Hotel Riviera, pagi hari…
Arissa terbangun dengan tubuh yang lemas dan kepala yang berdenyut-denyut nyeri luar biasa. Keningnya berkerut menahan rasa sakit ketika ia merasa kalau ada seseorang yang sedang berada di sebelahnya. Tubuhnya beringsut sedikit dan melihat Cristan yang sedang tidur sambil memeluk erat dirinya dari belakang.
"Cristan?" tanya Arissa dengan suara parau dan menahan rasa sakit di dalam kepalanya.
"Kau sudah bangun, sayang?" tanya Cristan sambil memberikan kecupan di leher dan pipi Arissa.
"Mmm… ya…" kata Arissa sambil mencoba untuk duduk di atas kasur dan memijit kepalanya.
"Kepalamu sakit ya?" tanya Cristan sambil bangkit berdiri dan memberikan sebuah pil kecil berwarna putih kepada Arissa.
"Minum ini. Kau terkena hangover akibat minuman keras yang diberikan Robert kemarin malam. Ini adalah obat pengar dan obat ini bisa menghilangkan rasa sakit di dalam kepalamu…"
Arissa segera meminum obat tersebut dan menelannya dalam sekali tegukan. Selesai!!
okehhhh....
chapter terakhir di minggu ini yaa...
Besok mulai menjalankan tugas negara sebagai pengawas..hufff...hufff...
(menyemangati diri)
Untuk teman2 readers, stay strong and healthy yaa? Duhh, wabah Corona ini bener2 bikin kuatir bgt!!
Sehat selalu semuanyaaa!!!
SPOILER ALERT!!!
Wanda sedang marah-marah sambil membanting ponselnya ke atas lantai. Dalam sekejab, ponsel malang itu langsung hancur berantakan. Tapi Wanda tak peduli. Sambil menggigiti kukunya ia bergerak gelisah mondar-mandir di dalam apartemennya dengan wajah kuatir sementara Janus menunggu di sebuah kursi sambil mengamati semua gerak geriknya dengan wajah yang sangat tenang. Tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda ini sebenarnya. Tugas Janus hanya satu yaitu mendampingi dan menemani Wanda kemanapun wanita itu berada atau bepergian ke suatu tempat.