"Sebaiknya aku menghubungi Lucken sekarang sebelum masalah berlarut-larut." ucap Terry sambil menekan tombol panggilan di nomor kontak Lucken yang baru.
Dengan hati berdebar-debar Terry menunggu Lucken menerima panggilannya. Cukup lama Terry menunggu panggilannya di terima Lucken, hingga beberapa kali Terry mencoba panggilannya tetap saja tidak ada yang menerimanya.
Perasaan Terry sudah tak menentu bangun dari tempatnya dan berjalan ke arah jendela sambil menggenggam ponselnya.
"Kenapa panggilanku tidak kamu terima Luck? apa kamu benar-benar menghindari aku dan menganggap apa yang pernah kita lakukan tidak pernah ada?" tanya Terry dengan sebuah pertanyaan yang sanggup menghancurkan perasaannya.
"Apa mungkin kamu bisa melakukan hal itu padaku?" tanya Terry dengan mata berkaca-kaca merasakan kehilangan yang sangat dalam.