ดาวน์โหลดแอป
33.33% Actress ( Bahasa Indonesia ) / Chapter 3: 2) Is It Okay ?

บท 3: 2) Is It Okay ?

Dengan menggunakan mobil ku yang lawas alias 'bukan mobil laki - laki' aku pergi kerumah Riska.

Orang - orang tampak memandangiku dari cleah kaca mobil yang terbuka.

Di jalan gang rumah Riska sedikit sempit membuat orang - orang yang berjalan lebih mudah untuk melihatku menjadikan ku sebagai pusat perhatian.

Sesampainya rumah Riska. Aku langsung bisa menebak sifat - sifat menonjol dari Riska. Dari kamarnya tertata rapih, dan penampilan Riska yang cukup rapih dan memukau membuatku tahu beberapa hal darinya salah dua nya adalah ia adalah seorang wanita yang rajin dan pekerja keras.

Yah.. Dulu waktu kecil sering melototi TV yang sedang menayangkan film Detektif Conan. Terlihat dari pakaian nya yang sangat rapih dan begitu terlihat sangat terencanakan, nampaknya ia telah merencanakan apa yang ia akan pakai untuk pertemuan malam ini denganku.

Ia benar - benar tak meremehkan ku ia berfikir aku adalah dapat membuka kesempatan - kesempatan kesuksesan nya.

Kalau kalian gk ngerti sama apa yang aku bicarakan, mungkin seharusnya kalian perbanyak nonton kartun.. Mungkin..

Yaa.. Kupikir dia beneran ngajak Hangout

Tapi dia malah ngoceh ribuan kata permenit, nampaknya kita punya the next rap god disini.

Sampai akhirnya telingaku panas mendengar kata - katanya yang hanya melintas lewat, dari telinga kanan ke telinga kiri dan membuatku ngalamun.

Riska yang tak menyadari bahwa aku ngalamun menepuk pundaku setelah mungkin pemegang rekor dunia a million words in a minute, dan berkata

"Kamu kerja apa emmy..?"

Ini baru sedikit mengistirahatkan telingaku.

Yahh.. Nampaknya sekarang ini aku tak punya pekerjaan, mana mungkin aku kembali ke studio dengan penampilan seperti ini.

Aku tahu skill akting ku tetap sama tanpa perubahan, ini dapat membuatku berkarir lagi. Tapi ini tak semudah yang dibayangka..

"Tidak ada,, sepertinya aku keluar dari pekerjaanku"

"Mau ikut kerja sama aku nggak ?"

"Kerja apa emang.. ?"

"Aku ada nulis buku rencananya mau difilm kan, tapi kami kekurangan dana dan actrees"

"Boleh.. Aku juga bisa akting kok.."

Yahh.. Ini benar - benar kesempatan emas

Tak boleh dilewatkan apalagi aku kini sudah tak punya pekerjaan.

Tanpa banyak cincong aku langsung mengiyakan dan meyakinkan Riska.

Sebenernya Riska kenal aku nggak sihh.. Alias aku yang laki - laki 'Tommy Erikson'.

Siapa tahu Riska orang yang bisa dipercaya.

"Kamu tahu Tommy Erikson nggak ?"

Tanyaku kepadanya.

"Ohh.. Actor bangke kadal itu kan.."

Jawabnya dengan raut wajah yang nampak membekas dendam jama dahulu.

Aku tak tahu pasti, seingatku aku tak pernah berbuat lancang kepada perempuan. Kalu memang aku pernah berbuat lancang kepada Riska dulu, harusnya aku merasa familiar dengan wajahnya sekarang. Tapi aku benar - benar merasa pertama kali bertemu.

Memang aku pernah berbuat apa yahh.. ??

Membuat banyak pertanyaan, dari padaku pendam akan lebih baik bila kupertanyakan langsung bukan?..

..

"Memang kamu ada masalah apa dengan Tommy ?"

Tanyaku sambil mengingat - ingat apa yang telah kulakukan.

"Ayahku dipecat oleh nya.. Ia menuduh ayahku yang tak bersalah dan membuat keluargaku susah !."

"Kalau boleh tahu nama ayah kamu siapa "

"Pak Hartono SugihTenanTo, kamu kenal ?"

Tunggu.. Aku teringat bahwa benar aku telah menfitnah Pak Hartono SugihTenanTo

Dia adalah mantan pekerja studio yang kupecat karena karyawan lainya membencinya.

Kala itu aku sedang sangat lelah, hawa panas, keringat membanjiriku, lampu mati.

Aku yang sedang rebahan diruang istirahat khusus tiba - tiba mendengar pecahan yang setelah ku check terlihat Pak Hartono berada tepat disamping.

Aku memarahinya habis - habisan, ya.. Mungkin hawa disitu mempengaruhi amarahku juga.

"Maaf pak.. Tapi anda sudah menjadi bukti,

You're fired !"

Kuucapkan dengan lantang didepan wajahnya yang sedang merunduk murung tanpa sepatah kata, hanya pasrah melihat karyawan lain yang tertawa bahagia dengan kebohongan yang telah mereka perbuat.

"Ohh.. Aku tidak mengenal nya Riska."

Jawabku yang berpura - pura. Untuk sementara ini tidak dulu deh cari masalah.

...

Aku merasa bersalah telah memecat Pak Hartono tanpa pikir panjang. Aku langsung mengajukan diri kepada Riska untuk mendanai projek nya.

"Ohh ya, untuk dana yang kurang aku akan bayar.."

Ucapku setelah memegang tanganya yang sedang menggengam erat roknya.

Sesaat ia memandangiku membuatku sedikit teralihkan dan lupa jikalau aku masih berwujud perempuan.

Membuatku membelai poni nya sambil memandanginya.

Tidak lama kemudian ia berkata

"Kok.. Aku merasa aneh ya.."

Yang seketika menyadarkan ku menutup tanganku dan berdiri dengan batuk - batuk palsu.

Hufftt.. Hampir saja..

Tak lama kemudian aku langsung berpamitan pulang karena sudah larut malam..

Ditengah malam, dihujan yang deras, aku melihat tetanggaku Sinta yang tengah berjalan disepinya jalan dan trotoar.

Membustku mengerem mobil dan membuka kaca.

"Hey, mengapa kamu diluar sendirian. Tak baik untuk seukuranmu !. Rumahmu sejalur ayolah.."

"Tidak.. Aku jalan saja.."

"Bahaya.. Masuklah"

Ia menolak beberapa kali.

Tapi ia langsung mematuhiku ketika ia kehabisan alasan.

Yahh.. Karena kami tak begitu akrab jadi kami hanya terdiam disepanjang perjalan, ditambah ia terlihat seorang yang cukup pendiam.

Aku sampai dirumahnya yang tak jauh dari rumahku. Menurunkannya.

Sesampainya dirumah aku merenung didepan cermin, maksudku mengapa harus aku yang berubah..

Dan apa yang harus kulakukan..

Tak lama kemudian aku terlelap dikasur dengan irama musik yang penuh warna..

"And the memories bring back... Memories bring back you.. Do doo.. Do do do.."

...

...

***

•Monday 07:00 AM

Yahh.. Aku termasuk kesiangan untuk ukuran perempuan, tapi kali ini saja aku terbangun karena jam yang berbunyi ini.

Aku menyantap roti dan segelas susu yang sudah kusiapkan di meja makan.

Melihat TV yang menampilkan berita

"Tommy Erikson Berlibur"

Aku tak menyangka mereka menbuat berita tentang itu..

Menelan roti yang ada dimulutku polisi mengetuk pintu, nampaknya Verdi menanyakan tentang Emmy Eviliani pada orang tuaku.

Seketika orang tuaku pasti berkata Emmy Eviliani bukan lah keluarga kami. Tommy tak punya saudara bernama Emmy.

Melaporkan polisi dan menangkapku.

Aku menjatuhkan roti yang adadimulutku dan pasrah tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.

Memang benar ini sudah jadi takdirku.

Setelah menjalani sidang yang cukup rumit dan panjang secara terang - terangan kepada media aku pun dibebaskan dengan tanpa tuduhan.

Yaa.. Alias aku bisa dibilang tidak berbuat salah hanya saja melanggar norma kesopanan.

Walau secara terang - terangan media tetap hanya tahu satu hal yang benar Tommy telah menghilang..

...

...

Kini aku tak boleh masuk lagi kerumahku, karena aku sudah bukanlah Tommy akulah Emmy.. Gadis adaptasi dari seorang actor hollywood terkenal yang tampan dan kaya.

Saat aku berjalan tanpa uang dimalam hari tanpa harapan.

Melihat dari balik cahay tampak Riska mengulurkan tangan nya..

"Ayo aku masih ada kamar.."

"Ta - Tapi.. Kamu nggak ngira aku orang jahat?"

"Nggak lah.. Aku tahu kamu pasti juga difitnah oleh mereka.."

"Bu -Buk... Begi.."

"Sttt... Ayahku dulu juga begitu.."

Ucapnya yang memotong perkataan ku.

Yasudahlah dia memang baik.. Aku langsung memegang tangan nya dan pergi menginap kerumahnya..

Sesampainya disana ia menyalakan lampu dan mengecek kamar sebelah dirumahnya..

Yang tampak tak layak dipakai..

"Aku lupa.. Kamar sebelah belum direnovasi,, jadi semenatara kita tidur bersama dulu.."

"A..A-Apaa... Tidur bersamaa !!, tapi aku itu anu.. Kan.. Emm.."

Aku terlalu gagap membayangkan hal yang tidak - tidak. Maksudku aku merasa pertama kali tidur bersama satu ranjang dengan wanita.

Apa tidak apa - apa aku nih.. Sepertinya akan baik - baik saja, tuhan telah mengatur semua ini.

Beberapa lama kemudian ia langsung berbaring dikasurnya dan mengenakan selimut beserta baju tidurnya..

Ini hanya membuatku semakin bergetar..

"Kamu nggak tidur Emmy?,"

"A.. -Apa ini akan baik - baik saja.."

Ia menarik tanganku yang tengah berdiri disamping kursi dan mematikan lampu.

"Pastinya, kecuali kalau kamu laki - laki"

Ucapnya meyakinkan ku yang malah menakutkanku.

Sudahlah aku memasang headset dan terlarut tidur tanpa hal negative diperoleh..

Risak melepas sebelah headset Bluetooth ku dan menggunakan nya..

"Lagu yang baguss.."

". 'Couse the drinks bring back all the memories... Of.. Everything we've been throught.."

***

Thanks udah baca, tunggu episode berikutnya ya..

Actress Episode 3 ( Is It Okay ? )

Jangan lupa follow dan vote !


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C3
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ