ดาวน์โหลดแอป
96.55% Luffy The OverPower Pirate (Indonesia) / Chapter 56: Chapter 45 Part 2

บท 56: Chapter 45 Part 2

Luffy segera merasakan munculnya kehadiran baru. Orang yang menyebut dirinya sendiri God Enel, muncul dan duduk di reruntuhan terdekat. Dia berpakaian mewah dengan beberapa perhiasan emas yang menghiasi tubuhnya.

Luffy tertarik dengan drum yang menempel di punggungnya serta cuping telinganya yang panjang dan aneh.

Enel menyeringai dan menggigit apel yang di bawanya. Akhirnya Robin keluar dari ke kagetannya.

"Yahahaha! Luar biasa, bukan?" dia mengumumkan dengan suaranya yang arogan. "Bahkan setelah dilemparkan ke langit, kota kuno yang agung ini masih memiliki aura keagungannya. Shandora. Tetapi bahkan sebuah kota legenda tidak dapat menampilkan kemegahannya ketika tertutup oleh awan."

Dia menggigit apelnya lagi.

"Aku yang menemukannya. Leluhur bodohku bahkan tidak pernah menemukan kota ini." dia melanjutkan. Robin sekarang berbalik untuk menatap Enel.

"Dan kau adalah?" Robin bertanya.

"Kurasa itu sudah cukup jelas, Robin." Luffy memberitahunya dengan tenang. Pria di reruntuhan itu hanya menyeringai.

"I am God." jawabnya sederhana. Dia mengambil satu gigitan besar lagi di apelnya. "Kalian berdua telah membuatku terkesan."

Enel memandang Robin.

"kau telah berhasil menemukan kota ini dengan sangat cepat." dia memberitahunya. "Tugas yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa kami selesaikan. Sepertinya seseorang akan lebih mudah menemukannya jika kau bisa membaca prasasti itu."

Lalu dia menatap Luffy.

"Dan kau." Enel memberitahunya. "kau berhasil mengalahkan salah satu pendeta ku hanya dengan satu pukulan. Tentu saja itu tidak berarti apa-apa bila melawan kekuatan tuhan, tapi bagiamanapun juga aku tetap memujimu atas kekuatanmu. Yang aku tidak mengerti adalah mengapa kau datang bersama wanita ini alih-alih membantu pertarungan nakamamu. "

Luffy menyeringai.

"Sangat sederhana, sungguh." Luffy menjawab. "Jika aku terlalu melindungi mereka, mereka akan tetap berada di bayanganku. Mereka harus bertarung dalam pertempuran mereka sendiri agar mereka akan menjadi sekuat aku suatu hari nanti."

"Jawaban yang mengesankan." Enel memuji. "Jadi ini hanya latihan untuk anak buahmu?"

Luffy mengangguk.

"Pada dasarnya ya. Kecuali mereka bukan anak buahku." balas Luffy.

"Terserah bagaimana kau ingin menyebut mereka, kau tidak perlu repot datang ke sini. Emas yang sangat kau inginkan itu tidak ada lagi di sini. kau terlambat beberapa tahun untuk itu." Enel memberitahunya.

"Emas?" Robin menyela. "Sekarang setelah kau menyebutkannya, aku tidak melihat satu pun di sini. Jadi kau yang mengambilnya?"

"Yahahahaha! Begitulah seharusnya, bukan?" Enel bertanya kepada mereka sambil memakan sisa apel. "Lagipula, siapa yang lebih layak memiliki logam mengkilap itu dari pada tuhan itu sendiri?"

Luffy merengut.

'Orang ini membuatku jengkel.' Luffy pikir. 'Tuhan ini, Tuhan itu ... oh, aku sangat suci!'

"Kalau begitu, bolehkah aku berasumsi bahwa kau juga yang mengambil Golden Bell?" Robin bertanya setelah beberapa saat. Pertanyaan ini sedikit mengejutkan pria itu.

"Hmmm? Golden Bell?" Enel bertanya balik.

'Dia tidak tahu tentang ini?' pikir Robin.

"Ini sangat menarik." dia melanjutkan. "Apa kau mengetahui ini dengan membaca tulisan kuno itu?"

"Tidak, sayangnya, jika lonceng itu tidak ada di sini ketika kau tiba, berarti lonceng itu tidak pernah berhasil sampai ke langit." Robin menjawab.

"Itu ada disini." Luffy menyela. Keduanya menatap Luffy. "Pasti ada di sini. Kalau tidak, Cricket-ossan pasti sudah menemukannya."

"Tidak juga. Itu-," Robin memulai.

"Tidak, dia benar." Ucap Enel memotong Robin. "Ketika tanah ini tiba di langit 400 tahun yang lalu, sebuah suara lonceng bisa terdengar berdering ke seluruh negeri. Jadi pasti lonceng itu di sini."

Dia berhenti sejenak.

"Para tetua di negeri ini menyebutnya 'Song of the Island'!" dia melanjutkan. "Jadi, lonceng itu terbuat dari emas. menakjubkan."

Ada keheningan selama beberapa saat.

"Menakjubkan." Enel mengulangi sekali lagi. "Yahahaha! Aku sarankan kita mencarinya selagi kita menunggu! Yahahahaha!"

Enel tertawa sebentar, tetapi setelah beberapa saat, tertawanya digantikan oleh ekspresi kesal.

"Aku bisa merasakan belatung di tepi pulau." dia bergumam. Luffy menatapnya dengan bingung.

'Aku tidak bisa mendengar percakapan seseorang. Yang yang bisa ku lakukan adalah merasakan emosi seseorang dan niatnya yang kuat. ' Luffy pikir. 'Apakah Observasi haki orang ini sebenarnya …. lebih kuat dari milikku ... atau itu karena buah iblisnya? '

Setelah beberapa saat, mata Enel berubah menjadi gelap dan ekspresinya berubah menjadi marah. Di sekitar tubuhnya juga mulai mengeluarkan energi listrik. Dia berdiri dari reruntuhan dan mengangkat tangannya.

"Apa yang kau ..." Robin berteriak. Energi lstrik terus terkumpul dan membesar di tangan kiri Enel dan kemudian dengan cepat melesat ke atas. Hampir di saat yang sama, Luffy merasakan ledakan energi yang kuat di suatu tempat di pulau itu. Yang terasa berikutnya adalah rasa sedih dan putus asa yang kuat dari aura yang familiar.

Luffy mengertakkan giginya karena marah. Tangan kanannya berubah menghitam.

"A-Apa itu tadi?" Robin bertanya dengan suara panik. Tubuh Enel berhenti mengeluarkan energi listrik dan dia menurunkan lengannya, kemudian menyeringai.

"Belas kasihan." Enel menjawab dengan suara arogannya. "Aku memberikan belas kasih kepada belatung yang menggeliat kesakitan dan membebaskannya. Bukankah itu yang harus dilakukan tuhan? Sepertinya gadis itu masih berlari, tapi itu tidak terlalu penting. Sudah waktunya bagi semua orang untuk mempelajari perayaan itu. setelah semua ini. Mereka semua akan tahu rasanya putus asa. "

Robin memandang pria yang memproklamirkan dirinya sendiri sebagai Tuhan dengan gelisah.

'Pria ini memiliki jenis buah iblis tipe logia.' pikir Robin. Robin kemudian melirik Luffy, yang terus menatap musuhnya.

"Nah, sekarang!" Ucap Enel menyadarkan Robin dari pikirannya. "Sudah waktunya untuk menyelesaikan semua ini, bukan? Kita kehabisan waktu. Rencana akhir ku siap untuk dieksekusi."

"Rencana …. akhir?" Robin mengulangi. Dewa itu hanya tersenyum dan mengangkat tangannya ke atas.

"WAKTUNYA SUDAH TIBA!" dia berteriak. "MUNCULLAH DI HADAPANKU, MORTAL RENDAHAN! SANGO!"

Ledakan kuat energi listrik ditembakkan ke atas dan menghantam awan pulau di sekitar bean stalk di atas. Pulau awan di atas hancur dan potongan-potongan awan pulau serta reruntuhan mulai jatuh dari langit. Enel hanya menyeringai ketika orang-orang yang ada di pulau awan yang di serang Enel panik ketika mereka jatuh.

"Aku sudah mengirimkan undangan untuk nakamamu untuk datang ke Shandora! Yahahahaha!" dewa-wannabe itu mengumumkan.

"Kemampuan pria ini ..." kata Robin ketika dia menyaksikan dengan mata membelalak kekacauan di atas. "Kekuatan yang mengerikan!"

Robin kemudian melirik Luffy, yang terus menatap Enel. Jelas bahwa dia masih marah, tapi tinjunya tidak lagi dilapisi Haki.

'Dia tampak tenang.' pikir Robin. 'Apakah dia tidak terkejut melihat dahsyatnya kekuatan itu?'

Robin dan Luffy berlari menghindar ketika reruntuhan jatuh ke area mereka berdiri, bersama dengan orang-orang dan ular raksasa. Saat ular itu terjatuh, beberapa orang muncul dari mulutnya yang terbuka. Ksatria langit bersama dengan rekannya dan setelah itu di ikuti Nami dengan gadis kecil, bernama Aisa, menggunakan sebuah waver.

'Apa yang dia lakukan di sini?' Luffy berpikir ketika dia melihat Nami menabrak tanah. Di dekatnya, seseorang mengangkat batu raksasa dengan tangannya dan membuangnya dari dirinya sendiri. Luffy dan Robin langsung memandang ke arah pria itu, yang ternyata adalah Zoro.

"Swordman-san!" Teriak Robin.

"Tidak bisa bernapas." Zoro mengeluh. Luffy terkekeh.

"Apakah kau jatuh dengan reruntuhan?" Robin bertanya padanya.

"Sialan!" Zoro mengutuk. "Aku hampir mati!"

Robin berkeringat.

"Kau tahu, kebanyakan orang pasti akan mati setelah mengalami apa yang kau alami." Robin memberitahunya.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C56
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ