บท 162: KETIKA AJAL DATANG MENJEMPUT

Andres tidak pernah sepanik ini dalam hidupnya hingga pendingin dalam mobilnya terasa mengeluarkan uap panas. Dia menyeka keringat dengan lengannya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan dan layar GPS. Tiga puluh menit berlalu tanpa hasil. Sia-sia. Dia sempat menghadang mobil penculik itu, tapi sialnya mobil itu menemukan celah dan lagi-lagi berhasil lolos. Kini dia tertinggal jauh. Andres mengumpat marah. Dia tidak ingin rasa takut menggerogotinya. Itu tidak boleh terjadi. Dia harus yakin dirinya dan polisi mampu menyelamatkan Alba. Seharusnya tidak sesulit ini. Tidak boleh sesulit ini. Dia tidak boleh menaruh Alba terlalu lama dalam bahaya. Dios. Bayangan adiknya dengan mulut dibekap dan tangan terikat membuatnya sulit bernapas. Tangan Andres bergetar. Keringatnya kembali mengucur deras.

***