaitu Bento. Saat itupun Bento langsung mendekati Sariyati.
" Sari udah pulang? "
" ehh... ada pak bento, iya pak baru pulang "
" eisss.... jangan panggil aku ''pak" dong, panggil saja aku ini AA "
" ouh iya maaf AA "
Setelah ia berbasa-basi dengan Sariyati, ia pun langsung meminta izin kepada Mak Ijah untuk membawa Salsabila jalan-jalan.
" Mak! saya minta izin ya mau ngajak Sariyati jalan-jalan dulu sebentar? "
" iya emak izinin! "
" yehh... emak mah, malah main izinin-izinin aja ih. harusnya emak teh nanya dulu ke Sari atuh mau atau enggak ih! " sontak Sariyati
" udah mau aja atuh, lagian kan dia itu kaya! " jawab Mak Ijah
" bukannya begitu Mak! tapi ka... "
" Jadi gimana Mak boleh tidak? " bento memotong pembicaraan
" oh ya jelas boleh lah...! " jawab Mak Ijah
" yaudah kita mau berangkat dulu ya Mak! "
" iya silahkan! "
" ihh... si emak mah ah...!!! " ucap Sariyati kepada Mak Ijah dengan sangat kesal.
Saat Bento dan Sariyati pergi, Wildan merasa dirinya itu gagal untuk mendapatkan Sariyati dan iapun putus asa.
" gimana nih Dan? masa kamu mau diem aja! " kata Udin
" ya... terus mau gimana lagi? sudah tidak ada lagi kesempatan untuk aku bisa mendapatkannya "
" jadi, hanya segini aja perjuanganmu? "
" mau gimana lagi din? " dengan nada kesal
" seharusnya kamu berjuang dong, jadi orang itu jangan mudah menyerah. Ingat kata pepatah sebelum janur kuning melengkung masih ada kesempatan untuk bisa mendapatkannya! "
" jadi maksudnya aku harus tetap berjuang? "
" ya iyalah...! "
" yaudah sekarang aku akan terus berjuang untuk mendapatkannya sampai dapat! "
" nah gitu dong! itu baru Wildan yang aku kenal ''
" tapi... "
" tapi kenapa? "
" kamu juga harus ikut ngebantuin ya! "
" Yee... kirain apa, ya iyalah pasti bakalan aku bantuin kok tenang aja! "
Sekarang, Wildan semangat kembali untuk mendapatkan cinta Sariyati, ia tetap menunggu Sariyati di depan tokonya. Tetapi jangan lupa semua itu berkat Udin. tanpa adanya Udin, mungkin Wildan tidak akan pernah bersemangat kembali dan entah apa yang akan terjadi kepada Wildan jikalau pada saat itu tidak ada Udin yang selalu menyemangati Wildan didalam suka maupun duka. Itulah gunanya sahabat, selalu memberikan semangat disaat sahabatnya sedang down. Sahabat juga harus susah senang bersama, bukan datang disaat butuh dan saat kita membutuhkannya dia menghilang. jika seperti itu berarti " Butuhnya doang! ".
Bento telah selesai mentraktir Sariyati di toko yang sangat mewah dan mereka pun kembali pulang ke toko Mak Ijah. Sesampainya di toko Mak Ijah, Bento memamerkan semua barang-barang yang telah ia beli di toko mahal untuk Sariyati dan tidak lupa juga Bento membelikan oleh-oleh untuk Mak Ijah. Barang-barang yang Bento belikan kepada Sariyati sangat mahal seperti: Tas brendit, baju yang buricak-burinong, sepatu limited edition, parfum yang sangat wangi bahkan bisa kecium sampai 1 km, cincin, kalung dan lain sebagainya. Barang yang Bento belikan. kepada Mak Ijah juga tidak kalah menarik " kalau dari kotaknya sih mewah " kata Mak Ijah. Saat kotak itu diberikan kepada Mak Ijah dan dibuka, ternyata isinya hanyalah cermin biasa " ih meni pedit! ai ka emak merena kan kaca hungkul! ". Bento tidak sabar melihat Sariyati memakai barang-barang yang sudah ia berikan kepadanya, dan Bento merayu Sariyati agar mau memakai barang-barang yang telah ia belikan.
" Sari! pake dong baju barunya! "
" gak mau ahk! "
" loh kok gak mau sih, itu baju mahal loh, gak semua orang bisa beli baju itu! "
" yaudah pake aja susah banget, kalau gak mau sini buat emak aja! " sahut Mak Ijah
" Yeeh... jangan atuh Mak, emang bajunya cukup di emak? "
" ya.. kalau gak muat juga kan bisa dijual, lumayan kan harganya mahal "
" ya jangan atuh Mak! yaudah aku pake deh! "
Sariyati pun memakai pakaian dan barang-barang yang telah dibelikan oleh Bento. Tidak lama kemudian Sariyati keluar dari kamarnya dan berpenampilan sangat-sangat-sangat cantik , membuat Bento semakin jatuh cinta dan juga membuat Wildan kelepek-kelepek.
" Wow...! kamu cantik banget "
" ahh... pak bento bisa aja nih... " jawab Mak Ijah
" ee... mohon maaf, saya bilang cantik ke Sariyati yah bukan ke emak! kalau emak mah hmm... " jawab Bento
" apa! kalau emak kenapa? " sontak emak
" enggak-enggak aku cuman bercanda. kalau begitu kan Sariyati udah cantik nih bagai mana kalau saya ajak jalan lagi, kita makan di luar! mau yah!. boleh gak Mak? "
" ya jelas boleh lah asal jangan lupa sama emak yah! emang mau makan Dimana sih? "
" ada deh.. yang penting pasti makannya di tempat yang mahal "
" ouhh yaudah lah bawa aja! "
" ihh... si emak mah maen enya-enya wae da...!!! " sontak Sariyati
" udah nurut aja! "
Pada saat Bento ingin membawa Sariyati jalan, tiba-tiba datanglah 4 orang perempuan dengan wajah yang sangat kesal, tidak lain dan tidak bukan mereka adalah I-S-T-R-I dari pak Bento. Keempat istri pak bento itu berasal dari berbagai daerah bahkan negara. Istri pertama berasal dari Bandung, istri kedua berasal dari Jakarta, istri ketiga berasal dari Jawa, dan istri keempat berasal dari China.
" Ooh... bagus ya...! " kata istri kedua
" Jadi kieu kalakuan bapak lamun keur diluar teh! " kata istri pertama
" jadi benar yah, kamu itu pria mata keranjang! " kata istri ketiga
" kalau kata aku sih B aja! " kata istri keempat
" Hey...!!! kamu nggak boleh gitu dong" tegur istri pertama, kedua dan ketiga kepada istri keempat
" iya-iya maaf.. " kata istri keempat
" Bu..bukan kayak gitu maksudnya, aku bisa jelasin semuanya kok ini semua nggak seperti yang kalian pikirin! " jawab pak Bento
" Dasar kurang ajar yah kamu, emang masih kurang yah kamu udah punya 4 istri! " kata istri ketiga
" emang kirang geulis kumaha coba abdi, sakieu geulis pisan, mojang Bandung yeuh! " kata istri pertama
" kurang seksi gimana lagi sih aku? segini udah seksi banget! " kata istri kedua
" kurang baik apalagi sih aku, aku selalu ngabulin permintaan kamu loh! " kata istri keempat
" enggak-enggak bukan kaya git... "
" Ahh... pokonya kamu harus dihukum! " kata istri kedua
" euhh... kudu disiksa atuh ieumah! " kata istri pertama
" kita kurung aja dikamar selama 2 bulan! " kata istri ketiga
" yaudah lah aku terserah kalian aja " kata istri keempat
Bento diseret dan dibawa pulang oleh keempat istrinya. tetapi ada satu kalimat yang membuat hati Sariyati sangat sakit " Dasar kamu PELAKOR yah..!!! PErebut LAKi ORang. Bisa-bisanya kamu mau merebut suami kita, mikir dong...!!! " Sariyati berusaha untuk tidak sedih tetapi itu sangat susah, ia memerlukan sosok laki-laki yang bisa membuatnya nyaman. Dan tiba-tiba datanglah Wildan beserta sahabatnya Udin.
" udah gak usah sedih kan ada aku disini "
" eh... kamu siapa? kamu dari tadi ada disini?"
" oh iya kenalin nama aku Wildan dan ini temen aku Udin "
" Ooh... iya kenalin nama aku Sariyati "
" jadi bener nam kamu itu Sariyati? "
" iya, emang kenapa? "
" enggak, nama kamu itu cantik sama kaya orangnya! "
" ahh... kamu bisa aja aku jadi malu tau... oh iya kamu kesini mau beli surabi kan? "
" engga-enggak! sebenarnya aku kesini emang sengaja mau ketemu sama kamu "
" ketemu sama aku? buat apa? terus kamu tau aku darimana? "
" yaa... aku mau mengenal kamu lebih Deket aja biar akrab "
" terus kamu tau aku dari siapa? "
" aku tau kamu dari temen aku "
" jadi maksudnya gimana sih? " Sari kebingungan
" jadi gini, dulu aku kan lagi jalan-jalan dan kebetulan aku lagi pengen surabi, dulu kamu jualan surabi keliling kan? " tanya Udin
" iya.. "
" nah pas aku beli surabi, aku belinya ke mamah kamu dan kebetulan kamu juga lagi ikut jualan sama mamah kamu. Rasa surabinya itu eenaaak banget dan aku mendapat kabar bahwa ibu kamu mau membuat toko surabi baru di daerah sini. Pas aku mau ajak Wildan kesini kebetulan dia lagi jomblo, jadi aku mau kenalin dia ke kamu "
" ouh... jadi gitu "
Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Mak Ijah datang dan memanggil Sariyati. Mak Ijah menanyakan tentang kedua orang itu( Wildan dan Udin).
" Sariyati...!! "
" iya Mak...!! "
" sini! itu siapa? "
" itu temen baru Salsa namanya Wildan sama Udin "
" udah kamu jangan deket-deket sama mereka! "
" emangnya kenapa Mak? "
" pokoknya mulai sekarang kamu jangan berteman dan deket-deket lagi sama mereka!. Mereka itu miskin! "
" emang emak tau dari mana kalau mereka itu miskin? "
" henteu oge sih... tapi pokonamah jangan deket-deket lagi sama mereka bahkan jangan berteman! mendingan oge jeung si pak Bento, geus mah kasep, kaya tajir melintir nepi tujuh turunan! "
" tapi kan kalau aa bento mah udah punya istri atuh Mak, malah mah empat istri na oge Mak! "
" enggeus pokonamah jangan...!!! hayu ikut, sekarang kamu akan emak kurung di gudang biar kamu enggak bisa kabur..! "
Wildan menguping pembicaraan antara Mak Ijah dan Sariyati. karena suasana semakin panas dan pada saat Sariyati tangannya ditarik oleh Mak Ijah, Wildan datang menghampiri mereka berdua untuk menyelesaikan permasalahannya.
" heh-heh-heh Mak jangan kasar dong! "
" Heh emang kamu siapa berani-beraninya mengatur-ngatur saya? "
" bukan begitu Mak, saya tau kalau Sariyati ini anak emak dan emak pasti mau yang terbaik kan buat Sariyati? semua orang tua juga sama ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya tapi enggak gini juga Mak caranya! walaupun aku miskin dan bahkan aku baru kenal dengan Sariyati, tetapi aku sudah bisa merasakan akan adanya cinta yang sangat besar diantara kita berdua, dan mungkin Sariyati adalah jodoh yang diberikan oleh Allah kepadaku! "
" alaah... bucin. anak jaman sekarang pikirannya itu cintaa... mulu! "
" yeehh.... si emak mah jiganu teu ngarasaan ngora wae! " sontak Sariyati kepada Mak Ijah
Setelah lama berbincang-bincang tetapi keputusan Mak Ijah sudah bulat akan mengurung Sariyati di gudang. Ia menarik Sariyati ke gudang yang sangat kotor bau, berantakan dan langsung mengunci pintunya. Setelah kejadian tadi, Wildan putus asa kembali karena setelah masalah Bento selesai ternyata cintanya untuk Sariyati terhalang juga oleh ibunya. Wildan pergi dari toko Mak Ijah, ia capek atas semua masalah yang telah menimpanya hari ini. Ia pulang untuk beristirahat sejenak, ia juga butuh waktu untuk menyendiri, maka dari itu Udin disuruh pulang terlebih dahulu oleh Wildan.
Keesokan harinya, Wildan bangun dari tidurnya pagi... sekali dan tidak biasanya Wildan seperti itu. ia langsung mencuci muka agar fresh. Dan saat ia sudah sadar tiba-tiba ia langsung teringat oleh Sariyati yang sedang dikurung oleh ibunya di gudang. Muncul lah ide dari Wildan untuk masuk ke rumah Mak Ijah mengendap-endap dan menyelamatkan Sariyati. Setelah berfikir matang-matang, Wildan pun bersiap-siap untuk melaksanakan rencananya.
Diam-diam Wildan masuk ke rumah Mak Ijah dengan penuh kehati-hatian dan waspada ia melihat jendela kamar satu-persatu untuk bisa menemukan gudang yang didalamnya ada Sariyati. Ia terkejut, dalam satu ruangan ia melihat Sariyati sedang duduk dan menangis serta meminta tolong supaya ia bisa keluar dari ruangan itu. Wildan mengetuk-ngetuk jendela tersebut agar Sariyati bisa melihatnya. Ia mengambil sapu, lalu ia memukul jendela itu menggunakan sapu dengan sekuat tenaganya "creek"(suara kaca pecah).
" Sariyati...! "
" Wildan...! "
" kamu enggak apa-apa kan? "
" iya, aku nggak papa kok. tapi kok kamu bisa masuk kesini sih? "
" gak penting gimana caranya aku bisa masuk kesini, yang penting kami selamat dulu, ayo kita kabur! "
" tapi gimana caranya! "
" ya.. gak ada cara lain ayok keluar lewat jendela! sini aku bantuin "
" yaudah "
" lompat! "
" Alhamdulillah akhirnya aku bisa keluar juga dari tempat ini! "
" Alhamdulillah, kalau gitu ayok sekarang kita keluar dari rumah ini! "
Wildan dan Sariyati keluar dari rumah dengan selamat dari Mak Ijah.
" eh...! ngomong-ngomong si Gemblong mana? "
" Gemblong? siapa? "
" itu ibu kamu "
" ih..! kamu mah gitu, gitu-gitu jukan kan ibu aku "
" iya-iya, si engang atuh! "
" yaa sama aja lah! "
" iya-iya maaf, jadi ibu kamu kemana? "
" kalau jam segini sih biasanya masih tidur "
" ouh... jadi kita aman dong! "
" iya, emang kamu mau bawa aku kemana? "
" yang penting aku mau bawa kamu jauh dulu dari sini "
Mereka berdua pergi ke taman untuk membicarakan tentang hubungan mereka berdua.Disaat mereka sedang mengobrol di taman yang sepi dan juga romantis, tanpa sepengetahuan mereka Mak Ijah datang bersama dengan kedua bodyguardnya. Ternyata Mak Ijah telah mengetahui rencana mereka berdua. Sebelum mereka keluar dari rumah Mak Ijah, mereka sempat mengobrol di gudang untuk merencanakan kabur. Ternyata di dalam gudang itu terdapat CCTV yang sudah terpasang di tempat itu sejak lama... sekali. Sariyati ditarik oleh Mak Ijah dan dibawa kembali ke rumah, sementara itu Wildan dihajar, dipukul, dan diinjak-injak oleh kedua bodyguardnya itu sampai pingsan. Setelah disiksa oleh keduanya, Wildan ditinggalkan begitu saja di taman yang sepi dan tidak ada seorang pun disana.
Wildan sadar dari pingsan, ia berusaha untuk bangun dari keterpurukannya, ia tidak memperdulikan tentang rasa sakit yang ada pada dirinya. Kali ini Wildan sangat-sangat-sangat marah, tanpa berfikir panjang ia langsung pergi menghampiri Mak Ijah untuk bertemu dengan Sariyati dan juga berhadapan dengan kedua bodyguardnya Mak Ijah.
Wildan berjalan ke rumah Mak Ijah dengan lemas tidak ada tenaga dan juga pincang. Tetapi di depan rumah Mak Ijah sudah ada yang menghadang Wildan dan terjadilah perkelahian antara Wildan dan kedua bodyguard itu. Walaupun Wildan sedang dalam keadaan yang tidak stabil, tetapi ia masih lihai dalam urusan berkelahi. Menit demi menit tenaga Wildan mulai terkuras habis dan sampailah Wildan di titik terendah tenaganya, yang dimana ia sudah lemah dan tidak sanggup lagi untuk melanjutkan perkelahian itu. Para bodyguard Mak Ijah justru malah memanfaatkan kesempatan ini untuk memukul, menendang menginjak Wildan habis-habisan sampai ia tak berdaya lagi. Darah ada dimana-mana, rasa sakit dan perih telah menggerogoti sekujur tubuh Wildan dan sekarang Wildan sudah tidak sadarkan diri. Disaat situasi sedang seperti ini, keluarlah Sariyati dari dalam rumahnya dan begitu terkejutnya Sariyati saat melihat Wildan yang ia sayangi dan ia cintai telah terbujur kaku dihadapannya.
" Wildan...! Wildan...! Wildan...! bangun Wildan, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu tapi tolong please bangun Wildan...! "
Karena kedua pengawal itu tidak nyaman akan adanya Sariyati yang sangat berisik dan mengganggu, salah satu dari pengawal Mak Ijah itu memukul Sariyati dari belakang yang menyebabkan Sariyati jatuh pingsan. Tidak lama setelah itu Wildan mulai sadarkan diri dan ia terkejut karena melihat Sariyati yang sedang pingsan dihadapannya, ia berteriak memanggil-manggil Sariyati dengan sekuat tenaganya, tetapi ia langsung ditendang oleh bodyguard itu di bagian kepalanya lagi dan menyebabkan pingsan kembali. Kedua bodyguard Mak Ijah pergi meninggalkan tempat kejadian karena mereka takut disalahkan dan ditungtut oleh warga sekitar, dan semenjak kejadian itu kedua bodyguard Mak Ijah tidak pernah terlihat kembali mau itu di tempat kejadian atau bahkan di daerah-daerah lain. Karena mendengar suara berisik diluar rumahnya, mak Ijah pun penasaran, kejadian apa yang telah terjadi diluar?. Alangkah terkejutnya Mak Ijah saat keluar dari rumahnya dan melihat ada dua orang yang sedang terjatuh. yang satu berlumuran darah dan yang satu lagi biasa-biasa saja cuman ada sedikit luka di bagian kepalanya, tetapi ia tidak tahu apakah mereka pingsan atau bahkan meninggal. Mak Ijah sangat menyesal atas apa yang telah ia perbuat untuk anaknya, ia sangat depresi mengapa ia melarang anaknya untuk berpacaran dengan Wildan, jika ia mengijinkan mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Mak Ijah sudah kehabisan akal sehatnya sehingga ia mengambil pisau ke dapur dan kembali lagi keluar agar ia bisa mati disamping putrinya. Ia menusukkan pisau itu di bagian jantungnya dan Mak Ijah pun terjatuh dengan keadaan pisau yang pasih menancap di dadanya.
Sariyati terbangun dari pingsannya, dengan keadaan masih sakit di bagian kepalanya akibat pukulan yang sangat keras tadi. Saat ia membuka matanya, ia sangat amat terkejut atas apa yang dilihatnya. Ia melihat kedua orang yang amat sangat ia cintai terbujur kaku dihadapannya. yang pertama ia melihat Wildan yang terbaring dengan darah dimana-mana dan yang kedua ia melihat penampakan yang membuat Sariyati lemas, sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia melihat ibunya sedang terjatuh dengan darah masih mengucur dari pisau yang menancap di dadanya. Ia sangat terpukul sekali atas kejadian yang telah menimpanya. Sariyati berlarut-larut dalam kesedihannya, ia sangat menyesali atas semua perbuatannya yang membuat ibunya jengkel kepadanya. Ia sangat merasa Dosa dan juga durhaka kepada ibunya, mengapa dia tidak mendengarkan kata-kata ibunya, jika ia nurut dengan semua perintah ibunya mungkin tidak akan terjadi seperti ini. Tanpa berfikir panjang, Sariyati mengambil racun untuk membunuh hama seperti kecoa dan lain-lain yang ada di dapur dan kembali lagi keluar rumahnya. karena ia ingin meninggal disamping ibunya, ia pun meminum racun itu disamping ibunya dan mengambil pisau yang menancap di dada ibunya lalu ia mengangkat tinggi-tinggi pisau itu. Ia melihat darah yang masih menetes di pisau yang sedang ia pegang dengan sedih dan kesal ia menancapkan pisau itu di bagian jantungnya "bless..." . sebelum menghembuskan nafas terakhirnya ia sempat mengatakan " maafkan aku ibu.... ". Setelah mengatakan kalimat terakhirnya ia juga menghembuskan nafas terakhirnya pada saat itu juga. Sariyati meninggal dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Akhirnya mereka bertiga terjatuh dengan berlumuran darah dimana-mana di depan rumah Mak Ijah.
Pada saat itu suasana mendadak menjadi hening dan sepi tidak ada seorangpun yang melewati tempat itu. Disana sudah seperti tidak ada kehidupan kembali hanya suara hembusan angin yang terdengar saat itu. Tetapi tiba-tiba ada suara yang terdengar di tempat itu, suara itu seperti suara orang yang sedang batuk kesakitan. Dan ternyata benar itu adalah suara orang yang sedang batuk dan dia adalah Wildan. Wildan sedang berusaha bangkit dari keterpurukannya, dan pada saat ia berusaha bangun dan berdiri tegak, alangkah terkejutnya Wildan saat melihat 2 mayat yang sudah mati karena bunuh diri dihadapannya. Awalnya ia tidak percaya dengan semua ini, tetapi semakin lama ia baru menyadari bahwa ini nyata dan sedang dialami oleh dirinya. Saat melihat kejadian itu, Wildan tidak bisa mengucapkan sepatah-duapatah kata lagi yang bisa ia lakukan hanyalah menyesal dan berdoa kepada Allah SWT. Wildan berusaha untuk mendapatkan pertolongan dari warga sekitar ia berteriak sekencang mungkin sampai suaranya habis, berlari kesana-kemari untuk mencari bantuan. Tapi sayangnya perjuangannya sia-sia karena tidak ada seorangpun disana. Dan pada saat itu Wildan hanya bisa berdoa untuk mereka berdua dan memandangi langit yang begitu indah. Ingat
" PENYESALAN ADA DI AKHIR, KARENA YANG ADA DI AWAL ADALAH PENDAFTARAN ".
karena jika kita sudah mendaftar untuk menyesal maka tinggal menunggu penyesalan itu datang kepada kita.