"Massimo sakit..." rintih Gina kesakitan. "Aku tidak akan kemana-mana."
Massimo menutup telinganya rapat-rapat, pura-pura tidak mendengarkan apa yang Gina katakan. Dia justru semakin mengencangkan cengkraman tangannya ke pinggang Gina agar lebih mendekat padanya, padahal saat ini Gina sudah menempel padanya sejak mereka masuk kedalam mobil hingga saat ini.
"Siapkan penerbangan ke Almeria sore ini, Martin."
"No! Aku masih mau bersama keluargaku, Massimo."
Massimo menoleh ke arah Gina, memberikannya tatapan tidak suka. "Aku tidak butuh pendapatmu."
"Tapi..."
"Tidak ada tapi, kau harus ikut bersamaku pulang ke rumah. Barcelona bukan rumahmu lagi," ucap Massimo ketus.
Gina menggelengkan kepalanya, mencoba menahan air mata yang sudah berkumpul di kedua matanya. Gina tidak mau menangis, karena tahu jika dirinya menangis Massimo akan semakin beringas.