"Mommy kenapa bicara begitu? tidak usah Mommy berterimakasih. Itu sudah menjadi tanggungjawab Reista Mom, Lagipula harusnya Reista yang berterimakasih pada Mommy. Karena berkat didikan Mommy, Ramel bisa menjadi suami yang baik". Reista mencium punggung tangan Nyonya Gornio, membuat nyonya gornio terharu sedih.
"Mommy belum bisa mendidik Ramel dengan baik Nak, Dia bahkan sering menyakiti dirimu. Apa yang kau banggakan dari itu?" Tanya Nyonya gornio.
"Mom.. di dunia ini tidak ada yang sempurna, Ramel sudah berusaha menjadi suami yang baik. Jika memang dulu Ramel sering menyakiti hati Reista, itu Dulu.. bukan sekarang.. Mungkin dulu adalah waktu untuk aku dan Ramel sama sama belajar, dan sekarang.. kami sudah bisa mempraktekkan semua pelajaran itu secara perlahan-lahan. Reista malah sangat bangga kepada Ramel, dia berusaha untuk menjadi suami yang siaga dan selalu ada". Reista tertawa kecil Memikirkan bagaimana Ramel yang selalu menurut jika Reista meminta sesuatu.